Selesai makan malam bersama, Indira masuk ke dalam kamar diikuti oleh Nathan. Seperti biasanya, setiap kali ada Abinaya, Claudia dan Nathan akan bersikap baik pada Indira.
Akan tetapi, saat tidak ada Abinaya, Nathan akan memperlakukan Indira seperti orang yang tidak pernah mengenal. Nathan benar-benar berubah. Indira bahkan sudah tidak mengenalinya lagi.
Nathan, pria yang sangat dicintainya bukanlah Nathan yang seperti ini. Dia adalah Nathan yang sangat perhatian dan selalu bersikap lembut padanya. Nathan juga tidak pernah tidak mengatakan cinta padanya.
Pria itu hampir setiap hari mengungkapkan kata cinta dari bibir manisnya hingga Indira merasa terbuai dan akhirnya jatuh pada pesona pria itu.
Indira masuk ke dalam kamar mandi. Wanita itu ingin membersihkan tubuhnya. Indira tidak lupa membawa baju ganti ke kamar mandi.
Indira bahkan tidak melirik sama sekali ke arah Nathan yang saat ini sedang berbaring di atas ranjang sambil menatapnya heran. Sejak kapan wanita itu tidak mempedulikannya?
Perasaan cinta Indira pada Nathan memang belum habis. Tetapi, rasa sakit dan kecewanya pada pria itu membuat Indira tidak ingin berdekatan dengan pria itu lagi. Hatinya mati rasa oleh pengkhianatan yang dilakukan oleh Nathan.
Gara-gara pria itu, hidupnya menderita sekarang. Kenapa dia harus terjatuh pada pesona Nathan?
Menyesal?
Tentu saja menyesal. Namun, apa penyesalan itu berguna sekarang? Tidak! Penyesalan itu hanya semakin membuat Indira sakit hati. Setiap kali mengingat kebodohannya karena tergila-gila pada Nathan, membuat rasa penyesalan di hati Indira serasa belati yang menusuk-nusuk hatinya hingga berdarah-darah.
Indira baru saja keluar dari kamar mandi. Wajah cantiknya terlihat segar. Rambutnya yang basah membuat Indira terlihat lebih cantik.
Indira memakai daster. Wanita itu menyuruh asisten rumah tangga Claudia membelikannya daster di pasar secara sembunyi-sembunyi.
Merasa kasihan dengan Indira yang diperlakukan tidak baik oleh mertuanya, membuat asisten rumah tangga di rumah Claudia itu merasa kasihan pada Indira.
Indira membeli daster karena perutnya sudah mulai terlihat membuncit. Tidak mungkin dia terus memakai celana karena perutnya akan terus membesar dari waktu ke waktu.
"Lama banget di kamar mandi!" Suara Nathan membuat Indira menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk.
Indira melirik Nathan yang masih berbaring di atas ranjang. Dalam hati ia merasa heran karena pria itu belum pergi dari kamarnya. Biasanya Nathan akan langsung keluar dari kamar setelah Abinaya masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
Apa Claudia belum memberitahu putra tercintanya itu jika Abinaya sudah masuk ke dalam kamarnya? Biasanya, Claudia akan mengetuk pintu dan memanggil putranya sebagai kode, kalau Abinaya sudah masuk ke kamarnya.
Indira melangkah menuju meja rias tanpa menjawab pertanyaan Nathan. Lelaki itu terlihat kesal. Semenjak Nathan mengatakan pada Indira jika dia sudah tidak mencintai wanita itu lagi dan hanya menikahinya karena kehamilan Indira, wanita berstatus sebagai istrinya itu tidak lagi seperti dulu.
Nathan sadar, mungkin Indira marah karena semua ucapannya tentu saja membuat Indira sakit hati. Apalagi, sebentar lagi, Nathan akan menikah dengan Clara.
Semua persiapan pernikahannya sudah lengkap. Nathan dan Clara hanya tinggal melangsungkan pernikahan dan menggelar pesta. Undangan bahkan sudah dicetak dan sudah mulai dibagikan. Minggu depan, Nathan akan menikahi wanita yang dijodohkan kedua orang tuanya.
Wanita yang membuatnya jatuh cinta hingga melupakan Indira. Namun, jika Nathan boleh jujur, dalam hatinya yang paling dalam cintanya untuk Indira masih ada. Hanya saja, Nathan tidak ingin mengakuinya. Nathan sudah berjanji akan menjadikan Clara sebagai wanita satu-satunya dalam hidupnya.
Clara adalah wanita yang sangat sempurna. Cantik, pintar, kaya raya, dan yang jelas, Clara lahir dari keluarga yang jelas bukan seperti Indira yang hanya seorang yatim piatu.
Melihat Indira mengabaikannya, Nathan yang saat ini sedang diliputi gairah merasa kesal. Gairahnya langsung naik saat melihat Indira terlihat begitu seksi di matanya setelah mandi.
Nathan mendekati Indira, meraih tubuh Indira dari belakang kemudian memeluknya.
"Puaskan aku malam ini, Indira." Nathan berbisik pada telinga Indira. Pria itu menghirup rakus aroma tubuh Indira yang hampir sebulan ini tidak disentuhnya.
"Kamu pikir, setelah apa yang sudah kamu lakukan padaku, aku akan menuruti semua keinginan kamu, Nathan Abinaya?"
"Jangan mimpi!"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
MOMMY
ia mudah dbully dn terlalu bucin kaya orng tak punya pelajaran
2024-02-22
4
Ibu negara
katanya Indira seorang sarjana pasti mind set nya lbh maju dan bukan kah dia biasa mandiri sebagai anak panti. kok ini cerita nya dibuat sangat lemah seperti tidak punya keahlian apa2?
2024-01-21
1
Susana
Kakak paling pintar bikin saya mewek saat baca setiap bab-nya. 😭😭😭
2023-06-14
0