Masa Orientasi Siswa

*Sebelum membaca jangan lupa untuk klik like, vote, rate, comment, dan coin (juga boleh)*

Happy reading

.

.

MOS berlangsung selama 3 hari. Dalam pelaksanaan hari pertama kami dikenalkan oleh lingkungan sekolah. Materi pengenalan tentang sekolah, prestasi, dan para pendidik pun dilakukan.

Hari pertama kami para sisba (siswa baru) diminta untuk menggunakan caping (topi yang biasanya dipakai petani dan terbuat dari anyaman bambu). Rambut dikepang dua menggunakan tali rafia. Tas menggunakan karung beras. Name tag dengan nama masing - masing anak menggunakan kardus.

Aku memiliki teman baru di sini. Namanya Rini (kebetulan dia tetangga desaku). Kami juga teman SMP tapi beda kelas.

Ada seorang senior yang khusus didatangkan untuk memberikan materi MOS. Sebut saja namanya Mbak Ririh. Dia salah satu alumni sekolahku yang dibanggakan. Dia lulusan terbaik, kuliah di perbankan, dan menjadi seorang manajer bank.

Mbak Ririh sangat tegas. Meskipun badannya kecil. Tapi dia lumayan galak. Jika ada yang tidak disiplin. Maka tidak segan - segan untuk dihukum. Siang hari setelah istirahat makan. Kami dikumpulkan di tengah lapangan. Kami dijemur dan diminta untuk lencang depan selama 1 jam.

"Pegel banget tanganku." gumam temanku (Namanya Dewi).

Tapi dia segera didatangi oleh mbak Ririh. Dia langsung dihukum untuk maju ke depan.

"Tegas juga tu mbak." gumamku dalam hati.

Setelah itu, kami diminta masuk ke dalam kelas. Beberapa pengurus Osis masuk dan memberikan kami sebuah tugas untuk membawa sesuatu di hari berikutnya.

"Adik - adik, kami memiliki tugas yang harus di bawa besok pagi." kata Mbak Wulan (Ketua Osis).

Lalu ada anggota Osis yang menuliskan dua buah kata. Kalian harus membawanya besok pagi dan tidak boleh salah.

Red Foot 3 buah

Seorang lagi maju dan menuliskan beberapa tugas, diantaranya:

Beras sebanyak 285 buah.

Kacang hijau sebanyak 335 buah

Kedelai hitam sebanyak 415 buah.

Buku kiki dan sebuah pulpen boxi (pulpen gel berwarna warni).

Tugas berupa biji - bijian tentu kami sangat familiar. Tapi ketika nama 'Red food' banyak dari teman- teman ku yang kebingungan.

"Red foot itu apa ya kak?" tanya Surya

Dia salah satu dari 5 anak lelaki yang sekolah bersamaku. Tentu saja pertanyaan Surya menjadi bulan - bulanan kating (kakak tingkat).

Bahkan ada kating yang genit dengan siswa laki - laki yang dirasa cukup ganteng menurut mereka. Tapi menurutku semuanya biasa - biasa saja. Ada kating yang menggunakan rok pendek (bahkan di atas lutut) dan berpakaian sangat ketat.

"Kalian harus memecahkan sendiri lah. Tunjukan kalau kalian cerdas." kata Mbak Dian.

"Aku dengar di sini ada anak yang pinter. Siapa dia?" tanya Mbak Ririh

Dia tiba - tiba masuk kelas. Kami langsung melihatnya. Tidak ada yang mengaku pintar. Karena kami tahu, orang yang sekolah di sini adalah buangan dari sekolah negri.

"Permatasari." kata Mbak Wulan

Temanku yang namanya disebut suruh maju. Dia memperkenalkan diri dan diminta untuk mengartikan apa itu red foot. Tapi dia tidak bisa menjawabnya. Kating sudah mulai gusar dan ngomel - ngomel.

"Candika Kusuma" teriak Mbak Novi

Dia tetangga desaku. Aku kaget mendengar namaku dipanggil oleh kating. Tapi aku tenang, karena aku sudah tahu jawabannya.

Kating memintaku untuk mengartikan arti dari kata tadi. Aku pun tersenyum dan melihat ke arah teman - teman baruku.

"Kalau aku bisa menjawab, apa hadiah untukku mbak?" tanyaku

"Wah anak baru kurang ajar banget. Berani sekali mengatakan hal itu ke kami." kata Mbak Wulan.

"Kau akan bebas hukuman hari esok." kata Mbak Ririh.

Aku kemudian mengambil kapur (sekolah ini masih menggunakan kapur dan papan tulis hitam).

Red : merah, Foot : kaki. Jadi red foot adalah kaki merah.

"Setahu ku, kaki merah adalah produk premen lolipop merknya hot hot pop." kataku

Mendengar jawabanku, katingpun heran dan mempersilahkan aku duduk serta besok bebas dari hukuman mbak Ririh.

Jam menunjukan pukul 14.00 (kami dipersilahkan pulang). Aku agak telat pulang, karena Kak Krishna akan menjemputku. Temen - temenku pun mengucapkan terimakasih atas jawabanku.

Aku kemudian keluar ruangan dan menuju gerbang sekolah. Aku disitu menunggu bersama Mbak Wulan (Ketua Osis). Dia juga menunggu jemputan. Kami sempat bercakap - cakap tentang sekolah ini. Tak lama kemudian, Kakak datang.

Aku mencium tangannya dan dia mengecup keningku. Hal itu merupakan hal yang biasa dilakukan kakak padaku. Aku pun membonceng dia. Tanganku kemudian melingkarkan di pinggangnya.

...

