Club

Sama seperti hari - hari sebelumnya. Pagi ini Mila akan berangkat ke sekolah.

Di sekolah...

" Mil ke kantin yuk ". Ajak Zulfa sahabat Mila.

" Ayok ". Ucap Mila setuju lalu melangkah pergi ke Kantin.

Seperti biasa setiap hari saat jam istirahat berlangsung Mila, Zulfa dan Dina akan pergi ke Kantin bersama - sama. Tapi, karena hari ini Dina tidak masuk sekolah jadi Mila hanya berdua dengan Zulfa pergi ke Kantinya.

Di Kantin, Mila biasanya hanya memesan gorengan dan air putih, karena minimnya uang saku. Berbeda dengan Zulfa dan Dina. Orang tua Dina mempunyai usaha warung makan dan Orang tua Zulfa mempunyai usaha toko kelontong. Di Toko kelontong milik orang tua Zulfalah Mila bekerja.

" Kamu kenapa sih Mil? dari tadi Aku perhatiin Kamu bengong aja. Makan gorenganya juga kaya nggak selera ". Tanya Zulfa yang sedari tadi memperhatikan tingkah aneh Mila.

" Nggak kok Zul. Aku baik - baik aja ". Ucap Mila tersenyum dengan senyum yang dipaksakan.

" Mila Kamu nggak usah nutup - nutupin dari Aku. Aku tahu kok kalau Kamu lagi ada masalah. Udah cerita aja siapa tahu aku bisa bantu Kamu ". Ucap Zulfa sambil memegang tangan Mila.

" Hmm...huh ( Mila menghembuskan nafasnya kasar ) Zulfa, sebenarnya Aku lagi bingung ". Ucap Mila memulai ceritanya. Zulfa masih diam menunggu kelanjutan cerita dari sahabatnya tersebut.

" Akhir - akhir ini Ibu sering sakit, batuknya bahkan semakin parah. Aku sebenarnya ingin sekali membawa ibu ke dokter, tapi lagi - lagi masalah ekonomi penghalangnya. Buat makan saja susah apalagi buat bayar Ibu berobat ke dokter. Aku sempet ingin putus sekolah saja, tapi sama Ibu nggak dibolehin. Kata Ibu Aku harus sekolah setinggi - tingginya supaya besok masa depan Aku bisa cerah, tapi Aku nggak tega ngeliat Ibu terus - terusan menahan sakitnya ". Ucap Mila dengan berurai air mata.

" Kamu yang sabat ya Mila. Aku yakin Kamu bisa ngelewatin masa - masa ini. Untuk solusi masalah Kamu Aku juga bingung harus gimana. Aku saja apa - apa masih minta orang tua, jadi Aku belum bisa kasih solusi buat Kamu ". Ucap Zulfa sambil memeluk Mila.

" Nggak apa - apa kok Zul. Aku bisa kerja di tempat Kamu aja udah bersyukur banget ". Ucap Mila dalam pelukan Zulfa.

" Eits...Kamu salah. Toko itu bukan punya Aku, tapi punya orang tua Aku ". Ucap Zulfa cemberut dan melepaskan pelukanya.

" Iya...iya...Toko kelontong itu punya orang tua Kamu ". Ucap Mila membenarkan.

" Oke kalau gitu senyum dong ". Ucap Zulfa seraya menghapus sisa - sisa air mata Mila dengan jari - jari tanganya.

" Makasih ya Zul, Kamu selalu ada buat Aku ". Ucap Mila tersenyum.

" Iya Mil, sama - sama ". Ucap Zulfa, lalu Mereka berpelukan lagi.

Tet,,,Tet,,,Tet,,,

" Ya udah bel, padahal kan lagi melow ". Ucap Zulfa dengan wajah yang dibut - buat jelek.

" Ah,,,Kamu lebay ". Ucap Mila tersenyum mendengar ucapan sahabatnya.

" Ya sudah yuk, Kita masuk kelas ". Ajak Zulfa bersebangat.

" Oke, let's go ". Ucap Mila.

Merekapun kembali ke kelas setelah membayar makanan yang mereka makan di Kantin Sekolah.

🍃🍃🍃

" Mila Kamu anterin semua barang - barang ini ke alamat ini ". Ucap Ayu, Ibunya Zulfa.

" Siap, Bu ". Ucap Mila sambil menaruh tanganya di samping wajahnya seperti orang yang hormat ke bendera.

" Ah Kamu bisa saja ". Ucap Ayu terkekeh, karena melihat tingkah lucu Mila.

" Sudah sana Buruan berangkat. Takutnya nanti Kamu pulangnya ke sorean ". Ucap Ayu.

" Iya, Bu. Kalau begitu Mila berangkat dulu ya ". Ucap Mila sambil mencium tangan Ayu.

" Iya, hati - hati ya bawa montornya di jalan ". Pesan Ayu.

Ayu memang sudah menganggap Mila seperti anaknya sendiri. Berawal dari permintaan anaknya ( Zulfa ) yang meminta supaya temanya bisa bejerja part time untuk membantu perekonomian keluarganya. Dari situlah Ayu mengenal Mila. Anak yang cantik, sopan, sederhana dan pekerja keras. Kadang Ia merasa kasian, mengapa nasib Mila kurang baik. Tapi harus bagaimana lagi sudah menjadi nasib dari Yang Maha Kuasa. Ia hanya bisa berdo'a untuk kebahagiyaan Mila dan terkadang juga memberikan gaji lebih untuk membantu kebutuhan sehari - hari keluarga Mila.

