Meow.. meow" terdengar suara kucingku Leta
"Leta kamu Disni?" Mengendong kucing yang dari tadi menunggu di pintu kamar
"Ehehe dari tadi dia menunggu non, sekarang istirahatlah, jangan lupa kunci pintunya kalau ada apa-apa panggil bibi saja" bibi
"Terimakasih bi selamat istirahat" jawabku
......................
Malam hari yang sunyi, Leta kesayanganku sudah tertidur lelap. Ponsel tidak berfungsi karena hanyut di kolam air. Pikiranku masih berkabung, seolah semua menjadi teka-teki.
Jika memang selama ini semua teman Lexa palsu untuk apa melakukan itu padaku. Benar, pasti mereka menganggap Alexa adalah pacar Max Julio. Siapa yang tidak kenal dia ketua geng motor yang ditakuti di Jakarta. Mungkin benar seharusnya aku tidak pilih kampus ini. Semuanya terlalu mewah dan rumit bagi Lexa yang hanya orang pinggiran.
"Tidak itu tidak benar Lexa kamu sudah hebat, bertahan sejauh ini dan mereka tidak tau siapa sebenarnya kamu? Huh"
*Pembohong penyelamat*
Ku pejamkan mata berharap esok lebih baik, tapi perasaan memang tidak dapat ku bohongi. Banyak sekali pertanyaan yang ada dalam pikiran ini, aku harus tau malam ini juga. Mencoba tidurpun seolah pikiran masih berjalan.
"Aduh gak bisa tidur, apa lebih baik gue cari max dan bertanya? Ah tidak ini udah jam 1 malam pasti dia sudah istirahat"
"Tidak .. tidak Lexa, gue yakin Max belum tidur, pasti dia khawatir sama adiknya yang lagi di ICU atau engga sama gue yang nyemplung di kolam tadi" berfikir kegeeran
..."Meow"...
...----------------...
Aku memutuskan untuk turun kebawah, berharap Max ada disana bersama kawannya.
Dap
Dap
Dap
Mereka sedang asyik menonton bola, tapi tak satupun ku lihat Max sejauh mata memandang.
"Duar"
"Aaaa" Teriak kaget
Sontak tatapan mereka tertuju padaku. Terdiam melihat Alexa seorang diri di tengah banyak pria memandang di ruangan itu.
"Its okay guys dia si meong"
"Ngapain disini? Apa jangan mata-mata ya hayoo ngaku"
"Ih apaan sih, tadi Lo kan yang ngagetin, kalau gue punya penyakit jantung dan koma, gue jadi hantu di hidup Lo! kemanapun Lo pergi gue ada hihihi" mengibaskan rambutnya ke depan seolah hantu
"Hahahaha asik, cari Max ya wah malam begini huh Mantap"
"Jangan ngada-ngada, Lo tau aku siapa? Kalau tau pasti gemetar gak kuat" sebal
"Waduh siapa?"
"Pacarnya Max Julio keturunan Regastara ble"
"Hahaha Ngeri,, kenalin gua Andre" Andre
"gue Lexa"
"Bukan Lo itu kucing Max haha, tadi kamu cari Max kan dia ada di atap jangan lupa bawa makanan nanti kecebur lagi eheh" Andre
"...huh bye" sebal
Pergi meninggalkan Andre yang buatku bete, sepanjang jalan ku bergumam
^^^ 'pria yang menyebalkan, bisa-bisanya berkata seperti itu, cuma Max yang boleh berkata my cat'^^^
Sesampai di atap bangunan kulihat Max sedang terduduk sendiri.
"Max uhuk uhuk.. kamu ngerokok"
"Rokok? Lo gak lihat ini Vape bukan rokok" Max
"Emm ..sama aja ngeluarin asap, lagi apa sendirian disini?" Duduk dekat Max
"Harusnya gua yang tanya, kenapa kamu datang kesini? malam ini dingin menemuiku seorang diri, tidak takut gua?" Max
"takut engga lah orang tampan begini ehee, gue tidak bisa tidur banyak yang ingin kutanyakan?" pintaku
"ck bayangan tampan..." berdecak
Max mematikan Vapenya dan mendekatkan wajahnya, "soal apa?"
