Aku Mencintaimu
Arana adalah seorang gadis yang sangat cantik. Selain cantik
Arana juga memiliki sipat yang sangat baik, lembut dan penyanyang terhadap
sesama. Itulah sipat Arana yang sebenarnya.
Arana bekerja di sebuah cafe yang berada cukup jauh dari
rumah orang taunya. Walaupun kedua orang tuanya terbilang dari kalangan yang
cukup kaya. Namun memiliki ibu tiri yang begitu sangat kejam terhadap, membuat
Arana harus menghidupi dirinya sendiri. meskipun setiap bulan Arana selalu mendapatkan uang tambahna dari Ayahnya. namun Wilda selaku ibu tiri Arana tak pernah memberi uang tersebut pada Arana.
Selain itu Arana juga memiliki seorang saudari tiri yang umur
tidak jauh berbeda dari umur Arana. Michel dialah saudari tiri Arana, Michel
sangat tidak menyukai Arana, karna Arana memiliki paras yang begitu sangat
cantik daripada dirinya.
Karna kebanciannya terhadap Arana, setiap Ayah Arana pergi
ke kantor. Michel selalu membuat masalah dan itu membuat Arana selalu mendapat
tamparan dari Wilda ibu tiri Arana.
Seperti pagi ini, Wilda terlihat bagitu sangat baik terhadap
Arana.karna suaminya masih berada di rumah.
“Arana sayang.” Memanggil Arana yang sudah ingin berangkat
ke kampus “Sini Nak kita makan bersama.” Wilda tersenyum hangat melihat ke arah
Arana.
Mendengar panggilan Wilda, Arana pun berkata “Iya, Ma.” Berjalan
ke arah meja makan.
Arana duduk di hadapan Ayah dan juga Ibu tirinya. Dengan senyuman
hangat yang yang selalu menghiasi bibir indahnya.
Namun belum sempat Arana duduk, michel saudara tiri Arana
menjatuhkan sendoknya di lantai.
“Aucc, Maaf.” Melihat ke arah Ayah dan juga Ibunya, lalu
melihat ke arah Arana. “Arana tolong dong ambilkan sendok aku!” tersenyum
melihat ke arah Arana.
Arana yang mendengar perintah Mischel tampa berkata apapun
Arana lansung mengambil sendok itu di lantai.
“Ini sendoknya.” memberikan sendok kepada Michel.
“Terimkasih ya Ara, kemu memang saudari aku yang paling
baik.” Tersenyum sejenak ke arah Arana, lalu kembali memakan makananya.
Setelah sarapan paginya selesai Hadi Wirawan selaku Ayah Arana
pamit untuk segera ke kantor. “Ma.” Melihat ke arah istrinya “Sayang.” Melihat ke
arah ke dua putri-putrinya “Ayah pemit ke kantor ya.”
Setelah mengatakan itu, Wirawan berangkat ke kantornya
dengan menggenakan Mobil pribadinya.
Melihat ayahnya telah berangkat ke kantor. Arana beranjak
dari duduknya untuk segera pergi ke kampus karna pagi ini Arana ada jam mata
kuliah di pagi hari.
Melihat Arana berangjak dari duduknya dengan segera Wina
berkata. “Wah, wah, Princes kita suda selesai sarapan ya?” menatap tajam ke arah wajah
Arana “Enak sekli hidupmu! Selesai makan, lansung ingin segera pergi.” Berdiri tepat
di hadapan Arana. “Memang kamu pikir makan di rumah ini gratis?” memegan dagu
Arana dengan sangat kuat.
Dan itu membuat Arana meringgis kesakitan. “Aoo, Ma, ini
sangat sakit.” Berusaha melepas tangan yang tengah memegan dagunya dengan
sangat kuat
Mendengar ringgisan Arana. Dengan segera Michel menjambak
rambut Arana dari belakang. “Sakit! Atau masih kurang sakit?” tersenyum sinis
melihat wajah Arana yang mulai terlihat merah.
“Ao, Michel sakit.” Arana berteriak pelan ketika Michel
menjambak rambutnya dengan sangat kuat.
Mendengar teriakan pelan Arana. Wilda nampak terlihat sangat
kesal, dan ingin menampar wajah Arana. Namun sebelum tangannya sapai di wajah
Arana sebuah klakson motor mengangetkan mereka berdua.
Tittttittt.
Suara kelakson motor yang tengah berhenti di depan pintu
utama rumah mereka. Mendengar itu dengan segera wilda dan Michel melepas
pegangan tangan mereka berdua.
