BALAS DENDAM & CINTA

BALAS DENDAM & CINTA

RENCANA

...****...

Di istana bagian barat.

Di istana ini tempat kediaman Raden Surya Biantara bersama keluarga kecilnya. Ini adalah hak yang dimiliki oleh keluarga istana yang merupakan anak tertua yang masuk ke dalam untuk memberikan suatu pesan kepada Raden Surya Biantara.

"Hamba menghadap raden." Ia memberi hormat.

"Ya, katakan." Balasnya.

"Tadi ada seseorang yang mengantarkan pesan ini pada Raden." Menyerahkan gulungan pesan.

"Terima kasih." Ia mengambil gulungan pesan itu.

"Sama-sama Raden." Ia kembali memberi hormat.

"Kalau begitu berjaga-jaga lah di depan gerbang istana ini." Ia pamit untuk kembali bertugas.

"Sandika Raden." Ia memberi hormat sebelum pergi meninggalkan Raden Surya Biantara.

Raden Surya Biantara membuka gulungan surat yang entah dari siapa,  namun saat itu kebetulan istrinya datang menghampirinya.

"Ada apa kanda? Apakah ada pesan penting dari ayahanda prabu?." Seorang wanita cantik mendekat.

"Akan kanda bacakan isi dari surat ini." Raden Surya Biantara membuka gulungan surat itu. "Mungkin ada berita penting dari istana untuk kita semua di sini." Ia mencoba untuk memahami apa yang ada di dalam pesan itu.

"Kepada putraku Raden surya biantara, aku mengutus kau untuk menghadiri acara panen padi yang di selenggarakan di desa bendung pasa." Raden Surya Biantara terlihat mengkerut keningnya. "Aku tidak bisa datang ke sana, karena ada pertemuan yang sangat penting yang tidak bisa aku undur." Raut wajahnya terlihat semakin berubah. "Acara itu akan diadakan dua hari lagi, jagan sampai tidak datang, aku serahkan masalah desa itu padamu, dari ayahandamu Prabu kencana biantara."

Itulah surat yang telah dituliskan oleh Prabu Kencana Biantara untuk anaknya.

"Sepertinya ayahanda Prabu meminta kanda untuk datang ke sana."

"Sepertinya memang seperti itu dinda."

"Apakah kita akan ke sana kanda?."

"Sepertinya kita memang harus ke sana dinda." Ia tidak bisa menolaknya. Karena dalam surat itu ayahanda prabu memang menyuruh kita untuk datang ke sana. Selain itu ayahanda prabu tidak bisa datang karena ada pertemuan yang sangat penting."

"Kalau begitu akan dinda siapkan semuanya. Karena desa bendung pasa sangat jauh sekali kanda."

"Baiklah, kalau begitu kita sama-sama menyiapkan semuanya."

Keduanya berjalan menuju ke kamar mereka untuk segera beres-beres.

"Tapi di mana putri kita santika jayanti? Apakah masih bermain dengan anak-anak petinggi istana yang lainnya?."

"Katanya tadi seperti itu kanda."

"Kalau begitu akan kanda cari, dinda tolong persiapkan semuanya."

"Baiklah kanda."

Setelah itu Raden Surya Biantara keluar untuk mencari anaknya, sedangkan Putri Jayanti Latsmi menyiapkan pakaian yang akan mereka bawa nantinya.

...***...

Sementara itu di sebuah tempat perkumpulan orang-orang jahat yang ingin mencelakai Raden Surya Biantara.

"Apakah kau telah berhasil menyerahkan surat padanya seperti yang aku perintahkan?."

"Gusti putri tenang saja, hamba telah menyerahkannya secara langsung pada raden surya biantara."

"Bagus, kau memang bisa aku andalkan."

Seorang wanita cantik dibalik topeng Hitam tersenyum senang. Ia yang memerintahkan seorang pemuda untuk menyerahkan surat itu untuk Raden Surya Biantara.

"Lantas tugas apa lagi yang dapat hamba kerjakan gusti putri?."

"Antarkan surat ini pada Gusti Prabu kencana biantara." Ia serahkan sebuah gulungan yang berisikan surat. "Supaya gusti prabu bisa memastikan jika anaknya memang berada di sana."

