Hari-hari berikutnya, Jamie berusaha untuk menerima kenyataan bahwa Rose hanya melihatnya sebagai teman. Ia terus menghabiskan waktu bersama Rose, tetapi ia mencoba untuk membatasi perasaannya agar tidak terlalu jauh.
Jamie berusaha untuk mengendalikan perasaannya agar tidak mengganggu persahabatan mereka. Ia masih sering menghabiskan waktu bersama Rose dan berbicara tentang berbagai topik, tetapi ia menghindari topik tentang perasaannya pada Rose. Jamie merasa bahwa ia tidak ingin membuat Rose merasa tidak nyaman atau merusak persahabatan mereka.
Namun, meskipun Jamie berusaha untuk menjaga jarak dengan perasaannya, ia masih merasa terpikat pada Rose. Ia terus berpikir tentang bagaimana Rose begitu cantik dan cerdas, dan bagaimana ia merasa begitu nyaman ketika bersama Rose. Namun, setiap kali Jamie mencoba untuk mengungkapkan perasaannya pada Rose, ia kembali merasa takut dan enggan untuk melakukannya.
Sementara itu, Rose terus bertindak seperti biasa. Ia tidak menyadari bahwa Jamie memiliki perasaan pada dirinya, dan merasa bahwa mereka masih seperti teman biasa. Mereka tetap berbicara dan melakukan kegiatan bersama, tetapi ada rasa canggung yang muncul di antara mereka.
Hari-hari berlalu, dan Jamie semakin sulit mengendalikan perasaannya pada Rose. Ia merasa bahwa ia tidak bisa mengekang perasaannya lagi dan harus mengungkapkan perasaannya pada Rose. Tetapi ia masih merasa takut bahwa jika ia melakukannya, ia akan kehilangan persahabatan mereka yang begitu baik.
Walaupun Jamie merasa sedih, ia berusaha untuk terus berpikir positif dan mencari kebahagiaan dalam persahabatan mereka. Mereka tetap saling mendukung dan berbicara tentang segala hal seperti biasa, dan Jamie tahu bahwa persahabatan mereka akan terus berlangsung meskipun cinta Jamie tak terbalas
Jamie mencoba untuk terus menjaga hubungannya dengan Rose tetap baik dan menghindari rasa canggung antara mereka. Ia terus menemani Rose dalam kegiatan sehari-hari dan membantunya ketika ia membutuhkan bantua
Namun, di dalam hatinya, Jamie masih merasa sedih dan kecewa bahwa Rose tidak merespons perasaannya. Ia sering berpikir tentang apa yang salah dengan dirinya dan apakah ia kurang baik bagi Rose.
Sementara itu, Rose terus menganggap Jamie sebagai teman baiknya dan terus mengandalkannya. Ia sering meminta pendapat Jamie tentang puisi dan karya seninya, dan Jamie selalu memberikan dukungan dan motivasi padanya.
Rose terus mencurahkan segala ide-idenya pada Jamie dan Jamie selalu dengan senang hati mendengarkan. Jamie sangat terkesan dengan kemampuan Rose dalam menulis puisi dan karya seninya. Ia selalu mengapresiasi setiap karya Rose dan memberikan saran untuk meningkatkan kualitasnya.
Suatu hari, Rose merasa sangat bingung dan galau tentang sebuah puisi yang sedang ia tulis. Ia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaannya. Ia memutuskan untuk meminta bantuan Jamie.
"Jamie, bisakah kamu membantuku dengan puisi ini? Aku merasa seperti aku terjebak di sini dan aku butuh sudut pandang yang berbeda," pinta Rose.
Tentu saja, Jamie langsung menyanggupi permintaan Rose. Mereka duduk bersama di taman dan Jamie membaca puisi itu dengan cermat. Kemudian, ia memberikan saran dan ide-ide untuk membuat puisi tersebut menjadi lebih baik.
"Kamu harus mencoba untuk menambahkan lebih banyak detail dan membuat pembaca merasakan apa yang kamu rasakan. Jangan takut untuk mengekspresikan perasaanmu secara bebas," kata Jamie.
Rose mengangguk, "Terima kasih, Jamie. Aku benar-benar terjebak dan aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku benar-benar menghargai dukunganmu."
Jamie tersenyum dan mengelus pundak Rose. "Tentu saja, Rose. Aku selalu siap membantumu. Kita saling mendukung, bukan?"
Rose tersenyum dan mereka melanjutkan perbincangan mereka, terus berbicara tentang puisi dan karya seni lainnya. Walaupun Jamie merasa sedih karena cintanya pada Rose tak terbalas, ia tetap bersedia membantunya dan mendukungnya. Persahabatan mereka tetap kuat dan tak tergoyahkan.