Wilda pun berkata. “Awas kamu ya!” menatap penuh kemarahan melihat
ke arah wajah Arana.
Mendengar suara klakson motor untuk yang kedua kalinya,
dengan segera Arana berlari keluar dari dalam rumahnya sambi merapihkan rambut
dan juga wajahnya yang kini terlihat merah.
Melihat Arana berlari keluar dari dalam rumah, Michel pun
berkata pada Ibunya. “Ma, Arana itu beruntung banget ya? Memiliki kekasih
setampan Aditya.” mendekat ke arah WiIda lalu merangkul lengannya “Melihatnya
bersama dengan Aditya. Aku merasa sangat kesal dan marah, karna jujur Ma! Aku juga
menyukai Aditya.
Mendengar ucapan putrinya. Wilda pun berkata “Apa! Jadi putriku
sekarang tengah jatuh cinta?” tersenyum “Baiklah Mama akan memikirkan cara
untuk memisahkan Arana dengan kekasihnya itu!” tersenyum picik.
Arana berjalang keluar dari dalam rumahnya, dengan wajah
ceria yang di buatnya. Namun Aditya yang melihat wajah Arana yang terlihat
memerah dan juga memar di bagian bawah bibirnya berkata.
“Kamu kanapa? Apa kamu sakit?” memeriksa dahi Arana, lalu
melihat bekas memar di bawah dagu Arana “Dan ini kenapa? Sampai memar seperti
ini?”
Mendengar pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut
Aditya. Dengan segera Arana berkata. “Em, ini.” Mencari jawaban yang tepat “Ah,
iya tadi aku terpeleset di dalam kamar mandi, iya terpeleset tadi.” Tertawa menutupi
kegugupannya “Dan tampa segaja aku terjatuh mengenai pinggir bak mandiku.”
Setelah mengatakan itu Arana naik di belakang boncengan
motor Aditya, lalu berkata. “Ayo kita jalan.” Menepuk pelan bahu Aditya “Nanti
telat karna pagi ini aku ada mata kuliah pagi.
Mendengar ucapan Arana. Aditya mulai menyalkan mesin
motornya. Namun sebelum iya melajukannya Aditya berkata pada Arana. “Peluk yang
erat ya sayang.” Mulai melajukan motornya melewati pintu gerban pintu rumah
orang tua Arana.
Mendengar ucapan Aditya, tampa berkata apapun Arana
melingkarkan tangannya di perut Aditya.
Setelah jam kuliahnya selesai, Arana meminta Aditya
mengantarnya ke Cafe tempat Ia bekerja. Karna hari ini Arana tak memiliki tugas
tambahan kampus lagi. Mendengar permintaan Arana dengan segera Aditya berkata. “Maaf
ya sayang.” Mengusap wajah Arana “Sepertinya aku tak bisa mengantarmu, karna
aku ada tugas tambahan dari dosen.” Tersenyum hangat ketika selesai mengatan
itu pada Arana.
Arana yang mendengar ucapan kekasihnya, tersenyum, lalu
berkata. “Tidak masalah sayang. Aku bisa ke Cafe dengan menggunakan Taxi.”
Setelah mengatakan itu Arana berjalan ke arah jalan poros di
temani oleh Aditya di sampinnya. Setelah mendapatka Taxi Arana masuk ke dalam
Taxi, lalu melambaikan tangan kepada kekasihnya.
“Hati-hati sayang.” Teriak Aditya ketika melihat Taxi yang
tengah di tumpangi Arana mulai berjalan.
Setelah dua puluh lima menit berada di dalam Taxi, kini
Arana tengah sampai di depan Cafe tempatnya bekerja, Arana mulai mengeluarkan
uang seratusan dari dalam tasnya, lalu membayar sewa Taxi, kemudian turun dan
masuk ke dalam Cafe.
Arana mulai melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan di
Cafe, dengan senyum ceria yang selalu tersunggin di bibir mungilnya. Arana
mulai melakukan tugas-tugasnya.
Jam 11.30 malam, Arana kini tengah bersiap untuk pulang
kerumahnya. Arana berjalan keluar dari dalam Cafe yang tengah Ia tempati
bekerja. Arana berdiri di depan Cafe sambil menunggu Taxi lewat di hadapannya. Namun
entah kenapa malam itu tidak ada satupun Taxi yang lewat.
*
*
Nah apakah yang akan terjadi dengan Arana malam ini?...
Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya kalau kalian menyukai novelku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
bagus.....alur nya....lnjut
2020-12-14
0
Akmalia Putri
tipo masi banyak say..
2020-10-10
1
Vivianvellanie
nyimak
2020-09-03
1