My Boss

My Boss

1.Penyambutan Bos baru

Penyambutan bos baru dari perusahaan besar FLEXS berjalan dengan lancar. Bapak Abraham tersenyum melihat putra penerusnya yaitu Danish Bastian Abraham. Begitu pun dengan nyonya Rosa istri sah dari bapak Abraham yang ikut serta melihat putra kesayangannya sukses menjadi pengganti suaminya sebagai CEO.

Semua karyawan bertepuk tangan meriah menyambut bos barunya. Danish tersenyum mengembang, mampu melelehkan semua wanita yang memandangnya dan termasuk para karyawan wanita. Bagaimana tidak, kini bos barunya masih muda, tampan, kharismatik dan tubuhnya atletis. Menurut mereka bosnya lebih cocok menjadi model atau seorang aktor daripada duduk di kursi CEO.

Tapi tidak dengan Dira yang mulai tadi berusaha tersenyum menyambut bos barunya namun tak terlihat begitu senang. Dira mengenalnya, lebih tepatnya pernah melihat bos barunya beberapa kali sebelum hari ini. Mengingat pria yang berciuman dengan wanita cantik di parkiran mall. Bukan hanya itu, Dira juga pernah melihat bos barunya juga berpelukan dengan wanita lain di mall yang sama.

Penyambutan telah selesai dan semua karyawan kembali ke pekerjaan masing-masing. Kecuali Dira sebagai sekretarisnya yang masih berada di samping bosnya.

" Perkenalkan Danish, ini sekretarismu Dira. Dia telah lama bekerja disini dan dia sangat berkompeten." Ucap bapak Abraham tersenyum kepada Dira. Bapak Abraham sangat berterima kasih kepada Dira yang selama ini telah setia bekerja di perusahaannya dan selalu mampu memberi ide brilian untuk perusahaanya. Dira termasuk karyawan kesayangannya.

Dira juga biasa dipanggil Indira dan nama panjangnya adalah Indira Thaleta sedang menundukkan kepalanya singkat. Danish hanya tersenyum tipis. Bisa-bisanya ayahnya memilih seorang sekretaris yang berpenampilan tidak layak seperti ini. Danish memandang remeh. Jauh dari bayangan Danish bisa mempunyai seorang sekretaris berpenampilan jadul dan tidak menarik.

" Apa..ini sekretaris Danish pa? yang bener aja pa? Apakah perusahaan ini tidak memiliki standart penampilan." Ucap Danish melirik ke arah Dira dari bawah sampai atas. Dira memang tidak terlalu memikirkan penampilannya. Dia lebih fokus memperbaiki otaknya daripada penampilannya. Dira memiliki prinsip lain. Menurut Dira tidak semua cover jelek memiliki isi yang buruk.

" Memangnya mengapa dengan penampilanku? Menurutku ini masih sopan untuk di bawa ke kantor." Batin Dira sambil melihat penampilannya sendiri, takut ada yang salah. Namun kenyataanya masih wajar untuk di bawa ke kantor, lebih tepatnya terlalu wajar menurut Dira yang menyukai berpakaian sederhana dan menutupi semua tubuhnya.

" Danish jaga ucapanmu! Dira sangat berfungsi di perusahaan kita. Bahkan kau yang sekolah sangat tinggi mungkin tidak mampu menyaingi isi kepala Dira." Ucap bapak Abraham sangat tegas dalam berucap dan tidak memandang siapapun, termasuk anaknya. Bahkan bapak Abraham membela Dira secara terang-terangan walaupun Dira hanya karyawannya saja. Dira pun sangat menghormatinya.

" Dira maafkan anak bapak. Kau harus membantu Danish mengelola perusahaan ini. "Ucap bapak Abraham tersenyum kepada Dira. Dira tersenyum canggung. Dira sangat dihargai oleh bapak Abraham karena kemampuan Dira.

Danish berfikir, bisa-bisanya papanya menitipkan ia kepada sekretaris cupu di hadapannya. Apakah menurut papanya tak ada yang lebih mampu dari wanita di hadapannya? Bahkan banyak wanita yang sliweran di sekitar Danish yang ingin selalu berada di dekatnya.

" Kenapa dia sangat berbeda dengan ayahnya?Apakah benar dia putranya? Baiklah,semoga saya mampu bekerja sama dengannya. Fiuh...perasaanku menjadi tidak enak dengan kedatangannya." Batin Dira merasa segan dan juga takut ke depannya tidak berjalan dengan lancar, seperti hari biasanya.

"Baik pak, saya akan sebaik mungkin membantunya." Ucap Dira tersenyum sambil membenarkan kacamatanya yang mulai tadi tidak tepat dengan kedudukannya karena terlalu banyak mengangguk dan menunduk. Dira merasa hal tidak baik akan berkunjung dalam kehidupannya.

...****************...

Dira mengikuti langkah Danish yang bergerak cepat. Dira mengikutinya dengan baik menggunakan sepatu tanpa hak. Menurutnya sepatu tipis membuatnya lebih mudah dalam bergerak bahkan nyaman. Postur tubuh Dira boleh di bilang lumayan dan cukup tinggi, mungkin jika Dira lebih memperhatikan penampilannya saat ini, dia akan lolos menjadi seorang model. Hanya saja Dira memang tidak terlalu memikirkan penampilannya dan lebih suka berpenampilan sederhana.