Namun, sesekali Jamie merasa sulit untuk menyembunyikan perasaannya ketika Rose memuji seseorang yang menarik perhatiannya. Ia mencoba untuk tetap tersenyum dan bersikap biasa saja, meskipun hatinya sedang hancur.
Suatu hari, Rose menceritakan pada Jamie bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang menarik perhatiannya di sebuah acara seni. Jamie berusaha untuk bersikap wajar dan mendengarkan ceritanya dengan penuh perhatian.
"Bagaimana dia?" tanya Jamie dengan wajah yang mencoba tersenyum.
"Ia sangat pintar dan berpengetahuan luas, sangat mirip denganmu, Jamie," jawab Rose dengan senyuman.
Jamie merasa sedikit tersenyum dalam hatinya, meskipun ia tahu bahwa komentar tersebut hanya bersifat sebatas pujian. Ia berusaha untuk tidak menunjukkan rasa sakit hatinya, dan tetap menganggap pujian tersebut sebagai sebuah kehormatan.
"Mungkin kamu bisa mengajaknya untuk berkunjung ke pameran seni selanjutnya," ujar Jamie mencoba untuk memberikan dukungan pada Rose.
Rose mengangguk dengan senyuman di wajahnya. "Terima kasih, Jamie. Kamu selalu tahu bagaimana membuatku merasa lebih baik."
Jamie merasa senang bisa membuat Rose merasa baik, tetapi di dalam hatinya ia tahu bahwa ia tidak bisa menunjukkan perasaannya padanya. Ia berharap bahwa suatu hari Rose akan tahu betapa besar cintanya padanya, meskipun saat ini hal tersebut hanya menjadi mimpi belaka.
Jamie merasa senang bisa membuat Rose merasa baik, tetapi di dalam hatinya ia tahu bahwa ia tidak bisa menunjukkan perasaannya padanya. Ia berharap bahwa suatu hari Rose akan tahu betapa besar cintanya padanya, meskipun saat ini hal tersebut hanya menjadi mimpi belaka. Buatkan dialog dan alur yang rinci dan panjang mengikuti cerita sebelumnya
Jamie terus berusaha mengontrol perasaannya saat bersama Rose, ia berusaha menunjukkan sikap biasa saja. Namun, di saat-saat sendirian, ia merenung dan berpikir tentang perasaannya pada Rose.
"Sudah berapa lama aku menyukai Rose?" gumam Jamie dalam hati.
Ia terus memikirkan kenangan-kenangan mereka bersama dan setiap kali mengingatnya, hatinya terasa semakin hancur. Jamie ingin mengungkapkan perasaannya pada Rose, tapi ia takut hal tersebut akan merusak persahabatan mereka.
Setelah beberapa waktu, Jamie menyadari bahwa ia tidak bisa terus menyembunyikan perasaannya dan memutuskan untuk mengungkapkannya kepada Rose. Mereka bertemu di sebuah taman di kota saat matahari mulai terbenam.
"Rose, aku perlu mengatakan sesuatu padamu," kata Jamie dengan nada serius.
"Tentu saja, apa itu?" balas Rose, tampak bingung.
"Aku tahu aku sudah sering mengatakannya, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku lagi. Aku mencintaimu, Rose," ungkap Jamie dengan tegas.
Rose terkejut dan tidak tahu harus berkata apa. Ia merenung sejenak sebelum akhirnya memberikan respons.
"Jamie, aku tidak tahu harus berkata apa. Aku menyukaimu sebagai teman, tapi aku tidak pernah memikirkan tentang kita sebagai pasangan," ucap Rose dengan jujur.
Jamie merasa kecewa, tapi ia juga merasa lega karena akhirnya mengungkapkan perasaannya. Ia tahu bahwa mereka masih bisa menjadi teman baik dan persahabatan mereka tidak akan berubah.
"Terima kasih, Rose. Aku menghargai kejujuranmu," kata Jamie dengan lembut.
"Kita masih bisa menjadi teman yang baik, kan?" tanya Rose sambil tersenyum.
"Ya, tentu saja," balas Jamie, tersenyum balik.
Mereka berpelukan untuk menandakan persahabatan mereka masih tetap baik. Jamie merasa lega karena akhirnya ia bisa membuka diri kepada Rose. Ia tahu bahwa perasaannya mungkin tidak akan terbalas, tapi setidaknya ia tidak lagi menyimpan rahasia besar dalam hatinya.
Hari-hari berikutnya, Jamie dan Rose tetap berteman seperti biasa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Erarefo Alfin Artharizki
semangat thor
2023-04-27
0