Kabar dari Kak Krishna

***Sebelum membaca, jangan lupa untuk klik rate, vote, dan comment ya.***

"Candi, dari mana kamu tahu tentang ajaran kepemimpinan itu?" tanya Pak Candra

"Dari kakak saya, heheeh" kataku

Aku lalu memperkenalkan profil singkat kakakku. Dia lah sumber inspirasiku untuk terus semangat dan menjadi pemuda yang inspiratif.

*

Hari ini adalah pendaftaran calon ketua Osis di sekolahku. Masing - masing jurusan dalam angkatanmu diwajibkan untuk mengirimkan calon. Aku kebetulan berada di jurusan Akuntansi.

"Can, gimana kalau kamu yang maju mewakili jurusan Akuntansi menjadi kandidat ketua Osis?" tanya Rio

Rio adalah salah satu dari 4 anak cowok di jurusanku. Ria juga teman sekolah SMP ku tapi beda kelas. Dia di kelas B sedangkan aku di kelas C.

"Ya, aku setuju. Menang nggak menang yang pasti mewakili saja." sahut Rini

Rini adalah teman semeja ku. Dia dulu sekelas dengan Rio.

"Sebaiknya kita musyawarah saja, untuk mewakili kelas kita. Baru namanya adil" kataku

"Setuju, yaudah ayok kita voting. Siapa kandidatnya ni, Candika dan Rio ya." kata Ambar.

"Kok gue sih?" protes Rio

"Iyalah ini baru akan adil nantinya." kataku

Kami kemudian musyawarah untuk menentukan siapa yang akan menjadi wakil kelas kita. Rini kemudian menginiasi dengan menulis nama kami berdua. Kemudian, teman - teman sekelas diminta untuk maju satu persatu. Mereka harus memilih 2 diantara kami berdua.

Riuh - riuh kelas segera terjadi tatkala, aku memenangkan 2 suara di atas Rio.

"Yeeey, candi yang mewakili kita." kata Rio bertepuk tangan

"Ayo Can, semangat. Enggak harus jadi ketua Osis, kok." kata Ambar menyemangati

"Ya, tapi aku dibantu buat program kerja untuk perkenalan kandidat ya." kataku

Kami kemudian membuat program kerja bersama. Rini dan Deni membantu menulis berbagai program kerja. Sedangkan yang lain membantu membuat poster untuk kampanya. Hahahah, udah kek mo pemilihan apa saja.

**

(di rumah)

Aku pulang sekolah langsung masuk rumah. Kakak ku sudah siap di depan pintu. Mama juga terlihat sudah pulang dari jualan kelilingnya.

"Tumben pada ngumpul, ada apa ni?" tanyaku penasaran

"Hai adikku sayang, ayok ganti baju, cuci muka, trus makan siang. Kakak dah masak makanan kesukaanmu, lho." kata Kak Krishna dengan senyum manisnya.

Aku curiga dengan hari ini. Terasa aneh, tidak seperti biasanya kakak dan mama ada di rumah siang2 hari. Tapi aku segera menepis itu. Intinya aku bahagia, karena di saat aku pulang sekolah, mama dan kakak ada di rumah. Biasanya kakak sibuk kuliah, mama masih jualan.

Aku segera menganti bajuku. Setelah itu langsung ke meja makan. Kakak memang benar, masak makanan ke sukaanku. Kakak masak sayur asem dengan sayur kulit melinjo yang banyak. Dia juga goreng ikan asin dan ngambel terasi.. Hmmm...kebayang nikmatnya

"Ayo kita makan," kata kakak semangat

Aku mengambil nasi dan tentu saja dengan sayur asem. Kami kemudian menikmati makan siang dengan gembira. Masakan kakakku ini memang juara, enak banget.

"Kapan - kapan kita buka resto, yuk kak" ajakku

"Ntar kalau kakak dah punya modal besar, ya." kata Kak Krisna.

"Mama hanya bisa mendoakan kesuksesan kalian berdua." kata mama sambil ber kaca - kaca.

Kami segera menyelesaikan makan siangnya. Aku bali, pasti Kak Krishna akan menyampaikan suatu hal yang penting. Aku tau bagaimana kakak. Jadi aku hapal kepribadian kakak. Setelah selesai makan, aku membereskan piring kotor dan segera mencucinya.

Kakak kemudian mengajak kami semua ke ruang tengah. Aku semakin khawatir, berita apa yang akan kakak sampaikan pada kami.

"Ada apa Na?" tanya mama

"Iya, kenapa Kak. Kalau kek gini, pasti kakak ada yang mau disampaikan." kataku menebak.

Kakak hanya tersenyum dan dia kemudian ke kamarnya. Aku sama mama hanya saling pandang. Tak lama kemudian kakak keluar dengan membawa sebuah amplop coklat.

"Amplop apa ini, Na?" tanya mama

"Bukalah, Can" perintah kakak

Amplop itu segera diserahkan kepadaku. Aku membuka amplop coklat itu. Di dalamnya terdapat 3 lembar kertas. Aku segera mengeluarkan 3 lembar kertas itu.

Lembar pertama ada logo yang aku sangat asing. Tapi di bawahnya terdapat tulisan "Stanford University". Aku lalu membaca pelan - pelan. Tulisan tersebut menggunakan bahasa Inggris Amerika. Mataku kemudian tertuju pada tulisan "Congratulation mr. Krishna".

"Kakak ini?" tanyaku

"Kakak lolos seleksi Student exchange ke Stanford University, Ma, Dik." kata kakak dengan penuh semangat.

"Pertukaran pelajar ke Amerika, kak?" tanyaku memastikan

Kakak kemudian menceritakan bahwa sebulan yang lalu dia ikut seleksi. Astungkare dia lolos dan akan bertandang ke Amerika selama 3 bulan. Tentu saja itu sangat menggembirakan tapi juga sangat menyedihkan. Kami senang dan bangga, karena kakak dapat lolos ke Amerika. Tapi sedih, karena kita akan berpisah. Mama hanya menangis dan kemudian memeluk Kak Na.

Aku masih diam berdiri seperti patung. Air mataku meleleh deras tatkala melihat adegan mama memeluk kakak. Aku lihat rona bahagia di wajah kakak. Jika sampai nanti mama tidak kasih izin, kakak pasti akan kecewa.

"Selamat ya kak, kakak emang hebat." kataku

Stanford University memang kampus terbaik ke dua setelah Harvard University. Sudah lama kakak memimpikan untuk mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri. Cita - cita nya ialah menjadi seorang diplomat.

"Na, tapi Amerika itu jauh. Pasti mahal biayanya." kata mama

"Mama tenang saja, ini gratis kok ma. Bahkan Krishna akan mendapatkan uang saku dari Amerika. Trus UGM juga memberikan fasilitas, kok. Mama tenang saja. Krishna mau, izinkan Krishna pergi, hanya 4 bulan, Ma." kata Kak Krishna memohon

Mama masih diem sambil sesenggukan. Aku juga penasaran dengan jawaban mama. Apakah diizinkan atau tidak.

"Seberapa besar kamu ingin ke Amerika, Kris?" tanya mama

"Dari dulu aku ingin keliling dunia, Ma. Ini kesempatan yang harus Krishna ambil." kata kakak sangat antusias.

Mama lalu menengok ke arahku. Aku tahu makna lirikan itu.

"Nggak papa, Ma. Hanya 3 bulan kok, hehehe." celotehku

Akhirnya dengan rayuanku dan kakak. Mama luluh juga, tapi dengan syarat.

"Syaratnya apa, Ma?" tanya kakak

"Kamu harus menjadi yang terbaik." kata mama.

Kakak pun kembali memeluk mama. Dia sangat senang sekali, karena ini adalah perjalanan jauh kakak. Pisah dari orang tua dan aku. Dia bakalan hidup di Amerika seorang diri.

"Krishna janji, Ma. Akan kulakukan yang terbaik." kata kakak

"Kak, pulang bawa oleh - oleh ya." kataku

"Iya pasti, nanti kakak bawakan baju, tas, sepatu, make up, parfum untuk kamu." kata kakak

"Gantungan kunci juga ya, buat teman dan guru ku." kataku

"Jiiaaah, dasar.. Iya nanti kakak belikan yang murah - murah, hehehe." ledek kakak.

"Kapan kamu berangkatnya, Na?" tanya mama

"Seminggu lagi, Ma." kata kakak

Setelah itu, kami ke kemudian kembali melakukan aktivitas masing - masing. Aku kembali ke kamarku. Aku lalu memeluk bingkai foto yang ada aku, kakak, dan mama. Sedih sebenarnya, akan berpisah dengan kakak. Tapi ini semua demi kebaikan dan karir kakak. Aku harus rela melepaskan dia pergi.

Jujur, aku takut kehilangan sosok lelaki yang ada di dekatku. Aku takut kakak kenapa - kenapa. Tapi pikiran itu segera aku tepis.

***

Episode kali ini cukup ya.. Terimakasih telah berkenan mampir. Jangan lupa klik rate, vote, dan rate ya.

Salam

Citralekha

Terpopuler

Comments

Yuni Retnawati

Yuni Retnawati

aku jadi terharu. langsung berdoa trus peluk cium anakku... berharap anakku seperti mereka. aamiin...

2020-08-31

1

Gundala

Gundala

lanjut semangat

2020-08-30

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!