BAB 16

BAB 16

Belviana tercengang mendengar jawaban Ervin, begitu juga dengan Chandra. Berbeda dengan Emilie dan Ibu Nia mereka tersenyum sumringah mendengar hal itu.

Tapi Chandra sendiri tidak dapat membalas ataupun menolak hal tersebut. Ini adalah konsekuensi yang ia terima. Lagi pula dia akan dapat banyak keuntungan bila pernikahan ini terjadi.

Dia pun tidak masalah jika salah satu dari putrinya akan menikah dengan Ervin, “Yah, artinya pria ini semakin bisa di lunakkan apabila dia menikah dengan Belviana.” Pikirnya dengan picik.

“Baiklah kalau itu memang keputusan Nak Ervin, saya akan tetap melanjutkan perjodohan ini dengan senang hati. Dan sekali lagi saya mohon maaf atas sikap kedua putri saya.” Ujar Chandra.

Milo pun kembali menyampaikan kepada Ervin.

Belviana mengepalkan tangannya dengan kuat, kenapa bisa Ayahnya tidak menanyakan pendapatnya untuk hal seperti ini.

“Ayah?? Aku – “

Belum sempat Belviana melayangkan protesnya, sang Ayah sudah menatapnya tajam dengan penuh kebencian. Seolah semua ini adalah tanggung jawab yang harus ia terima.

“Bukannya ini yang kamu inginkan, makanya kamu merengek kepada Emilie?” gumam Chandra dengan suara beratnya.

Ervin yang dapat mendengar dan melihat dengan jelas pun akhirnya angkat bicara. “Jadi kalau semua sudah mencapai kesepakatan, bisakah saya kembali melanjutkan makan malam saya bersama calon istri saya?”

Secara tidak kasar dari perkataan Ervin dia meminta orang lain selain Belviana untuk keluar dari ruangan.

Nia berdecah melihat kesombongan Ervin, “Cih…”

Chandra segera berdiri dan dengan sopan undur diri. Biar bagaimanapun, Perusahaannya tidak ada apa – apanya ketimbang milik keluarga Kalandra yang merupakan salah satu perusahaan raksasa yang memegang segala industri di kota besar ini. bahkan hampir di seluruh Indonesia.

“Baik Nak. Terima kasih tidak mempermasalahkan hal ini. Kalau begitu selamat menikmati makan malam kalian.” Ucapnya pelan dengan sedikit menundukkan kepala.

Chandra lalu menarik tangan istrinya dan menyuruh Emilie juga untuk beranjak dari tempatnya.

Setelah mereka semua keluar, Belviana yang sedari terdiam melihat dengan perasaan tidak enak kepada Ervin karena sudah membohongi pria tersebut.

Dia berdiri dan membungkuk untuk meminta maaf tanpa suara. Ervin sendiri cukup terkejut dengan pergerakan tiba – tiba dari Belviana.

Kemudian gadis itu menulis di kertas.

‘Kak, maafkan aku sudah berbohong atas status aku. Bukan maksud aku untuk seperti itu.’

Ervin membacanya, lalu dia melihat ke Milo dan memegang telinganya. Milo yang paham langsung mengeluarkan alat bantu dengar. Barang yang sudah ia persiapkan agar dia sendiri tidak kerepotan melihat Belviana seperti ini. Karena dialah wanita pertama yang rela untuk merepotkan diri berusaha berbicara dengannya.

“Biar aku pasang ini dulu.” Ucap Ervin dengan suaranya yang tenang.

Setelah memakai alat bantu dengar yang hanya seperti earbud, pria itu kembali menatap Belviana.

“Mari kita bicara ini setelah selesai makan.” Ucapnya.

Belviana mengangguk, “Iya Kak.”

Mereka pun makan dalam diam, tidak ada satu kata yang mereka ucapkan. Milo mengusap tengkuk lehernya merasakan suasana yang begitu canggung.

Setelah beberapa saat, Ervin membersihkan mulutnya menandakan dia sudah selesai makan. Dan Belviana pun juga sudah menyilangkan sendok dan garpunya di atas piring kosong miliknya.

Keduanya membersihkan tenggorokan mereka dengan segelas air mineral. Setelah itu Ervin pun berkata. “Bagaimana kalau kita jalan – jalan di taman?”

Belviana cukup bingung dan akhirnya menjawab, “Boleh Kak.”

Milo meraih kursi roda Ervin dan mendorong nya keluar. Sedangkan Belviana mengikuti langkah mereka.

“Berjalan di sampingku.” Ujar Ervin. Dan akhirnya Belviana sejajarkan langkah mereka.

“Eh? Kita ke taman mana kak? Lalu mobil aku bagaimana ? Apa kita pergi terpisah saja? ” tanya Belviana bingung karena mereka berada di luar pintu Reastaurant dan sudah ada mobil milik Ervin yang menunggu mereka.

Ervin menghela napas pelan, “Tidak ada jalan masing – masing, dan tidak perlu khawatir, mobil kamu nanti akan di urus oleh Milo.”

“Ah iya. Ok kak…” jawab Belviana santai.

Karena mobilnya adalah salah satu benda berharga yang sangat dia jaga. Jadi dia sedikit protektif kalau mau meninggalkan mobilnya di tempat asing.

“Apa dia tidak terlalu santai dan terlalu cepat mengiyakan?” pikir Ervin geleng – geleng kepala.

Terpopuler

Comments

Wiek Soen

Wiek Soen

Candra 🤛🤛🤛🤛🤛

2024-02-11

0

Novi Pokio

Novi Pokio

dasar ayah gila harta

2024-01-30

0

Ranny

Ranny

demi kekayaan ayah kandung sendiri mau menjual anaknya

2024-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!