Sepasang mata sedang menatap ke arahku, seolah banyak sekali beban yang dia pikir, Kulihat bibir tipis pada wajahnya membuat hatiku berdegup tidak teratur. Wajah tampannya membuatku terpikat hingga aku terlalu gugup untuk bicara.
"Ahh jangan dekat, gue soal i-tu" gugup
"Lexa dengar Lo telah melanggar perjanjian kita, gua tidak yakin meneruskannya denganmu" Max
DEG
DEG
"Pertama gua bersedia membantu, dengan kamu menjadikanku Pacar dan aku menjadikanmu peliharaan, bukan kah Lo setuju?"
"Kedua, gua berjanji datang ke pesta bersamamu, dengan syarat Lo harus patuh padaku, tapi kamu malah memilih mereka tidak menuruti apa yang gua mau" Max
"Emm anu i-tu"
"Sudahi saja semua ini, anggap saja ini yang terakhir" Max berlagak pergi
Perasaanku bimbang antara teman atau pacarku, apakah Max belum menganggap aku sebagai pacarnya, di matanya aku hanya peliharaan, semua ini juga palsu. Ayah lantas siapa yang harus percaya terlebih Max membantuku hingga detik ini. Haruskah ku akhiri semua kebohongan ini, seperti yang di katakan Viona, pergi dari grup atau lepaskan Max.
"Tunggu Max, sebelum kita selesai Lo harus jawab semua pertanyaanku!" tegasku
"Pertama Apa hubungan Lo dengan Bram geng motor Blacktunder, Max kamu adalah kunci dengar, Aleandro di serang karena itu adikmu dan gue terjatuh di kolam karena Lo juga!"
"Bukan urusan Lo, jika kamu terus di dekat gua akan makin celaka" timpal Max datar
"Tapi Max gue sudah celaka, hampir mati di kolam tadi tepat malam ini dan sekarang Lo ingin selesai kamu tau hancurnya perasaanku, benar gue yang salah seharusnya rasa ini tak ada, gue kira kamu merasakan hal yang sama ternyata hanya gue" menahan tangis
"..." Max menghela nafas
"Lantas mau Lo seperti apa?" Max tersenyum, baru kali ini ada seorang wanita bodoh yang mau bersamaku tanpa ketakutan.
Orang yang mengenal lama akan takut karena bagi mereka wajahnya adalah kutukan, tapi bagi yang belum mengenal sosok Max baginya dia malaikat. Lalu semakin lama Berubah menjadi "dark angel"
"Ayo kita pacaran antara gue dan Lo, jaminannya gue akan membantumu mengungkap semua rahasia Black Tunder"
DEG
DEG
"hahaha kamu, informasi apa yang akan Lo dapat, kucing itu tingkahnya lucu mengemaskan bukan jadi detektif hahaha" Max menyentuh lembut hidungku
"Jangan sepelekan gue ya, pertanyaanku adalah kenapa ARGALA dan BLACKTUNDER jadi musuh"
"Kisahnya panjang Lexa" Max
"gue ingin dengar disini duduklah, kamu bisa membaginya denganku" pintaku
"Dulu saat SMA aku punya sahabat asal Bandung yang bernama Bara dia adalah anak geng motor BLACKTUNDER, kami sangat dekat dan akhirnya gua masuk kumpulan geng motor, dia mengajariku bertarung dan mepertahankan diri, saking dekatnya gua anggap dia saudara,, hingga suatu hari ada seorang pengkhianat yang membocorkan markas kami dan pertarungan tidak dapat terhindarkan. Sayangnya saat itu gua tidak ada di tempat kejadian karena tepat di malam itu Ayah mengadakan pernikahan dengan seorang Janda anak satu, tanpa sepengetahuanku, Saat gua datang kembali Bara sudah berlumur darah tak bernyawa. Pada akhirnya mereka menyalahkan gua atas kematian Bara dan kerusuhan di markas Blacktunder, firasat gua kira semua karena ayah gua yang tidak menginginkan anaknya masuk geng motor hanya karena Max pewaris tahta Regastara"
Yang Max alami lebih rumit dari yang aku kira, tentu saja tidak ada seorang anak yang menginginkan cintanya terbagi banyak orang, semua pasti ingin memiliki keluarga yang harmonis dan saling mencintai. Tapi kenyataannya, tidak seperti itu.
