"Non Indira!" Seorang asisten rumah tangga di rumah besar itu menghampiri Indira saat melihat wanita itu keluar dari mobil.
Setelah mobil pergi, wanita paruh baya itu memeluk Indira. Kedua matanya berkaca-kaca menatap wajah Indira yang terlihat pucat.
"Maafkan bibi, Non. Bibi dan yang lainnya dilarang oleh nyonya besar untuk menjenguk Non Indira. Kami diancam akan dipecat jika nekad ke rumah sakit," terang Bi Inah.
"Tidak apa-apa, Bi. Aku baik-baik saja. Kebetulan, para petugas medis di sana sangat baik sama aku, hingga aku pulang dengan selamat hari ini."
"Syukur, Alhamdulillah, Non." Bi Inah menangis sambil memapah Indira masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di dalam rumah, Claudia dengan langkah tergesa mendekati Indira.
"Siapa yang suruh kamu balik lagi ke sini?" Claudia berkacak pinggang di depan Indira.
Indira yang berwajah pucat menyipitkan matanya mendengar ucapan ibu mertuanya. Sementara itu, Bi Inah yang memegang lengan Indira merasa gemetaran karena takut dimarahi oleh Claudia.
"Memangnya saya harus pulang kemana lagi kalau bukan ke rumah ini, Nyonya?" Indira balik bertanya. Merasa heran dengan mertuanya. Jelas-jelas dia adalah istrinya Nathan.
Walaupun menikah siri, tetapi, Nathan lah yang mengajaknya tinggal di sini. Lalu, kenapa dia menanyakan sesuatu yang dia sendiri bahkan sudah tahu jawabannya?
"Sebagai tuan rumah, saya tidak mengizinkan kamu menginjak rumah ini! Keluar kamu dari rumah ini, Wanita murahan!" teriak Claudia sambil menunjuk wajah Indira.
Bi Inah yang merasa ketakutan, berpamitan pada Indira. Wanita paruh baya itu bergegas menuju dapur.
Indira mengembuskan napas panjang.
"Sayangnya, wanita yang Nyonya sebut sebagai wanita murahan itu adalah menantu Nyonya sendiri. Istri dari anak Nyonya yang telah menjadikan saya sebagai wanita murahan," jawab Indira santai.
Mendengar ucapan Indira, amarah Claudia semakin naik.
"Pergi dari sini! Saya tidak akan pernah mengakui kamu sebagai menantuku. Menantuku hanya Clara bukan yang lain!"
"Nyonya sepertinya lupa kalau saya juga sudah menikah dengan anak Nyonya. Kita bahkan sudah membuat surat perjanjian kalau pernikahan kita akan berakhir setelah saya melahirkan. Clara bahkan ikut menyaksikan dan tahu tentang surat perjanjian itu. Jadi, sebelum saya melahirkan, saya tetap berhak tinggal di rumah ini. Suka atau tidak suka, Nyonya harus menerimanya."
"Kau!" Kedua mata Claudia hampir terlepas dari tempatnya mendengar ucapan Indira.
"Berani-beraninya kau–"
"Apa yang saya katakan adalah kebenaran. Saya adalah istrinya Nathan. Jadi, hanya dia yang berhak mengusir saya!" ucap Indira penuh penekanan.
Tidak lagi! Kali ini dia tidak akan terus-menerus hanya diam saat Claudia memarahinya. Setidaknya, walaupun kalah, dia masih bisa membela diri.
"Dasar wanita murahan! Kau pikir Nathan masih menerima kamu sebagai istri setelah dia menikah dengan Clara? Saat ini Nathan sedang berbulan madu. Dia bahkan tidak ingat kalau kamu berada di rumah sakit bukan?" Claudia tertawa mengejek.
"Ingat atau tidak sama saya, itu tidak penting lagi buat saya, yang jelas, saya akan tetap berada di rumah ini sampai waktu yang sudah ditentukan dalam surat perjanjian. Nyonya tidak bisa mengusir saya kecuali Nathan sendiri yang menyuruh saya pergi dari rumah ini." Tanpa menghiraukan teriakan Claudia yang menggema di ruangan itu, Indira tetap melangkah meninggalkan Claudia menuju kamarnya.
"Indira!"
"Dasar sialan!"
"Wanita murahan!" Claudia terus berteriak.
"Kau lihat saja nanti, wanita murahan! Setelah ini, aku benar-benar akan menyingkirkanmu!" ucap Claudia dalam hati.
****
Indira merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kepalanya masih berdenyut sakit. Tubuhnya juga masih merasa lemas. Saat ini, perutnya juga sangat lapar. Namun, ia malas untuk kembali keluar dari kamar.
Indira meraih ponselnya. Mencari nomor Nathan kemudian mengirimkan pesan pada lelaki itu.
"Bisakah kamu memberikan aku uang untuk membayar tagihan rumah sakit? Kamu bisa pergi berbulan madu bersama istri barumu dan menghabiskan banyak uang, masa timbang bayar biaya rumah sakit ibu dari anak kamu saja kamu tidak mampu."
Indira kemudian langsung mengirim pesan itu ke nomor Nathan. Tidak lupa, dia juga menyertakan tanda bukti biaya rumah sakit dan obat-obatan yang harus dibeli.
"Gara-gara kamu tidak membayar, hari ini aku dipulangkan dari rumah sakit, padahal aku belum pulih. Nathan, apa kamu tidak merasa malu menelantarkan istrimu?"
Send ....
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Erni Handayani
Ini baru wanita hebat jangan mau di tindas..buat mereka smua sesuai judul.. Penyesalan
2023-05-17
0
Prabu Bari
jgn klmaan Thor up nya pliiiss🙏🙏
2023-05-17
0
Ade Suharto
benar indira kamu harus lawan
2023-05-17
0