*Sebelum membaca jangan lupa untuk klik like, vote, and rate*
Happy reading
.
.
Aku masih memikirkan perkataan kepala sekolah tadi. Aku tidak percaya bahwa aku terpilih dalam mewakili sekolahku untuk acara leadership itu. Aku juga mendengar bahwa pelatihan kali ini akan diikuti oleh beberapa sekolah menengah atas dari 5 kecamatan.
Aku pulang dengan riang. Aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu mama dan kakak. Hari ini aku naik sepeda kayuh. Aku pulang bersama Rio, Ambar, dan Mei.
"Can, kamu kapan mau pelatihan kepemimpinan?" tanya Rio
"Jumat pagi, Yo." jawabku
"Ingat jangan kecewakan sekolah kita. Bangun reputasi yang baik untuk sekolah kita ya." kata Ambar.
Kami naik sepeda hanya bertiga. Pertengahan jalan, Rio mengajak kami berhenti di warung es. Kami memang haus dan seperti biasanya kami akan mampir warung.
"Minum apa Can, Mbar?" tanya Rio
"Aku pop ice coklat." sahutku
"Aku durian." kata Ambar.
Harga pop ice tidaklah mahal cukup dengan bayar Rp 2.000
Setelah itu, kami langsung pulang. Sampai di pertigaan desa. Kami berpisah, aku ke kanan, Rio ke kiri, dan Ambar lurus.
...
Sampai di rumah, ternyata tidak ada orang sama sekali. Kakak kuliah dan mama masih berdagang keliling. Kakak memang nglaju (pulang pergi). Uang untuk kos kakak gunakan untuk keperluan yang lain. Meskipun dia mendapatkan beasiswa penelusuran Bibit Unggul berprestasi. Uangnya dia tabung sedikit demi sedikit untuk mengikuti les bahasa Inggris.
Aku pun berganti pakaian dan makan siang. Mama memang sudah masak sejak pagi. Aku kemudian masuk ke dalam perpustakaan mini. Perpus ini memang kakak buat untuk ruang baca. Isinya adalah koleksi beberapa buku kak Krishna dan buku ku.
"Seingetku, kakak pernah punya buku tentang leadership, dimana ya dia simpan." gumamku
Aku terus mencari dan akhirnya ketemu sebuah buku karya John C Maxwell judulnya 5 levels of leadership. Buku itu agak susah aku pelajari. Karena menggunakan bahasa Inggris. Aku memang bisa berbahasa Inggris dan Jerman. Tapi belum selancar seperti Kak Krishna.
Tiba - tiba mataku tertuju lada sebuah buku berwarna putih bergambar Sri Krishna. Aku kemudian menarik dari rak.
"Nah ini yang ku cari." gumamku
Akhirnya aku menemukan sebuah buku yang berjudul 'Kepemimpinan Hindu : Astabrata dan Nasihat Sri Rama lainnya'. Buku tersebut merupakan terbitan dari Paramita Surabaya.
Aku kemudian membaca buku itu. Isinya tentang ajaran Sri Rama kepada adiknya Bharata.
Pertama (Indra Brata)
Kepemimpinan bagaikan Dewa Indra atau Dewa Hujan; Di mana hujan itu berasal dari air laut yang menguap. Dengan demikian seorang pemimpin berasal dari rakyat harus kembali mengabdi untuk rakyat
Kedua (Yama Brata)
Kepemimpinan yang bisa menegakkan keadilan tanpa pandang bulu bagaikan Sang Hyang Yamadipati yang mengadili Sang Suratma.
Ketiga (Surya Brata)
Kepemimpinan yang mampu memberikan penerangan kepada warganya bagaikan Sang Surya yang menyinari dunia.
Keempat (Candra Brata)
Mengandung maksud pemimpin hendaknya mempunyai tingkah laku yang lemah lembut atau menyejukkan bagaikan Sang Candra yang bersinar di malam hari.
Kelima (Bayu Brata)
Mengandung maksud pemimpin harus mengetahui pikiran atau kehendak (bayu) rakyat dan memberikan angin segar untuk para kawula alit atau wong cilik sebagimana sifat Sang Bayu yang berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke rendah.
Keenam (Baruna Brata)
Mengandung maksud pemimpin harus dapat menanggulangi kejahatan atau penyakit masyarakat yang timbul sebagaimana Sang Hyang Baruna membersihkan segala bentuk kotoran di laut.
Ketujuh (Agni Brata)
Mengandung maksud pemimpin harus bisa mengatasi musuh yang datang dan membakarnya sampai habis bagaikan Sang Hyang Agni.
Kedelapan (Kuwera atau Pertiwi Brata)
Mengandung maksud seorang pemimpin harus selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya sebagaimana bumi memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan bisa menghemat dana sehemat-hematnya seperti Sang Hyang Kwera dalam menata kesejahteraan di kahyangan.
Saking asyiknya membaca, tiba - tiba telingaku seperti ada yang meniup.