"Sandika gusti putri."

Setelah itu prajurit itu langsung mengerjakan tugas itu, ia memberikan pesan yang telah dibuatkan oleh Gusti Putrinya.

"Lalu bagaimana dengan kami? Apakah kami juga akan bertindak Gusti Putri?."

"Tentu saja kalian akan membantu aku untuk saksi, atas apa yang telah dilakukan oleh raden surya biantara ketika di sana."

"Apakah kami akan ke sana untuk melihat apa yang terjadi di sana?."

"Kalian tidak perlu datang ke sana, cukup mengarang cerita indah saja di sini." Senyumannya terlihat sangat mengerikan. "Karena di sana sudah ada orang-orang yang kami sewa, untuk menyaksikan apa yang telah terjadi di sana."

"Benar apa yang dikatakan ayahanda." Wanita cantik itu menatap mereka semua yang hadir. "Kalian tidak perlu repot-repot untuk datang ke sana, kalian hanya perlu menjadi saksi di sini."

"Sandika Gusti."

Sepertinya pada saat itu mereka sedang merencanakan sesuatu yang sangat buruk terhadap Raden Surya Biantara. Apa tujuan mereka sebenarnya melakukan itu?. Apakah mereka memiliki dendam pribadi terhadap Raden Surya Biantara?. Simak dengan baik kisah ini.

...***...

Di desa Bendung Pasa.

Di desa itu memang diadakan acara panen padi yang sangat meriah. Sebenarnya mereka belum pernah mengadakan acara apapun untuk merayakan hasil panen mereka pada tahun ini. Akan tetapi pada saat itu ada dua orang prajurit yang mengatakan untuk menambah penghasilan mereka, jika mereka mau mengadakan acara yang sangat meriah untuk menyambut hasil panen mereka besok.

"Gusti Prabu telah mendengarkan kabar bahagia ini." Dari raut wajahnya terlihat sangat jelas bagaimana kebahagiaan itu ia rasakan. "Sebagai gantinya Gusti prabu telah memberi upah, kepada kalian untuk merayakan hari kebahagiaan kalian besok."

Siapa yang tidak senang dengan apa yang telah mereka dapatkan pada saat itu.

"Sungguh baik sekali Gusti Prabu terhadap kita."

"Kalau begitu manfaatkan ini dengan sebaik-baik mungkin, kami akan membantu kalian untuk membuatkan acara itu."

"Terima kasih kami ucapkan kepada prajurit istana yang telah berbaik hati menyampaikan kabar gembira ini kepada kami semua."

Pada saat itu mereka belum menyadari jika itu adalah sebuah permainan yang diciptakan oleh orang-orang yang ingin menyingkirkan Raden Surya Biantara.

...***...

Sementara itu di istana.

Prabu Kencana Biantara telah menerima surat yang katanya berasal dari Raden Surya Biantara.

"Kepada ayahanda Prabu, mungkin dalam beberapa hari ini ananda tidak akan berada di istana." Sang Prabu menjeda membaca surat itu. "Nanda akan menghadiri sebuah acara yang berada di desa bendung pasa, acara tersebut diadakan untuk mengucapkan rasa syukur karena hasil panen yang sangat berlimpah, maaf jika ananda menyampaikan ini melalui pesan daun lontar ini. Salam hormat dari ananda Raden surya biantara."

Setidaknya itulah isi pesan yang dibacakan oleh Prabu Kencana Biantara pada saat itu, bahkan sang Prabu terlihat sedang mencerna kalimat surat itu.

"Memangnya apa isi dari surat itu kanda? Apakah itu benar-benar dari putra kita?."

"Aku rasa memang seperti itu dinda."

"Memangnya anak kita menyampaikan apa padamu kanda?."

"Untuk beberapa hari kedepannya tidak berada di istana." Sang Prabu meletakkan surat itu di meja kecil yang tak jauh darinya. "Karena ia akan menghadiri sebuah acara yang diadakan di desa bendung pasa."

"Tidak biasanya desa itu mengadakan acara." Ratu Saraswati Tusirah tampak curiga. "Apakah panen tahun ini mereka mendapatkan hasil yang lebih? Sehingga mereka malah membuat acara pesta perayaan panen padi."