" Apakah kau sudah menyiapkan file-file untuk meeting hari ini?" Tanya Danish melangkah menuju ruang meeting tanpa menghiraukan Dira di belakangnya yang tengah mengikutinya.

"Jangan khawatir pak! Semua sudah saya persiapkan! "Ucap Dira penuh yakin.

Mereka telah sampai di ruang meeting dan duduk di tempat seharusnya. Disana sebelumnya telah ada karyawan yang terlebih dulu menduduki tempat mereka. Lalu para karyawan menunduk serentak tatkala Danish memasuki ruangan meeting bersama Dira.

Meeting telah di mulai, Danish meminta file untuk dirinya persentasi. Muka Dira menjadi mati padam tatkala file tersebut tiada. Dira mencarinya di antara dokumen dan file-file yang dibawanya.

" Ya ampun, tidak mungkin aku terlupa!" Batin Dira sambil mencarinya dengan panik.

"Jangan bilang kau lupa!" Bisik Danish melihat Dira yang sedang bingung dan panik dengan keberadaan filenya.

" Maaf pak, Saya benar-benar lupa." Ucap Dira.

" Apa? sit!!" Ucap Danish marah. Dira sangat yakin bahwa file penting tersebut telah di bawa, namun ia lupa memeriksanya kembali.

" Lalu bagaimana dengan meetingnya? Apa yang harus aku jelaskan kepada mereka? "Bisik Danish.

" Danish kita mulai meetingnya! "Ucap salah satu direktur. Dia sudah terlihat tua. Dia bernama Bapak Tony yang merupakan pewaris ketiga setelah keluarga Abraham.

Danish menjadi cemas karena ia tidak tau apa yang harus di sampaikan? Dia mengumpat dalam hatinya melihat sekretaris cupunya yang ternyata memang bod*h sesuai pemikirannya selama ini. Menurut Danish, otak Dira tidak jauh dari penampilannya. Apakah ayahnya masih waras memilih Dira sebagai sekretarisnya? Danish merasa benar-benar pusing memikirkannya.

" Pak, apakah saya boleh membantu persentasi bapak? Saya yang membuat file tersebut! Saya masih mengingatnya." Ucap Dira.

Danish memandang tidak percaya. Kini Danish harus mengiakan saran dari sekretarisnya. Danish hanya mau meetingnya berjalan lancar tanpa file tersebut.

Danish mengangguk pasrah dan juga marah. Dira masih sempat tersenyum kepada bosnya lalu maju ke depan untuk mempersentasikan tanpa file makalah yang biasa berada di tangannya.

Beberapa menit kemudian, semua memberi tepuk tangan. Mereka memang tau dengan kualitas Dira, namun bos barunya memang terlalu meremehkan kemampuannya. Bahkan Danish akan meluapkan rasa marahnya karena Dira sempat membuatnya panik walaupun Danish sempat terkesan dengan persentasi yang Dira bawakan.

Ternyata pendapat Danish salah terhadap Dira yang menganggap otak Dira sama dengan covernya. Namun Danish menyembunyikan rasa kagum sesaatnya kepada Dira. Menurut Danish sekretarisnya tetap salah karena telah ceroboh. Merupakan senjata Danish untuk memberinya pelajaran. Entah mengapa Danish tidak begitu suka dengan wanita di hadapannya. Danish yakin bahwa Dira tidak akan membantu merayu rekan kerjanya jika menjalin kerja sama nantinya.

Meeting telah selesai dengan begitu lancar berkat Dira. Dira telah siap jika akan di terkam oleh bosnya. Danish pun telah menyiapkan ancang-ancang untuk mengumpat sekretarisnya.

"Apa ini yang di bilang papa? Sekretaris talenta? komitmen tinggi! Hahaha.." Danish tertawa kecil meremehkan Dira.

" Maaf pak, saya bukan tidak membawanya. Tapi mungkin makalah itu terjatuh tadi saat...." Jelas Dira berusaha memperjelaskan kejadian yang menimpanya sebelum sampai di kantornya.

"Sttt...Diam! Aku tidak ingin mendengar alasan apapun. Aku ingin kau tidak mengulanginya kembali. Dan jika terjadi lagi, aku tidak segan-segan memecatmu. Masih banyak sekretaris cantik di luar sana yang lebih bertalenta mengantri di perusahaanku. Jadi kau tidak ingin di geser dengan penampilanmu yang buruk itu kan!" Jelas Danish memandang Dira dengan remeh.

" Apa cantik bisa menyelesaikan semua masalah!Aku akui bersalah tapi karenaku juga meeting masih bisa berjalan lancar. Dan kenapa juga dengan penampilanku yang sopan ini." Batin Dira menggerutu di dalam hatinya.

"Ada apa lagi? Kenapa kau masih berdiri disana? Perbaiki kacamatamu yang miring itu. Menganggu pandanganku saja." Ucap Danish.

Dira keluar dengan langkah cepat tidak menggubris perkataan bosnya. Jika tidak segera keluar mungkin Dira tidak bisa menahan emosinya juga karena telah dipandang remeh.

Terpopuler

Comments

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

Dira..pintar sabar..ntar juga dia butuh kamu

2021-10-24

0

Melami

Melami

visual y mn thorrrr

2020-10-11

0

Bunda Yang Setya

Bunda Yang Setya

baru baca tp sudah mulai suka dengan ceritanya....lanjut ya..

2020-09-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!