"Kok tiba - tiba aku merinding ya." kataku
Kakak cekikikan karena mendengar kataku. Tiba - tiba kakak mengagetkanku.
"Hayooo" bentak kakak
"Kakak ih ngagetin saja." gerutuku
"Ngapain hah?" tanya kakak
Aku hanya senyum - senyum dan kemudian langsung memeluk leher kakak.
"Adik happy banget, kenapa ni?" tanya kakak
Aku langsung mencium pipi kakak. Melihat Aku bersifat manja, dia mencubit pipiku.
"Kamu kenapa ha, manja banget sama kakak?" tanyanya
Aku langsung tidur di pangkuan kakak.
"Adik diminta mewakili sekolah buat ikut pelatihan leadership." kataku
"Serius?" tanya kakak
Aku hanya mengangguk. Dia pun kemudian mengangkat kepalaku dan langsung mengambil buku leadership Maxwell.
"Baca buku ini" kata kakak sambil menyodorkan buku
"Tapi kan bahasa inggris belum lancar seperti kakak." Kakak
"Yaudah nanti kakak bacakan poinnya. Sekarang ayo makan." ajak kakak
Aku kemudian bangkit dan mengikuti kakak. Dia menuju kulkas dan mengambil brokoli, wortel, sawi hijau 2 batang, telur, bakso, dan sosis.
"Mau masak apa kak?" tanyaku
"Capcay saja ya." kata kakak
Aku kemudian membantu kakak mengupas wortel dan mencuci sayur. Sedangkan kakak menyiapkan bumbu. Kakak memang lebih jago memasak dari pada aku. Makhlum dia kan satu- satunya lelaki di rumah. Jadi saat mama pergi ke pasar buat belanja dan jualan keliling. Kakak lah yang masak buat aku. Bagiku dia adalah paket komplit. Menjadi ayah, kakak, sahabat, dan bisa jadi kekasih hati. Itu lah sebabnya aku belum tertarik dengan pria lain.
"Dik, kakak akan menjelaskan tentang filosofi sayuran ini dalam ilmu kepemimpinan." katanya
"Emang bisa, kak?" tanyaku
Dia mulai menjelaskan kepadaku tentang filosofi sayuran yang akan kami masak.
Wortel memiliki warna orange. Wortel memiliki khasiat pada mata. Jadi seorang pemimpin harus tajam dalam melihat kondisi rakyat. Harus bisa membedakan mana orang yang baik disekitarnya dengan orang yang hanya ingin memanfaatkan dia.
Brokoli memiliki filosofi sebagai kesatuan. Semakin kita bersatu antara pemimpin dengan rakyat akan membuat suatu negara menjadi kuat. Jangan sampai menjadi pemimpin yang hanya bisa mengadu domba rakyat dan memecah belah masyarakat, dengan ujaran kebencian dan provokator.
Sawi adalah simbol mawas diri. Semakin pupuk nya banyak maka tumbuhannya akan subur. Akan tetapi harus sadar. Akan banyak ulat yang mengintai. Ulat itu ibarat orang jahat yang hanya ingin mengambil untung untuk dirinya sendiri.
"Kakak kok tahu sih tentang filosofi sayuran ini? pantas saja kakak keterima di UGM." kataku
"Hahaha ... Kakak hanya belajar sedikit saja. Kamu juga pasti akan bisa kuliah di UGM. Kamu kan adiknya kakak. Kakaknya cerdas pasti adiknya juga." gurau kakak
Aku kemudian mengambil piring untuk dua orang. Kakak membuat jeruk panas untuk kami. Setelah itu kami makan dan rasanya enak sekali.
"Kak, enak lho. Suatu saat kita bisa buka restoran ya kak." kataku
"Iya, kakak juga punya cita - cita seperti itu. Biar mama tidak berjualan keliling lagi. Kasihan mama, dik. Sudah berjuang mati - matian demi kita." kata kakak sambil tertunduk
Dia pasti merasakan beban akan mama. Aku pun juga menjadi sedih tatkala melihat kakak murung.
"Kak, nanti lulus SMK, adik kerja saja ya di Malaysia. Cari uang yang banyak untuk mama buat warung." kataku
Kakak lalu menekan garpu ke piring nya. Matanya tiba - tiba melotot padaku.
"Jangan berpikir untuk menjadi TKW. Adik harus menempuh perguruan tinggi. Menjadi seorang wanita yang tangguh. Kakak akan berusaha nabung sambil menjadi guru les." kata kakak
Aku kemudian mengangguk dari pada kakak marah. Aku takut dengan kemarahan kakak.
**
Episode kali ini cukup ya. Terimakasih atas waktunya.
With love
Citralekha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Zhia
lagii
2020-08-20
1
el Nabil
aku mampir kak sudah aku like'
aku tunggu ya feedback-nya kamu 🤔
2020-06-19
1
De Asdicka Cwosetya
klo bleh tw,apa ni kisah nyata kak? nur cntik
2020-06-19
2