BAB 5

Beberapa saat kemudian Milo menghentikan kendaraannya di depan pagar besar milik keluarga Chandra. Dengan perjalanan yang begitu sepi. Ervin dan Belviana tidak melakukan pembicaraan apapun.

“Terima kasih Kak Ervin,” ucap sambil sedikit menundukkan kepalanya ke Ervin.

“Hem,” jawab Ervin singkat.

“Terima kasih Pak Milo,”

“Sama – sama Nona,”

Belviana turun dari kendaraan dan kembali membungkukkan sedikit kepalanya sebagai tanda terima kasih.

Pintu mobil sudah ia tutup, tapi kendaraan di depannya belum juga terlihat jalan. Hingga terjadi saling menunggu.

Lima menit kemudian, Milo membuka kaca depan dan mengatakan, “ Nona masuklah lebih dahulu…”

“Ah iya, terima kasih Pak Milo. Hati – hati di jalan.” Belviana pun berbalik dan pintu pagar tinggi itu terbuka.

Terlihat seorang satpam menyapanya dengan sopan. Hingga Belviana tidak terlihat lagi.

“Jalan…” Ervin kembali menatap lurus ke depan setelah tadi dia tidak mengalihkan pandangannya dari Belviana.

“Baik Tuan,” jawab Milo dengan sebingkai senyuman yang manis.

Milo adalah orang kepercayaan Ervin, usia mereka pun tidak terpaut jauh. Karena Milo adalah anak dari mendiang asisten ayahnya. Jadi Ervin dan Milo sudah berteman sejak kecil.

Begitu mobil sedikit menjauh. Ervin membuka tempelan silicon kulit yang ada di pipinya.

“Bagaimana pendapat Tuan mengenai Nona Belviana?” tanya Milo penuh semangat.

“Hah! Pasti dia punya niat lain ! Dan untuk apa dia ikut – ikutan berbohong?”

“Hmm, iya sih. Tapi kalau lihat dari sikap Nona Belviana, sepertinya dia wanita yang baik dan cerdas.”

Ervin berdecak, “Ck! Jangan terlalu cepat menilai seseorang! Ingat satu hal yang pasti ! Wanita bisa berbuat apapun kalau sudah buta akan harta !”

Milo menghela nafasnya pelan.

“Lihat saja nanti kalau tiba di rumah! Kau akanmendengar hal yang berulang kali omelan dari Ibu!” sambung Ervin malas.

Karena kelakuannya yang seperti ini, semua rekan – rekan orang tuanya di hubungi setelah pertemua ke dua anak mereka. Ada yang marah, ada yang kecewa, ada yang menolak mentah – mentah, dan ada pula yang setuju dengan syarat Ervin pergi operasi wajah.

“Hahahah… Kalau Ibunda ratu yang sudah marah, aku akan serahkan kepada anda, Tuan!’ Milo bergidik mengingat bagaimana murkanya Nyonya besar di rumah setiap mereka pulang.

“Hahh…” hela nafas pelan Ervin sambil memijit keningnya.

Sedangkan di kediaman Chandra, Belviana masuk ke dalam rumah begitu saja. Melihat di parkiran mobil Emilie belum ada, membuat Belviana pun hanya bisa menahan diri.

“Bel… Kamu sudah pulang nak?” tanya Nia dengan manis.

“Lalu di mana Emilie?” tanya Chandra yang tidak melihat putri sulungnya.

“Hmm,” Belviana bingung harus menjawab apa.

“Tadi Emilie sudah telpon ke Ibu kalau dia sedang menemui manajernya untuk bahas masalah kerjain.” Potong Nia menjelaskan kepada suaminya.

“Hmm, lalu bagaimana pertemua kalian tadi?” tanya Chandra lagi.

“Kok kak Emilie gak bilang – bilang ya?” gumamnya dalam hati.

Belviana mendekat ke arah Ayah dan Ibunya, “Semua berjalan lancar ayah,” jawab nya berterus terang. Karena memang pertemuannya bersama Ervin lancar – lancar saja, bahkan Ervin yang mengantarnya pulang.

"Bahkan Kak Ervin mengantar aku sampai ke rumah Ayah,” sambung Belviana yang mengingat perkataan Ervin tentang tanggung jawab atau apapun itu. Dia hanya ingin ayahnya tahu kalau Ervin pria yang baik.

Chandra mengangguk pelan, “Hmm baguslah… Kamu masuklah beristirahat.”

Sedangkan Nia menjadi bingung dengan perkataan Belviana, “Artinya Ervin tidak sesuai yang di gosipkan orang – orang ya?” pikirnya. “Dan tuh anak juga belum telpon untuk protes,”

“Hmm, awalnya aja tuh Emilie nolak kan? Ervin itu pria yang sangat cemerlang dalam dunia bisnis. Kemampuannya di akui oleh semua senior – senior dari perusahaan lain. Sudah hal yang paling tepat Emilie bersama Ervin.” Pukas Chandra senang. Membayangkan putri kebanggaannya akan menjadi seorang istri CEO berbakat.

Nia mengangguk setuju, “Benar sayang,” berharap semua hal indah terjadi dalam hidupnya.

Nia yang dulu sekretaris sekaligus selingkuhan Chandra, hamil bersamaan dengan Ibunda Belviana yang saat itu juga tengah hamil muda.

Sedangkan Nia sudah hamil 8 bulan dan segera melahirkan. Maka dari itu, Chandra menikah sirih dengan Nia. NAmun dengan berjalannya waktu. Semua perhatian Chandra teralihkan kepada Nia dan putri yang baru saja ia lahirkan. Sedangkan Ibunda Belviana yang bernama Bunga harus terus merasakan sakit hati akibat perbuatan suaminya. Hingga Bunga meninggal setelah usia Belviana masuk di usia 5 tahun. Bertahan dan menghadapi suaminya yang seperti itu, membuat Bunga jatuh sakit

Nia tersenyum menyeringai, “Kehidupan mewah seperti inilah yang aku inginkan… Mendapatkanmu, dan sekarang memiliki anak mantu yang luar biasa… Ahh.. namaku semakin cemerlang di kelas sosialita…” gumam nya puas mengingat bagaimana perjuangannya agar Chandra selalu bersamanya dan melupakan istri sahnya.

Terpopuler

Comments

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

hadeeehh Ternyata ibu dan anak sama-sama jalank

2024-02-05

0

Novi Pokio

Novi Pokio

tega banget sich mereka sama Belviana

2024-01-30

0

Ranny

Ranny

ternyata Nia sama kelakuannya dengan anaknya Emilie, benar pepatah buah takkan jatuh jauh dari pohonnya

2024-01-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!