Indira melangkah masuk ke dalam kamar yang sudah disiapkan oleh keluarga Nathan untuknya. Beberapa yang saat lalu, ia dan Nathan akhirnya resmi menikah secara siri.
Entah Indira harus merasa senang atau sedih. Menikah dengan Nathan adalah impiannya dari pertama kali dirinya menjalin asmara dengan pria itu.
Namun, siapa sangka jika impian indahnya itu ternyata berubah menjadi kenyataan pahit yang terpaksa harus Indira terima dengan lapang dada.
Hatinya hancur berkeping-keping saat mengetahui kalau ternyata Nathan mempunyai wanita lain selain dirinya.
Indira sungguh tidak pernah menyangka kalau lelaki yang sudah menjadi kekasihnya selama tiga tahun itu ternyata mengkhianatinya. Jika dia tahu dari awal kalau Nathan tidak lagi menginginkannya, mungkin rasanya tidak akan sesakit dan sehancur seperti sekarang ini.
Lelaki itu dengan jelas mengatakan kalau dia sudah tidak mencintainya lagi. Dia hanya menunggu waktu yang tepat untuk memutuskan hubungannya dengan Indira.
Lelaki itu mengatakan ingin meninggalkannya saat dia akan menikah dengan selingkuhannya karena dia ingin menjadikan wanita itu sebagai istri satu-satunya.
Namun, meskipun rasanya sangat menyakitkan, demi anak yang ada dalam kandungannya saat ini, Indira rela bertahan.
Wanita itu terpaksa harus tetap menikah dengan Nathan karena biar bagaimanapun, anak dalam kandungannya membutuhkan lelaki itu.
Demi janin yang sekarang ada dalam kandungannya, Indira rela menceburkan diri ke dalam lembah luka yang diciptakan oleh Nathan.
Lelaki itu bersikeras akan tetap menikah dengan Clara dan menganggap pernikahannya dengan Indira hanya sebatas tanggung jawab terhadap bayi yang saat ini sedang dikandung oleh Indira.
Nathan bahkan menyetujui usul Clara yang memintanya menikahi Indira secara siri dan menceraikannya saat bayi itu lahir ke dunia.
Jahat?
Ya! Ternyata sejahat itu Nathan padanya.
Indira bahkan tidak pernah menyangka kalau lelaki yang sangat dicintainya dan selalu mengatakan cinta padanya itu mampu berbuat sejahat itu padanya.
Menyakitinya dengan begitu dalam hingga rasanya Indira ingin mati saja karena tidak kuasa menahan rasa sesak dan rasa sakit di hatinya.
Namun, jika dia mati, bukankah calon bayi di dalam perutnya itu juga akan ikut mati? Jika mereka berdua mati, bukankah itu akan menjadi kabar yang menyenangkan buat mereka?
Indira mengembuskan napas panjang berkali-kali. Mencoba menghalau rasa sesak dan rasa sakit di hatinya.
Wanita itu duduk di tepian ranjang. Ranjang pengantin yang seharusnya dihias dengan warna-warni bunga. Namun, karena pernikahan itu tidak diinginkan, ranjang berkain sprei berwarna putih itu terlihat polos tanpa hiasan apapun.
Indira menatap baju yang dia pakai. Dia bahkan tidak mengenakan baju pengantin pada hari pernikahannya.
Tiba-tiba, bayangan saat Nathan dan dirinya berandai-andai tentang pernikahan mereka melintas di kepala Indira
Dulu, Nathan berandai-andai, seandainya mereka menikah, pria itu akan memberikan pernikahan yang sangat mewah untuk Indira.
Dia akan membelikan baju pengantin yang sangat indah hingga membuat Indira tidak akan pernah melupakan hari pernikahan mereka seumur hidup karena Nathan akan mengadakan resepsi pernikahan termegah dan terindah untuk Indira.
Indira menghapus air matanya dengan kasar. Dari semenjak kemarin, perempuan itu menangis, menyesali nasib yang menimpanya.
Kenapa dia harus jatuh cinta pada pria brengsek seperti Nathan?
Kenapa Nathan harus mengkhianatinya di saat Indira sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada pria itu? Indira bahkan tidak hanya memberikan hatinya pada pria itu, tetapi, ia juga rela memberikan tubuhnya untuk Nathan karena dia sangat mencintai pria itu. Namun, apa balasan yang Indira terima sekarang? Nathan justru dengan begitu tega mengkhianatinya.
"Kalau bukan karena anak ini, aku pasti lebih memilih pergi darimu sejauh mungkin," batin Indira. Air matanya kembali mengalir seiring rasa sakit yang menikam hatinya.
"Indira." Nathan mendekati Indira yang duduk di tepi ranjang sambil sesekali mengusap air matanya.
"Sampai kapan kamu akan terus menangis? Aku sudah meminta maaf padamu. Aku juga sudah menyuruhmu pergi jika kamu memang tidak suka dengan keputusanku untuk menikahi Clara, tapi kamu bersikeras ingin tetap menikah denganku. Lalu, apalagi yang kamu tangisi sekarang?" Nathan menatap wajah wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya meskipun secara siri.
"Kalaupun kamu sampai menangis darah pun keputusanku tidak akan berubah. Aku akan tetap menikahi Clara karena aku sangat mencintainya, Dira.
Cinta yang aku miliki untuk Clara lebih besar dari rasa cinta yang pernah aku miliki untuk kamu," ucap Nathan tanpa perasaan.
"Maafkan aku karena aku sudah tidak mencintai kamu lagi, Indira."
Nathan melangkah pergi, meninggalkan Indira yang memejamkan mata saat mendengar ucapan Nathan yang serasa ribuan jarum menusuk-nusuk hatinya.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Azqiara
Lebih baik pergi daripada makan hati
2023-06-14
2
Musniwati Elikibasmahulette
Indira ,pergi saja kamu
2023-05-15
0
Nena Anwar
tau begitu mah mending pergi yg jauh dari Nathan daripada dinikahi Nathan tapi tersiksa dan menderita
2023-05-06
1