Suara tamparan menggema di seluruh ruangan. Pertanda, jika orang yang melayangkan tamparan itu melakukannya dengan sekuat tenaga.
Claudia menjerit. Indira menutup mulutnya saking terkejut. Sementara Abinaya mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras. Telapak tangan kanannya yang baru saja menampar putranya terasa kebas saking kerasnya tangan itu memukul Nathan.
Nathan menatap sang papa dengan pandangan terkejut. Sudut bibirnya pecah. Pipinya terasa panas dan juga perih. Nathan sungguh tidak menduga kalau lelaki yang ia panggil papa itu tega memukulnya dengan keras. Ini adalah pukulan pertama dari sang papa setelah dirinya dewasa.
Papanya memang sangat keras. Lelaki paruh baya itu tidak akan segan-segan memukulinya jika dirinya memang melakukan kesalahan.
"Papa tidak pernah mengajarkan kamu menjadi pengecut, Nathan!" Abinaya menunjuk ke arah wajah putranya.
"Apa kamu tidak membayangkan jika wanita itu adalah adikmu? Apa kamu akan terima jika ada laki-laki bajingan seperti kamu yang memperlakukan adikmu seperti kamu memperlakukan wanita itu?" Abinaya meluapkan amarahnya.
"Papa tidak mau tahu, kamu harus bertanggung jawab pada kekasihmu itu. Nikahi dia secepatnya dan putuskan hubunganmu dengan Clara!"
"Papa!" Claudia dan Nathan sama-sama berteriak kaget. Tidak menyangka kalau reaksi Abinaya akan semarah itu.
"Aku tidak mungkin membatalkan pernikahanku dengan Clara, Pa. Aku mencintainya. Aku tidak mungkin mundur hanya karena Indira hamil."
"Kau!" Abinaya menatap Nathan tak percaya. Kedua matanya berkilat penuh amarah. Sementara itu, Indira melangkah mundur mendengar ucapan Nathan yang serasa panah menghujam tepat pada jantungnya.
Perempuan itu menatap Nathan dengan air mata yang mengalir pada pipinya.
"Indira, maafkan aku karena aku tidak pernah menceritakan tentang Clara padamu," ucap Nathan saat melihat keterkejutan Indira.
Sebenarnya, sudah lama Nathan ingin melepaskan Indira. Akan tetapi, setiap kali dirinya ingin memutuskan Indira sisi lain hatinya tidak tega. Apalagi, Indira adalah kekasih yang sangat pengertian.
Namun, Nathan juga tidak mungkin akan terus bersama dengan Indira karena dirinya akan menikah dengan Clara. Lelaki itu hanya ingin mencari waktu yang tepat untuk memutuskan hubungannya dengan Indira. Namun, saat dirinya mantap ingin memutuskan hubungannya dengan Indira, wanita itu justru mengatakan kalau saat ini dia sedang hamil anaknya.
Niat hati ingin memutuskan Indira, Nathan malah terjebak menghabiskan malam bersama wanita itu. Saat melihat betapa putus asanya Indira yang terus memaksanya untuk bertanggung jawab, Nathan akhirnya memutuskan untuk membawa Indira ke rumahnya untuk meminta restu.
Akal licik Nathan bekerja. Ia sangat tahu jika ayah dan ibunya pasti tidak akan menyetujui jika dirinya menikahi Indira. Nathan berniat meminta bantuan pada kedua orang tuanya agar ia bisa terlepas dari Indira.
Dulu, Nathan memang sangat mencintai Indira. Indira adalah gadis cantik yang menjadi rebutan semasa kuliah. Meskipun gadis itu adalah gadis yatim piatu, tetapi, tidak menyurutkan para lelaki di kampusnya untuk mengejar Indira.
Selain cantik, dia juga pintar. Paket komplit yang layak untuk dijadikan pacar. Tidak disangka, gadis itu ternyata jatuh ke tangannya. Nathan yang saat itu begitu tergila-gila pada Indira jelas merasa bangga karena gadis itu memilihnya.
Hubungan mereka selama ini baik-baik saja. Namun, selama berpacaran dengan Indira, Nathan merubah gadis itu. Indira yang polos dan pendiam, berubah sangat agresif saat bersamanya. Gadis itu juga selalu menuruti keinginannya, termasuk memuaskannya secara batin. Akan tetapi, meskipun begitu, Nathan selalu menahan diri untuk merusak kegadisannya.
Rasa cinta Nathan pada Indira semakin lama semakin berkurang saat Nathan tiba-tiba dijodohkan dengan Clara, gadis cantik dan manja, putri dari sahabat papanya. Nathan jatuh cinta pada Clara saat pertama kali bertemu dengan gadis cantik itu. Begitupun dengan Clara yang langsung menyambut cintanya Nathan.
