Setelah mendaftarkan pria tersebut menggunakan data yang ada di KTP, Dokter pun segera menindak lanjuti pasien dan memberikan pengobatan. Elin pun segera menemui Dokter dan bertanya mengenai keadaan pria tersebut.
"Dokter, bagaimana keadaannya?" Tanya Elin.
"Maaf, mbak ini siapanya beliau" Tanya dokter, sebelum menjawab pertanyaan Elin.
"Eemm...tadi saya yang menyerempet pasien itu dok, tadi saya mengejar penjambret yang merebut ponsel saya, jadinya saya melajukan motor saya dengan kecepatan yang tinggi, dan saat beliau menyeberang jalan, saya gak bisa mengendalikan motor saya, jadinya saya menabrak pasien itu dok" Jawab Elin dengan tertunduk.
Dokter mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari Elin.
"Kondisi pasien sudah siuman, tapi kaki beliau mengalami patah tulang. Saya mengenal pasien, karena sebenarnya saya adalah dokter pribadi keluarga pasien. Jadi, nanti saya akan menghubungi pihak keluarga pasien" Ujar Dokter Tama, yang notabene nya adalah dokter pribadi Keluarga Atmajaya.
"Ja-jadi Dokter sudah mengenal pasien dan juga keluarganya? Pasien yang saya tabrak tadi mengalami patah tulang? Apakah bisa sembuh dok?" Tanya Elin terbata-bata.
"Dokter, saya mohon, tolong saya...tolong bantu jelaskan pada keluarga beliau, kalau saya gak sengaja menyerempet pasien, saya betul-betul minta tolong dok, saya takut kalau sampai masalah ini di bawa ke kepolisian Dok" Ucap Elin memohon dengan mata berkaca-kaca sembari menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Baik, nanti saya akan bantu menjelaskan kepada keluarga beliau. Patah tulang bisa di operasi dan sekitar 3 atau 4 bulan, asal mengikuti saran dari Dokter, maka bisa berjalan lagi.
"Terima kasih banyak dok, karena dokter berkenan untuk membantu saya menjelaskan kepada keluarga pasien" Elin terharu dengan perkataan dokter tersebut.
"Baiklah, saya akan menghubungi pihak keluarga pasien, agar segera.datang ke rumah sakit ini" Ucap dokter yang membuat jantung Elin berdegup kencang karena takut menghadapi keluarga pria tersebut.
Sekitar 15 menit menunggu, keluarga pria tampan itu yakni, Papa Mama dan Adik lelakinya yang masih duduk di bangku SMA tiba di rumah sakit untuk melihat keadaan pria tampan itu.
"Dokter Tama, bagaimana keadaan putra saya?" Tanya Barata dan Hani panik saat melihat Dokter Tama yang baru saja keluar dari ruangannya.
"Putra anda sudah siuman dan sebentar lagi kami akan melakukan tindakan operasi, tapi sebelumnya silakan menandatangani berkas-berkas persetujuan operasi terlebih dahulu" Ucap Dokter yang kemudian di turuti oleh Barata.
"Dokter, apa saya bisa menemui putra saya?" Tanya Hani.
"Ooh...silakan Bu" Jawab Dokter Tama yang kemudian mempersilakan Hani untuk masuk ke ruangan putranya.
Saat ini memang Daffa sudah di bawa ke sebuah kamar perawatan atas rekomendasi dari Dokter Tama.
"Sayang...apa yang kamu rasakan? Sebentar lagi kamu akan di operasi, kamu yang kuat ya nak" Ucap Hani.
"Iya ma...kakiku sakit banget, susah banget di gerakin, aku pengen segera di operasi, biar cepat sembuh dan bisa jalan lagi" Sahut Daffa sembari meringis kesakitan.
Setelah menunggu beberapa saat, operasi pun segera dimulai, Elin tampak melihat suasana tegang pada keluarga pria tampan itu. Dia memang sedikit menjauh dari mereka, dia belum berani untuk menampakkan dirinya kepada keluarga pria yang sudah di serempetnya itu.
Beberapa saat kemudian, operasi pun telah selesai, Daffa masih belum siuman karena pengaruh obat bius.
Dan Elin juga masih belum berani menampakkan batang hidungnya di hadapan keluarga pria tampan itu.
Elin masih berada di Rumah sakit saat Ibunya menelepon.
"Elin...kok kamu belum pulang, ini sudah jam 8 malam nak, kamu keluar pagi-pagi sampai sekarang gak ada ngasih kabar apa-apa sama ibu, ibu jadi khawatir takut kamu kenapa-napa di luar" Ujar Tini, Ibu dari Elin.
"Maaf Bu, Elin belum ngabarin Ibu, sekarang Elin lagi di rumah teman, bantu-bantu cateringnya teman. Tadi lagi sibuk banget Bu, makanya gak sempat ngabarin Ibu" Ucap Elin berbohong, karena dia takut Ibunya terlalu mencemaskannya dan takut nanti malah penyakit Ibunya jadi kambuh lagi.
"Ooh... gitu, baguslah kalau kamu baik-baik aja, pulangnya jangan terlalu larut ya, kalaupun pekerjaanmu belum selesai disana, lebih baik kamu menginap saja dirumah temanmu itu. Ibu takut kalau kamu pulangnya terlalu larut nak. Oh ya, tapi kenapa nomormu yang satunya gak aktif nak?" Tanya Tini mencemaskan Elin.
"Baik Bu...mungkin Elin akan menginap disini saja Bu, ponsel Elin yang satunya kehabisan baterai Bu, Ibu sama Bapak sudah makan kan?" Tanya Elin kemudian dan berbohong mengenai ponselnya, yang sudah di jambret. Elin memang mempunyai dua ponsel, smartphone dan ponsel lipat biasa.
Yang di jambret adalah smartphonenya.
"Bapak sama Ibu udah makan kok, ya sudah kamu hati-hati ya nak" Jawab Tini dan kemudian mengakhiri panggilan tersebut.
Elin memutuskan untuk beristirahat di Mushollah Rumah sakit, dia akan ke kamar perawatan pria tampan itu, apabila pria itu sudah siuman.
"Heem...semoga saja besok pria itu sudah siuman, dan semoga besok aku berani untuk minta maaf kepada pria itu dan juga keluarganya, agar mereka gak memperpanjang masalah ini sampai ke polisi" Gumam Elin sembari membaringkan tubuhnya di salah satu sudut Musholla di bagian wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
warno siip
anak pintar mau minta maaf
2024-08-18
0