Hari ke dua

Maba datang dengan PR yang kemarin diberikan. Aku langsung di datangi oleh senior.

"Candika maju ke lapangan!" teriak Mbak Wulan

Semua mata tertuju padaku. Ambar dan Rio yang merupakan teman akrabku semenjak aku membantu memecahkan teka teki red foot.

"Can, kamu melakukan kesalahan apa?" tanya Rio

"Entah, harusnya aku bebas dari hukuman kata Mbak Ririh kemarin." kataku

"Eh tuli ya loe, dipanggil nggak maju - maju." teriak Mbak Dian.

Aku segera maju dan ke tengah lapangan.

"Ada apa mbak nyuruh aku maju ke depan?" tanyaku

"Elo mau jadi perempuan murahan?" tanya Mbak Dian.

Aku bingung dong apa yang aku lakukan coba. Sampai mereka tega menyuruhku seperti itu.

"Maksudnya apa ya?" tanyaku lagi

"Kemarin kami ngelihat loe sedang berciuman mesra bersama seorang lakik." kata Dian lagi.

"Itu lakik loe?" tanya Mbak Amara

Aku kaget ternyata yang dimaksud itu kak Krishna. Jelaslah aku ketawa, masa iya aku pacaran sama kakak aku sendiri.

"Eh kenapa loe tertawa?!" tanya Mbak Dian dengan nanda tinggi.

"Elo mau menunjukan kalau pacar loe ganteng?" tanya Mbak Amara.

Aku menahan tawaku, dari pada aku nanti dihukum dan disuruh berjemur.

"Mbak, kemarin itu kakak saya. Kakak kandung saya. Masa iya saya pacaran. Masih kecil ini, lagian kakak bakalan marah kalau saya ketahuan pacaran." kataku

Semua yang mendengar menjadi heran. Ternyata lelaki ganteng yang diomongin oleh satu sekolahku adalah Kak Krishna.

"Serius kakak loe?" tanya Mbak Amara

"Iya, kuliah di UGM dia." kataku.

"Wah ganteng, pinter, di UGM lagi, idaman banget." kata Mbak Ririh.

Setelah itu, aku disuruh duduk dan gabung dengan sisba yang lainnya.

...

Siang hari setelah istirahat. Kami kembali diberikan materi tentang prospek kerja lulusan SMK. Banyak temanku yang ingin kerja di Malaysia. Tawaran yang menggiurkan tak membuatku berpaling.

"Aku mau ke Malaysia" kata Rini

Hal itu juga dibenarkan oleh Ambar, Rio, dan Purnamasari (sari).

"Can, kamu nggak mau kerja di luar negri?" tanya Rio.

"Aku mau ke luar negeri setelah lulus SMK. Tapi bukan untuk kerja." kataku

"Oh kamu mau kuliah ya, nyusul kakak mu?" tanya Ambar.

"Iya dong, aku nggak mau kalah sama Kak Krishna. Dia bisa, aku juga pasti bisa." kataku dengan semangat.

...

Siang hari setelah materi itu. Kami kembali diberikan PR untuk hari terakhir. Teka - teki lagi, kali ini katanya adalah 'Ratu Perak'. Jelas sangat mudah bagiku untuk menjawab.

Kating lalu menyuruhku maju lagi.

"Candi Prambanan, maju loe apa tugas untuk besok." kata Mbak Wulan

Aku segera maju dan meraih kapur untuk menulis. Ratu : queen, perak : silver. Ratu perak adalah silver queen (coklat). Tugas besok adalah membawa coklat silver queen.

Setelah semua beres, seperti kemarin. Kak Krishna menjemputku lagi. Kali ini ada kating yang berani menggoda kakakku. Bahkan mbak Amara terlihat ganjen dengan kakakku.

"Dik, ayo pulang kakak mau ke Yogya." kata Kak Krishna

Aku tahu kakak ingin segera menyingkir dari katingku yang ganjen.

...

Hari ke tiga kami menyelesaikan kegiatan MOS. Kami membawa tugas yang diberikan kemarin. Materi terakhir adalah kami diperkenalkan dengan jurusan yang kami ambil. Kami dibagi per jurusan. Ternyata teman sejurusanku hanya 20 orang.

Aku berjanji akan berprestasi dan membuat rekor baru untuk sekolahku. Aku ingin dicatat dalam sejarah sekolahku menjadi siswa pertama yang kuliah di UGM.

Pada hari terakhir pula, aku dipanggil oleh kepala sekolah dan ketua Osis. Dalam hatiku sudah was - was, apakah aku melakukan kesalahan lagi.

"Candi, karena kamu memiliki nilai yang bagus dan selama MOS kamu juga sangat menonjol. Maka kami ingin kau mewakili sekolah kita ikut acara leadership selama 4 hari 3 malam bersama Yayasan Seputih Melati." kata kepala sekolah.

Aku sangat kaget, baru masuk beberapa hari sudah dikirim mewakili sekolah. Tentu hal ini akan menjadi kebanggaan untuk keluargaku, terutama aku bisa pamer ke Kak Krishna.

Dalam perwakilan itu, aku menjadi satu - satunya sisba. Sedangkan 4 lainnya adalah pengurus Osis.

**

Episode kali ini cukup ya, terimakasih atas waktunya. Jangan lupa untuk like, vote, dan rate ya..

with love

Citralekha

Terpopuler

Comments

Andri Widhiarto

Andri Widhiarto

mo lanjut dlu bacanya ya Thor...
blm ktmu gregetnya.💪💪💪semangattt...

2022-07-12

1

Siti Suprihatin

Siti Suprihatin

lanjut

2020-10-28

1

fikhra salma

fikhra salma

semangat thor

2020-10-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!