^^^'jika alasan Max seperti itu berarti itu adalah alasan kuat Max meninggalkan rumah, lebih baik hidup di jalan dari pada terjerat warisan orangtua?' pikirku^^^
"Max aku mengerti, gue juga memiliki sahabat yang sudah tiada karena mati tenggelam, dan ibu pergi meninggalkan ayah, pasti berat bagimu Lo tidak sendiri gue juga, lambat laun semua akan baik-baik saja"
"Karena kejadian itu gua pergi dari rumah, dan membangun ARGALA STORTA yang berarti Bersihkan penghalang, meski begitu ayah mengirim bibi untuk menjaga gua dia adalah satu-satunya orang yang ku percaya setelah ibu tiada" Max
"Argala Storta.. nama yang bagus, lalu tujuan dibentuknya geng motor buat apa? gua turut berduka cita atas meninggalnya ibumu ya,"
Teringat Ibu pergi meninggalkan ayah disaat keadaan kami miskin. Sampai sekarang aku tidak tau dimana keberadaan ibu, dan aku tidak peduli. Perginya dia dari kehidupan ayah berarti sama-sama membuang darah dagingnya sendiri.
"Seperti namanya Bersihkan penghalang yang ada, tentu saja gua akan mengungkap siapa pengkhianat yang sebenarnya, Bara bukan orang yang banyak musuh gua yakin pelakunya masih ada di dalam Blacktunder itu sendiri" terang Max
"Waaa bagus, kalau begitu gue akan membantumu, tapi Lo harus berjanji satu hal padaku"
"Janji apa? terus di ingkari kayak kamu hahaha" Max
"Ih serius setelah semua terungkap Lo harus keluar dari geng motor, deal" pintaku
"Haha Lo mau bantu apa? Informasi apa yang kamu dapat" Max
"Deal dulu, kalau sampai melanggar gue akan membencimu sepanjang hidupku" tegas
"Iya iya Deal" Max
"Alexa kamu..."
Kami menjabat tangan bersama tatapan Max seolah tidak ingin aku pergi, perlahan mendekat ke arah wajahku mataku tertutup.
Cup!!
Max mencium ku, hangat kurasa saat Max mencium tepat di dahiku. Perlahan kubuka mataku dan tersadar.
"Eh hey apa yang Lo lakukan! bukannya di bibirku eh bukan salah" keceplosan
"Emang mau" Max merayu
"Apa sih salah dengar, emm itu tuh emm sepertinya bibi memanggilku, ya maksudku itu.. emm bye dan good night" jalan cepat
DEG
DEG
Pergi meninggalkan Max dan berlari kecil masuk bilik kamar.
Krrt.. menutup pintu
^^^'Apa yang tadi ku katakan bibir, aduh Lexa ko kamu bisa mikir kesana malah sampai memejamkan mata lagi, fiks kamu ya omes dasar Lexa nakal, lebih baik sekarang ayo tidur'^^^
Ku tarik selimut dan menatap atap kamar, informasi seperti apa yang harus ku cari? Mulai dari Viona atau Jesselyn? Apa hubungannya mereka dengan Blacktunder
.
.
.
.
.
Sudah tidak penasaran lagi kan asal dari Argala? Bagaimana Lexa menggali informasi mengenai Blacktunder?
Next episode
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments