***Sebelum membaca, jangan lupa untuk klik rate, vote, dan comment ya.***
Happy reading
.
.
Saat obrolan kami mulai akrab. Kakak memanggil ku.
"Ayo pulang sudah malam." ajak kakak
"Daah Kak Dipta, aku duluan ya" kataku
Aku lalu menuju kakak. Bukannya mengajak pulang. Tapi dia masih ngobrol dengan panitia lain. Apa maksud nya coba, dia berlaku seperti itu.
Tapi tatkala Kak Dipta hendak keluar pura. Dia melirik ke arahku. Uuucch tatapannya tampan sekali. Tapi di waktu yang sama. Kak Arya juga memeluk bahuku.
"Semua maba segera kembali ke base camp. Nanti malam kita akan mengadakan jurit malam." teriak Kak Arya
Semua maba pun kemudian kembali ke base camp untuk mengambil perlengkapan. Mereka juga akan kembali dalam waktu 2 jam lagi. Mereka harus sudah membawa semua perlengkapan untuk jurit. Jaket, senter, dan beberapa peralatan.
"Adik boleh ikut jurit malam nggak kak?" tanyaku
"Semua yang adik inginkan pasti akan terkabul." jawab kakak.
"Yaudah adik mau duduk di sana dulu ya kak." kataku
* (perkumpulan para cowok ganteng UGM)
Dalam perkumpulan itu ada Arya, Kadek, Pande, Indri, Iluh, Tado, dan Abdi.
Mereka pun kemudian berbicara (entah apa yang mereka obrolkan). Kemungkinan tentang rencana jurit. Aku pun duduk bersama anak- anak pura ku.
"Candika, Kak Arya tu sangat perhatian ya sama kamu." kata Ningrum
"Iya, kan dia kakakku" kataku
"Kalau dia nantinya melamar mu trus dijadikan istri gimana?" celetuk Ningsih
Ningsih dan Ningrum adalah saudara kembar. Mereka adalah sahabatku di desa. Mendapat pertanyaan menohok dari Ningsih. Aku jadi kaget, soalnya aku tidak pernah memikirkan hal itu.
"Enggak mungkin lah, aku kan adiknya dia. Mana mungkin dia mau menjadikan aku istri." kataku
"Kalau dia mau gimana?" sahut Ningrum
"Udah deh, kalian ngomong apa sih. Lagian kita tu masih SMK. Mana bisa kita mikirin cinta - cintaan gt. Nanti Kak Krishna marah pada ku" kataku
*seberang sana
Para panitia nampak sedang membicarakan sesuatu. Tapi sesekali Kak Arya melihat ke arahku. Aku pun jadi salah tingkah. Lalu mengajak Ningrum dan Ningsih masuk ke dalam pura.
"Ar sepertinya kamu menganggap Candika tidak hanya seperti adik" kata Kadek
"Iya lho ... perhatianmu seperti seorang kekasih saja." sahut Pande
"Seorang Arya Wijaya Devananda jatuh cinta dengan gadis desa yang polos" ledek Abdi
Obrolan mereka menjadi candaan dan saling ledek. Hanya satu orang yang tidak suka dengan hal itu. Tentu saja adalah Mbak Iluh. Dia menyimpan hati kepada Kak Arya. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Kak Arya tidak menyukai Mbak Iluh.
"Apa kalian tidak lihat. Gadis di desa ini tu sangat cantik, anggun, dan menawan. Mereka dipoles dengan sedikit make up. Pasti cantik banget." puji Mbak Indri
"Ya, pertama kali aku melihat Candika. Aku melihat Arlina ada pada diri nya. Aku menyayanginya seperti aku pada mendiang Arlin. Tapi aku juga tidak bisa memungkiri jika suatu saat nanti aku beneran jatuh cinta padanya. Dia gadis polos yang menolak segala kemewahan yang aku berikan." kata Kak Arya
"Tapi sayangmu ke dia bisa saja hanya sebatas kagum. Kamu menemukan sosok Arlina. Kamu rindu pada adikmu, itu Ar. Aku kasian saja jika kamu beneran suka pada nya. Perasaan itu hanya cinta ke adik. Bukan cinta antara kekasih." sahut Mbak Iluh
"Ada yang panas dan cemburu ni" ledek Kadek
Kak Arya hanya tersenyum. Sedangkan Mbak Iluh hati nya sedang berbunga. Dia kelihatan sekali dengan pipi merona. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Mbak Iluh suka dengan Kak Arya. Tapi jauh dari Mbak Luh ada seorang wanita yang juga diam - diam memperhatikan Kak Arya. Dia adalah Mbak Ayu. Wanita yang menurut sebagian orang adalah wanita tercantik.
Mbak Ayu baru saja datang dengan temen se gank nya. Dia lalu segera nyamper ke perkumpulan Arya.
"Hai Ar, betah banget ya kamu di sini." kata Mbak Ayu
"Betahlah kan ada cinta nya di sini." sahut Kadek
"Cinta?" tanya Mbak Ayu yang kemudian menatap pada Mbak Iluh.
