Part 8

Keesokan harinya berita mengenai pesta pertunangan putri keluarga William tersebar di beberapa media. Ternyata malam itu ada seseorang yang diam-diam merekam dan menyebar luaskan video itu, sehingga saham di perusahaan William dan Stuart turun hingga 10 point hanya dalam satu malam saja.

Di tambah semua yang di katakan oleh Alex malam itu menjadi kenyataan di keesokan harinya, sebab perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan D. Group lebih memilih tetap memjalin kerjasama dan membatalkan kerjasama mereka dengan perusahaan milik Robert dan William.

Berita turunnya harga saham di dua perusahaan itu membuat Alex tersenyum penuh ejekan.

"Aku belum melakukan apapun pada mereka, tapi ada orang yang secara kebetulan membuat dua perusahaan itu sedikit terpojok, karena video itu." Gumam Alex.

Alex berdiri dari ranjangnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini dia akan melakukan konfrensi pers seperti yang sudah dia rencanakan sebelumnya.

Sementara itu di kamar yang lain, Brian masih bermalas-malasan. Dia tidak berminat untuk melakukan apapun, bahkan dia sudah mengundurkan diri dari tempat dimana dia bekerja selama ini.

Tentu saja setelah berita itu menyebar, Brian tidak akan nyaman lagi bekerja di tempat yang sudah membuat dia bertahan beberapa tahun itu. Karena itu dia memilih untuk keluar dari sana.

tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat kening Brian mengerut, tidak seperti biasa ada yang mengetuk pintu kamarnya sepagi itu. Dengan malas Brian bangun dan berjalan untuk membukakan pintu.

"Selamat pagi tuan muda. Maaf, tuan meminta anda untuk sarapan bersama dengannya dibawah." Ucap seorang pelayan setelah pintu kamar terbuka.

"Hmm baiklah, katakan pada kakak kalau aku akan segera turun."

"Baik tuan muda."

Brian kembali menutup pintu lalu berjalan ke kamar mandi. Sebenarnya dia benar-benar malas keluar dari kamar, namun kakaknya sudah menunggu dibawah.

10 menit kemudian Brian keluar kamar dan menemui kakaknya di ruang makan. Sampai disana dia melihat kakaknya tengah menikmati kopi yang di buat oleh kepala pelayan di rumah itu.

"Selamat pagi kak." Sapa Brian pada Alex.

"Iya, pagi."

Brian menarik kursi dan duduk di depan Alex. Kepala pelayan langsung membawakan minuman yang biasa Brian minum di pagi hari.

"Apa rencanamu hari ini?" Tanya Alex pada Brian.

"Tidak ada."

"Kalau begitu ikut kakak."

"Kemana?" Tanya Brian seraya menatap Alex dengan heran.

"Hari ini aku mengadakan konfrensi pers untuk menjelaskan semuanya."

Brian tidak berkata, dia hanya menatap kakaknya.

"Ada apa? Aku sudah merencanakan ini, bahkan jika kejadian tadi malam tidak adapun aku tetap akan melakukannya." Ucap Alex.

Alex menjelaskan pada Brian seolah Alex bisa membaca apa yang adiknya pikirkan itu.

"...... Baiklah aku akan ikut. Lagipula orang-orang yang ada disana tadi malam, ditambah berita yang ada di media sosial tidak bisa membuatku berpura-pura lagi." Ucap Brian dengan malas.

Sejak Brian memutuskan untuk berpura-pura menjadi orang biasa, Alex memang tidak pernah melarangnya. Hanya jika Alex tahu ada orang yang menghina Brian, maka Alex akan memberi peringatan dengan caranya sendiri tanpa di ketahui oleh adiknya itu.

Alex tersenyum mendengar persetujuan Brian yang mau ikut dengannya, tanpa harus berdebat seperti biasanya.

Setelah sarapan Brian kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian formal seperti yang kakaknya pakai hari ini. Bagaimanapun, dia tidak mau membuat kakaknya malu didepan banyak orang. Bukan karena takut, tapi karena dia juga menyayangi Alex dan ibu mereka yang sudah meninggal.

(Brian adalah adik angkat Alex yang di adopsi oleh ibunya, 3 tahun setelah mereka di usir oleh keluarga Stuart dari rumah mereka)

Alex menunggu Brian sambil melihat berita yang sedang panas di layar ponselnya. Bukan hanya berita tentang pesta tadi malam, berita tentang konfrensi pers yang akan dia lakukan juga menjadi berita panas hari ini.

"Aku sudah siap." Ucap Brian yang baru datang dengan pakaian formalnya.

Alex menoleh kesamping, dia melihat adiknya sudah siap dengan mengenakan setelan formal yang di bawakan oleh kepala pelayan untuknya.

"Bagus, ayo kita berangkat." Ucap Alex.

Mereka pun keluar dari rumah dan didepan rumah sudah terparkir indah sebuah mobil mewah, dengan supir pribadi yang telah siap disamping mobil itu.

Dengan sigap sang supir membukakan pintu mobil untuk kedua tuannya. Dan kemudian membawa keduanya ketempat konfrensi pers.

Didalam mobil Alex dan Brian sama-sama terdiam, mereka memang jarang berkomunikasi setelah ibu mereka meninggal dunia. Ditambah Brian yang memilih tinggal di apartment karena memilih berpura-pura menjadi orang biasa.

"Ehm kak, apa kau ada waktu minggu ini?" Tanya Brian membuka percakapan.

"Tidak ada, kenapa?"

"Aku... Aku ingin mengajak kakak mengunjungi ibu."

Alex mengangguk "Baiklah."

Brian mengangguk, setelah percakapan singkat itu mereka kembali terdiam, sampai akhirnya mobil yang mereka naiki berhenti didepan sebuah gedung yang cukup tinggi.

Pintu mobil terbuka, Alex dan Brian turun yang langsung disambut oleh Leon.

"Selamat pagi tuan, selamat pagi tuan muda." Sapa Leon pada Alex dan Brian.

"Hm." Alex menyauti.

"Selamat pagi juga Leon." Ucap Brian.

Tidak seperti Alex, Brian lebih hangat dan murah senyum kepada orang-orang. Walau begitu orang-orang tetap merasa tidak berani pada Brian, karena di belakang Brian berdiri seseorang yang siap menerkam mereka, jika sedikit saja mereka membuat Brian tidak senang.

Terpopuler

Comments

anita

anita

dominic kpn jtuh cinta

2023-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!