"Bisa jadi seperti itu dinda." Prabu Kencana Biantara tidak mau berpikiran berburuk sangka. "Sebab pemasukan beras yang terbanyak berasal dari desa itu."

Meskipun ada bentuk kecurigaan yang dirasakan oleh Ratu Saraswati Tusirah pada saat itu.

"Kalau begitu iringi mereka dengan beberapa pengawal, dinda sangat cemas jika terjadi sesuatu terhadap mereka nantinya."

"Tentu saja kanda akan mengiringi mereka dengan beberapa orang prajurit terbaik." Suasana hatinya sangat tidak nyaman. "Karena menurut kabar yang beredar desa itu kurang menerima orang asing, apalagi jika pihak istana yang datang ke sana."

"Semoga saja mereka baik-baik saja."

"Ya, Kanda juga berharap mereka baik-baik saja."

Sebagai orang tua yang sangat menyayangi anak tentu keduanya sangat khawatir dengan keselamatan anak mereka. Semoga saja kecemasan mereka hanya kecemasan biasa saja, karena mereka tidak ingin membayangkan hal yang aneh-aneh terjadi pada anak dan menantu mereka ketika pergi nanti.

...***...

Sementara itu orang-orang yang diperintahkan untuk melakukan pekerjaan berbahaya itu.

"Gusti Putri meminta kita untuk melakukanya dengan sangat hati-hati, jangan sampai kita melakukan kesalahan."

"Kau tenang saja, aku memiliki jurus serap jiwa yang dapat membuat orang lain tertidur dengan sangat pulas."

"Bagus, itu lebih baik."

"Kalau begitu kita santai-santai saja dulu, karena perjalanan mereka masih lama."

"Baiklah kalian boleh santai, tapi jangan sampai melakukan kesalahan nantinya."

Setelah itu mereka bubar, tentu saja mereka ingin melakukan kegiatan lain sebelum beraksi.

Di sisi lainnya.

Ada seorang pendekar wanita yang sedang berjalan-jalan di sekitar persawahan tempat acara akan dilaksanakan. Matanya memperhatikan bagaimana dengan sangat antusiasnya mereka ingin menyambut kedatangan orang penting dari pihak istana.

"Entah kenapa aku merasa akan terjadi hal yang tidak menyenangkan sama sekali ketika acara berlangsung nantinya." Dalam hatinya merasakan firasat yang sangat buruk. "Apa yang akan aku lakukan jika telah merasakannya? Rasanya tidak mungkin aku mengatakan pada mereka, pasti aku akan dianggap sebagai perusak acara itu." Ia menghela nafasnya dengan sangat lelahnya. "Kalau begitu aku awasi saja, lagi pula aku tidak akan bisa berbaur dengan mereka." Setelah itu ia pergi meninggalkan tempat itu tanpa ikut campur dengan apa yang telah dilakukan penduduk untuk menyambut kedatangan pihak istana, terutama Prabu Maharaja Kencana Biantara. "Aku harap itu hanyalah sebuah firasat saja." Dalam hatinya sangat berharap seperti itu, karena jika ia merasakan firasat yang tidak enak?. Maka firasat buruk itu akan terjadi.

...***...

Raden Sahardaya Biantara saat itu pamit pada gurunya, ia hendak kembali ke istana.

"Terima kasih atas ilmu yang guru berikan pada saya, rasanya saya tidak akan bisa apa-apa tanpa adanya guru."

"Sama-sama Raden, namun sebagai seorang guru yang baik? Hanya satu yang aku inginkan."

"Memangnya apa yang guru inginkan dari saya? Katakan saja guru, semoga saya bisa mengabulkannya guru."

Lelaki setengah tua itu terkekeh kecil ketika melihat raut wajah Raden Sahardaya Biantara yang sangat antusiasnya.

"Amalkan ilmu yang Raden pelajari dengan baik, bantulah siapa saja dengan hati yang lapang, jangan sampai Raden menyalahgunakan ilmu itu untuk berbuat kejahatan, apakah Raden sanggup?."

"Saya akan selalu mengingat dengan baik pesan guru, saya akan berusaha mengingatnya, melakukannya dengan baik."