"I .. i ya cinta nya pada anak SMK." sahut Mbak Iluh
Mbak Ayu pun lalu menarik lengan Kak Arya. Sepertinya Mbak Ayu butuh sebuah penjelasan. Pada saat yang sama aku keluar. Aku melihat adegan itu. Aku hanya tersenyum saja. Langsung menuju ke toilet.
"Kakak" kataku lirih.
Aku pun kemudian berpikir bahwa Kak Arya adalah kakakku. Enggak mungkin kami menikah. Aku sempet melirik ke arah dua pasangan remaja itu.
"Ayu lepasin, apa - apaan kamu" kata Kak Arya
"Kita ini sudah dijodohkan dengan orang tua kita. Jangan macam - macam ya kamu. Atau..." potong Mbak Ayu
"Atau apa?? aku sudah muak dengan semua ancamanmu. Aku akan ke Swedia dan akan membatalkan perjodohan kita." kata Kak Arya
"Arya... Arya tunggu bukan begitu maksudku." teriak Mbak Ayu.
Teman - temannya pun hanya bisa menyaksikan pemandangan itu.
"Perang dunia ni" kata Kadek
Aku pun kemudian melintas di samping Kak Arya lagi. Secepatnya dia menuju ke arahku.
"Ayo kita pergi, dek." kata Kak Arya
"Tunggu kak, aku kan masih ada sama Asih dan Arum." kataku
Akhirnya Kak Arya mengajak aku masuk ke bangunan utama pura. Mbak Ayu menatapku dengan tatapan yang mematikan. sepeti tatapan elang ketika hendak memangsa ular.
"Siapa wanita itu, kak?" tanyaku
"Bukan siapa - siapa. Adik enggak usah dekat dia ya." kata Kak Arya
"Oke" kataku singkat.
Mbak Ayu pun kemudian bertanya kepada teman - temannya.
"Siapa anak yang digandeng oleh Arya tadi?" tanya Mbak Ayu
"Dia anak sini, Bli Arya sudah menganggapnya seperti adiknya. Jadi jangan buat keributan ya Mbok Ayu. Apalagi sampe ribut dengan warga. Reputasi kampus kita yang akan dipertaruhkan." saran Mbak Indri.
"Seberapa dekatnya dia dengan Arya?" tanya Mbak Ayu penasaran
"Dia mengingatkan Bli Arya dengan mendiang Arlina." kata Kak Pande
"Ya, Arlina ... Aku melihat mata Arlina pada anak itu." kata Mbak Ayu.
**
Malam jurit malam
Semua maba telah berkumpul. Mereka semua telah bersiap akan melakukan kegiatan malam. Setiap kelompok terdiri dari 8 orang. Mereka di dampingi oleh 2 orang pendamping. Misi mereka harus menyelesaikan setiap tugas yang diberikan pada setiap pos.
Aku dan Kak Arya masuk ke dalam pos 4. Pos terakhir, yakni di sekolah SD ku. Pos 4 adalah pos renungan. Mbak Ayu pun juga masuk dalam pos 4. Sebenarnya aku takut menatap nya. Tapi ternyata dia baik padaku.
"Jangan coba macam - macam pada nya." kata Kak Arya
"Baiklah calon suamiku. Jika kamu menganggapnya adik. Aku pun akan memperlakukannya sama." kata Mbak Ayu.
Aku kaget dengan kata tunangan. Tapi aku sadar bahwa aku hanyalah adik.
*
Pos 4.
Beberapa kelompok telah datang. Tapi aku melihat salah satu orang terluka. Kaki nya terkena beling. Sehingga dia dibonceng pakai motor. Aku melihat bahwa lelaki itu adalah Kak Dipta.
"Kak Dipta" kataku
"Kena beling dia, dik" kata bagian P3K
Aku masih melihat darah bercucuran di kakinya. Dia akan diobati oleh tim dokter dari mereka. Aku pun langsung mengeluarkan sapu tangan. Oleh Kak Adi (salah satu dokter) lalu diikatkan pada kakinya. Tentu saja setelah darah nya dibersihkan dengan alkohol.
"Makasih ya bli" kata Kak Dipta
"Sama - sama, oh iya itu sapu tangan milik Candi. Jangan lupa di cuci terus dikembalikan." kata Dokter Adi.
"Beri aku nomor hape mu atau bbm mu" kata Kak Dipta
Aku segera mengetik no hape ku pada hape nya.
"Enggak usah dikembalikan, gpp kok kak. Simpan saja untuk kenang - kenangan." kataku
Aku lalu beranjak dan kembali menuju Kak Arya. Aku penasaran pada pos 4 ini. Apa yang akan mereka lakukan sebagai syarat diterimanya mereka menjadi bagian dari KMHD UGM.
***
Cukup ya untuk episode kali ini. Jangan lupa like, vote, dan rate ya...
next:
Kira - kira apa yang panitia berikan sebagai tanda iniasi mahasiswa baru?
temukan jawabannya.
with love
Citralekha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Imma Juhamzah
jangan2 ayahnya Arya itu, ayahnya Candi kali ya
2020-10-28
1
Dewi Kunti
semangat terus ya thor... 💪
2020-09-24
1