Pernikahan mereka dipercepat saat mereka tahu jika mereka berdua saling jatuh cinta dan setuju untuk menikah. Semenjak itulah, perasaannya pada Indira semakin berkurang. Nathan membutuhkan Indira hanya pada saat dirinya butuh wanita itu untuk memuaskan hasratnya.
Indira mematung mendengar ucapan Nathan. Hatinya semakin sakit saat mendengar pengakuan dari pria itu. Namun, saat menginjakkan kaki di rumah itu, Indira sudah bertekad akan membuat Nathan bertanggung jawab. Biar bagaimanapun, lelaki itu adalah lelaki yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan Indira juga sangat mencintainya.
Hatinya memang sakit saat mendengar kalau ternyata Nathan mempunyai wanita lain. Lelaki itu bahkan mengatakan kalau dia sangat mencintai wanita itu.
"Kamu harus bertanggung jawab pada wanita itu, Nathan. Jangan jadi pengecut! Papa tidak pernah mengajarkan pada putra papa untuk jadi pengecut!" Abinaya menatap putra pertamanya itu dengan tajam.
"Mama tidak setuju kalau Nathan menikah dengan wanita itu. Dia tidak pantas jadi menantu keluarga ini!" teriak Claudia frustasi. Ia sungguh tidak bisa membayangkan seandainya pernikahan Nathan dan Clara dibatalkan.
"Kamu boleh bertanggung jawab atas bayi yang dia kandung. Tapi Mama tidak setuju jika kamu menikah dengan dia. Kamu harus tetap menikah dengan Clara, Nathan. Jangan permalukan mama di hadapan keluarga Clara!" Claudia menatap suaminya dengan kesal.
"Kenapa Papa tidak memikirkan keluarga Clara? Kenapa Papa justru memikirkan wanita yang baru Papa temui?"
Abinaya mengepalkan kedua tangannya. Apa yang dikatakan oleh istrinya memang benar. Akan tetapi, dia juga tidak bisa membiarkan Indira menanggung malu. Melihat gadis itu, Abinaya mengingat putri satu-satunya, Alesha Abinaya.
"Kamu harus jelaskan pada Clara tentang wanita itu. Papa akan tetap menikahkan kamu dengan kekasihmu, dengan ataupun tanpa persetujuan darimu, Nathan. Kamu harus bertanggung jawab!" ucap Abinaya dengan penuh penekanan.
"Papa!" Claudia berteriak.
"Nathan harus tetap menikah meskipun kamu tidak setuju. Papa tidak mau jika cucu papa yang kini ada di rahim perempuan itu terlantar. Biar bagaimanapun, dia adalah darah daging Nathan. Keturunan Abinaya!" Lelaki paruh baya itu menatap istri dan putranya.
"Tidak ada bantahan. Keputusan papa sudah final!"
"Kamu batalkan pernikahanmu dengan Clara dan nikahi wanita itu!"
"Papa!"
"Kamu tidak bisa menikahi keduanya, Nathan. Keluarga Clara adalah keluarga terhormat. Mereka tidak akan menerima kamu jika mereka tahu kalau kamu sudah mengkhianati Clara."
"Tapi aku mencintai Clara, Pa. Aku tidak ingin membatalkan pernikahanku dengannya."
"Kalau kamu mencintai Clara, kenapa kamu menghamili wanita itu? Kamu bahkan mengatakan kalau dia adalah kekasihmu bukan?" Abinaya masih terus menepis ucapan Nathan.
"Aku berniat memutuskan Indira saat aku akan menikahi Clara, Pa. Aku ingin menjadikan Clara satu-satunya. Aku khilaf! Aku baru tahu kalau Indira hamil." Nathan bersikeras. Ia tidak akan melepaskan Clara. Wanita itu adalah wanita sempurna. Sangat jauh berbeda dengan Indira.
"Clara tidak akan mau menikah denganmu jika dia tahu kamu memiliki wanita lain, Nathan!"
"Aku tetap akan menikah dengan Nathan, Om!" Sebuah suara terdengar membuat semua orang menoleh ke arah suara.
"Clara."
"Sayang, kamu datang?" Suara Nathan begitu lembut terdengar. Namun serasa bara api yang membakar dada Indira. Kedua tangannya terkepal erat. Sekuat tenaga, Indira menahan amarahnya.
"Aku akan tetap menikah dengan Nathan karena aku mencintainya."
"Tapi kedua orang tuamu tidak akan setuju–"
"Aku akan merahasiakannya. Nathan boleh menikahi wanita itu. Tapi, aku punya syarat!" Gadis cantik bermata hitam itu menatap ke arah semua orang.
Pandangannya penuh ancaman dan cibiran.
"Nikahi dia secara siri! Setelah anak itu lahir, kamu ceraikan dia secepatnya!"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Sukliang
kok msh msu berfuami laki2 kayak gini
2023-12-25
2
Azqiara
Indira bodoh mau²nya di sakti di depan mata
2023-06-14
0
Nena Anwar
semoga Indira tak selemah Amora ya thor
2023-05-06
1