"Syukurlah jika memang seperti itu Raden, apa lagi Raden adalah putra mahkota." Dengan senyuman yang sangat lembut ia berkata seperti itu, dan tangannya yang mengusap kepala Raden Sahardaya Biantara dengan kasih sayang. "Semua tindakan Raden akan menjadi sorotan untuk semua kalangan orang banyak, jadi contoh untuk yang derajatnya dibawah Raden, maka Raden tidak boleh gegabah dalam bertindak."

"Semoga saya bisa menjadi seperti guru."

"Hahaha! Tetaplah jadi diri sendiri Raden, jangan sampai jadi orang tua sakit-sakitan seperti aku ini."

Kedekatan keduanya sangat hangat, seperti keluarga yang sangat dekat.

...****...

Seorang wanita cantik sedang mengamati Raden Surya Biantara yang saat itu sedang berada di balai pertemuan.

"Sungguh berwibawa sekali lelaki idamanku ini." Dalam hatinya sangat mengagumi ketampanan yang dimiliki sang pujaan hati. "Andai saja aku bisa memilikinya? Pastilah aku adalah wanita yang sangat bahagia di dunia ini." Dalam hatinya sedang membayangkan bagaimana Raden Surya Biantara yang selalu bersamanya.

"Baiklah karena beberapa hari aku akan melakukan perjalanan, aku harap kalian masih bisa melaksanakan tugas masing-masing dengan baik." Raden Surya Biantara menjelaskan pada mereka. "Aku harap  pekerjaan membantu rakyat masih berjalan dengan baik tanpa adanya pengawasan dariku."

"Sandika Raden, kami akan melakukannya dengan baik."

"Terima kasih atas pengertiannya, selamat melaksanakan tugas dengan baik."

"Laksanakan Raden."

Mereka terlihat sangat antusias untuk melanjutkan pekerjaan, tentu saja mereka akan melakukan tugas itu dengan sangat baik.

"Bagaimana dengan pekerjaan nimas? Apakah masih aman?."

Deg!.

Wanita cantik itu terkejut ketika Raden Surya Biantara bertanya seperti itu padanya.

"Rasanya aku terkena jantungan mendadak." Dalam hatinya sangat gugup. "Aman Raden." Jawabnya. "Si-sial! Kenapa aku mendadak terkena kutukan berbicara  gagap seperti ini?." Daam hatinya sangat kesal, sangat mengutuk dengan perbuatannya sendiri.

"Baguslah jika memnag aman." Raden Surya Biantara tersenyum kecil. "Kau memang sangat hebat dalam melaksanakan tugas ini nimas, tidak salah ayahandamu menyarankan aku untuk mengajakmu bekerja di sini, kau memang orang yang sangat pekerja keras."

Deg!.

Detak jantungnya semakin berdegup kencang, ia hampir saja tidak bisa mengendalikan dirinya ketika mendengarkan ucapan itu.

"Oh! Jantungku rasanya sangat tidak aman mendengarkan pujian dari kekasihku ini." Dalam hatinya malah berpikiran seperti itu. "Saya akan melakukannya dengan baik Raden." Suaranya terdengar sangat datar.

"Baiklah kalau begitu, aku akan memeriksa yang lainnya, dan kau lanjutkan saja pekerjaannya."

"Baik Raden."

Wanita cantik yang bekerja di dalam istana Barat itu pun sangat terpesona dengan ketampanan Raden Surya Biantara.

"Andai saja saat itu kau tidak menikahi gadis dari kerajaan lain? Menyadari keberadaanku? Pastilah aku menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini Raden." Dalam hatinya saat itu sedang membayangkan kebahagiaan yang sangat melimpah jika ia bersama Raden Surya Biantara. "Walaupun aku terluka? Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja, walaupun nantinya aku akan menjadi istri kedua, atau bahkan istri ketiga." Dalam hatinya merasa tidak keberatan. "Aku tidak peduli dengan itu, karena yang aku inginkan adalah hidup bersamamu Raden." Dalam hatinya masih membayangkan ia hidup bersama Raden Surya Biantara dalam kebahagiaan yang sangat melimpah. Sebuah imajinasi yang sangat luar biasa. "Aku tidak akan menyerah begitu saja." Dalam hatinya menyemangati dirinya untuk tetap berjuang.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!