‘’Kita tidak pernah melihat Tuan Muda membawa seorang wanita atau mendengarkan kisah asmaranya. Tapi sekarang malah dikejutkan dengan pernikahan Tuan Muda.’’
‘’Gadis itu memang cantik dan cocok menjadi menantu kediaman Go. Tapi, kenapa Nyonya Besar malah memperlakukannya seperti pelayan?’’
‘’Aku tidak menyangka Nona Muda kita akan diperlakukan seperti ini.’’
‘’Jangan-jangan, gadis itu dari keluarga yang tidak baik, sehingga Nyonya Besar menjadikannya sebagai pelayan.’’
Sae Ju jatuh terduduk sambil menatap kolam sepanjang 50 m x 21 m dengan kedalaman 1,35 m. Ia menatap dua ember yang diberikan kepadanya oleh nyonya Hae Ri. ‘’Bagaimana aku bisa mengisi kolam seluas ini dengan ember berukur 33 cm x 30 cm x 23 cm dalam satu hari? Apalagi harus melakukannya seorang diri.’’
Melihat hal itu membuat nyonya Hae Ri menegurnya. ‘’Aku duduk untuk tidak melihat hal itu! Jika kau tidak sanggup melakukannya, maka pergilah dari sini!’’
Mata Sae Ju kembali berair. ‘’Siomoni benar-benar tidak ragu menyiksaku.’’
Ia pun menarik nafas dalam-dalam dan menyeka air matanya lalu berdiri. Ini terlalu awal untuk menyerah meskipun sangat mustahil menyelesaikan tugas itu.
......................
Sudah tengah hari Sae Ju masih tetap bolak-balik untuk mengisi kolam tersebut dibawah panasnya terik matahari. Saking panasnya, gadis itu bahkan tersandung sehingga air dalam ember tumpah semua sebelum mencapai kolam, membuatnya kembali mengambil air.
Sae Ju menoleh ke arah teras melihat mertuanya duduk santai sambil menikmati jus. Ia hanya bisa menelan saliva dan berjalan pergi.
Bahkan setelah sore tiba, ia masih bolak-balik membawa ember berisi air untuk mengisi kolam. Tidak peduli kolam itu memperlihatkan genangan airnya atau tidak, ia tetap tidak menyerah.
Malamnya, nyonya Hae Ri berhenti dan menatap ke luar jendela. Dilihatnya Sae Ju masih saja bolak-balik mengisi air kolam, membuatnya memasang wajah kusut lalu berjalan ke ruang makan.
......................
Terdengar suara air yang tumpah membuat Sae Ju tersentak. Ia langsung menutup keran air dan menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Kepalanya menoleh melihat pintu kediaman tertutup, tanda semua orang di dalam sedang beristirahat.
Sae Ju memegang perutnya yang bunyi. Sejak mengisi kolam dengan air, ia belum pernah makan sedikitpun. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba berdiri. Rasanya, kedua kakinya sudah tidak bisa menopang berat tubuhnya, membuatnya menarik nafas dalam-dalam.
Gadis itu pun mengangkat kedua ember dan berjalan ke arah kolam. Sambil menyusuri jalan, butiran air matanya terjatuh. Siapa yang tidak takut berkeliaran di luar rumah semalam ini, meskipun memiliki pagar yang tinggi. Bagi Sae Ju yang cepat takut, membuatnya sangat sulit berjalan di tengah malam.
Rasa lapar yang menggerogoti perutnya, tangan dan kaki yang mati rasa bukan main, serta rasa kantuk dari mata membuat Sae Ju benar-benar frustasi.
Tanpa gadis itu sadari, nyonya Hae Ri menatapnya dibalik jendela kamar lantai 2. Untuk sesaat ia terdiam hingga akhirnya menarik hordeng dengan kasar.
......................
Zachking Group
Terlihat Seol Won yang memeriksa berkas di atas meja. Matanya tidak sengaja melihat sekretaris Roiy tidur dalam posisi duduk yang sedang memegang pena. Melihat hal itu membuatnya berdehem.
‘’Saya tidak tidur!’’ kata Sekretaris Roiy terlonjak kaget.
Ia pun menatap ke sekitar dan melihat Seol Won yang sedang memandanginya dengan wajah datar.
‘’Tidurmu nyenyak?’’ tanya Seol Won.
‘’Tidak ada yang tidur, Hoejangnim. Mata saya hanya tertutup,’’ kata Sekretaris Roiy.
*Hoejangnim berarti pemimpin (yang punya) perusahaan, biasanya yang membangun perusahaan dari awal, dan otomatis punya saham paling besar.
......................
Keesokan hari…
Nyonya Hae Ri menuruni tangga dan terdiam saat melihat Sae Ju sudah berdiri menunggunya. ‘’Kau masih hidup, ya?’’
Sae Ju meremas ujung seragamnya sambil menelan saliva. ‘’Tugas yang Nyonya Besar berikan kepadaku….’’
......................
Kolam Renang
Nyonya Hae Ri terbelalak melihat kolam tersebut telah penuh dengan air jernih. Ia pun menoleh ke arah Sae Ju untuk sesaat.
Plak!
‘’Aku memerintahkanmu untuk mengisi kolam ini dengan dua ember. Beraninya kau memakai selang untuk mengisinya!’’ marah Nyonya Hae Ri.
‘’Eh? Aku ti—‘’
Plak!
Sekali lagi nyonya Hae Ri menampar Sae Ju karena gadis itu berani membantah ucapannya. Sae Ju meringis sakit dengan mata berkaca-kaca.
‘’Dia memang mengisi kolam menggunakan ember yang diberikan Nyonya Besar.’’
Kedua wanita tadi spontan menoleh begitu mendengar suara tersebut.
...Visual Kepala Pelayan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Libra Roshi
terlalu berat kerjaanx isi kolam renang pake ember,dasar nenek sihir
2023-08-05
0
Nuri
2 iklan meluncur
2023-07-03
0
Firenia
ngintip mulu dari tadi
2023-06-12
1