🍃🍃🍃

Pukul 18:30 Mila kembali ke Toko setelah Ia selesai mengantarkan barang - barang untuk laporan perihal pekerjaanya hari ini.

" Bu, hari ini semua barang - barangnya sudah Mila kirim dengan aman, selamat dan exspres ". Ucap Mila saat laporan kepada Ayu.

" Bagus kerja Kamu hari ini Mila ". Ucap Ayu sambil tersenyum.

" Alhamdulillah. Kalau begitu saya pamit pulang ya, Bu ". Ucap Mila undur diri.

" Eh,,,Mila. Ibu boleh minta tolong nggak?. Tadi Si Rian ijin pulang duluan, katanya anaknya lagi sakit. Jadi Kamu tolong gantiin tugas Rian ya. Tolong Kamu anterin alat - alat kebersihan ini ke alamat ini ". Ucap Ayu menunjuk ke arah alat - alat kebersihan lalu membarikan alamat yang akan dituju Mila.

" Tenang saja, Kamu dapat bonus kok ". Ucap Ayu sembari menyerahkan selembar uang seratus ribuan ke Mila.

" Baik, Bu ". Ucap Mila mengangguk.

" Untuk montornya Kamu bawa pulang saja. Kasian kalau Kamu harus balik lagi ke Toko buat balikin montornya. Nanti Kamu kemaleman lagi pulangnya ". Ucap Ayu memberikan kunci montor.

" Terimakasih, ya Bu. Assalamu'alaikum ". Ucap Mila pamit sambil mencium tangan Ayu.

" Ya, Wa'alaikumsalam. Hati - hati ya Mil. Jangan ngebut ". Nasehat Ayu.

🍃🍃🍃

" Ini alamatnya salah enggak ya. Tapi kalau dilihat - lihat ini alamatnya sudah benar sih. Jalan Z nomor 5. Bener kok sama kaya yang ada di kertas ". Ucap Mila sambil mencocokan alamat yang di tujunya.

" Tapi kalau benar masa sih Club yang memesan ". Ucap Mila ragu. Pasalnya alamat yang Ia tuju adalah sebuah Club, jadi Dia agak ragu untuk masuk.

Dengan langkah ragu akhirnya Mila masuk ke dalam Club tersebut. Kondisi di dalam Club tersebut sangat ramai, karena malam ini adalah malam minggu. Malam dimana para orang yang telah lelah bekerja bersenang - senang sejenak untuk melepas rasa penat mereka.

" Pemisi Mas, Saya dari toko Zulfa datang untuk mengantar pesanan alat kebarsihan ". Ucap Mila sambil meletakan sapu lantai yang Ia bawa.

" Oh iya, Mbak. Terimakasih, silahkan letakan barang - barangnya di belakang ya ". Ucap seorang pelayan sambil menunjuk ke arah dapur.

" Baik Mas ". Ucap Mila.

Milapun membawa sapu - sapunya ke dapur. Saat akan kembali dari dapur, tiba - tiba ada seorang laki - laki tua berperut buncit yang sedang mabuk memeluknya dari belakang.

" Aaaaaa". Ucap Mila berteriak dan mencoba melepaskan diri.

" Kemari Darling, Hubby datang membawa kehangatan dan uang banyak untukmu ". Ucap Laki - laki tua tersebut sambil menarik - narik kerudung Mila.

Milapun memukul laki - laki tua tersebut sampai Dia jatuh tersungkur ke belakang. Akhirnya Mila bisa kabur dan berlari secepat - cepatnya ke luar sampai Ia tak sengaja menabrak seseorang, karena Ia berlari tanpa memerhatikan orang - orang yang berada di sekitarnya.

Bruuukkk.....( Tanpa sengaja Mila menabrak seseorang )

" Auwww ". Ucap Mila meringis. Tanpa sengaja Ia menabra seseorang.

" Dasar wanita penghibur, kalau jalan tu pake mata!!! ". Umpat Leo kesal, pasalnya Ia sedang berjalan sambil membawa segelas alkohol, tapi gara - gara ditabrak seseorang minumanya jadi tumpah mengenai kemejanya yang mahal.

" M,,ma,,,maaf Om. Saya nggak sengaja ". Ucap Mila bergetar, karena ketakutan.

" Maaf,,,maaf, emang Kamu bisa ganti kemeja Saya yang basah gara - gara Kamu. Dasar wanita penghibur ". Umpat Leo sambil menarik kerudung Mila yang sudah tidak berbentuk.

Saat ini Mila memang seperti seorang P*K, karena tadi saat di dapur laki - laki tua tersebut menarik - narik pakainya sampai sobek bahkan kerudung yang Ia kenakan sampai lepas dan penitinya copot entah kemana.

" Maaf Om, Saya memang salah dan Saya nggak bisa ganti kemeja Om yang basah karena Saya tabrak. Tapi maaf Om, Saya bukan wanita seperti yang Om tuduhkan ". Ucap Mila marah, karena dituduh sebagai wanita yang buruk.

" Alah,,,mana ada j***** ngaku j*****. Dasar ***** rendaha. Berapa sih bayaran Lo per malem? bajuanya aja jelek gini, mana robek lagi ". Ucap Leo menghina Mila.

" Dasar murahan!!! ". Ucap Leo sambil melemparkan lembaran uang ratusan ribu.

Plaaakkk.....( Mila menampar pipi Kiri Leo )

" Maaf Saya bukan wanita penghibur ". Ucap Mila, lalu berlari ke luar Club meninggalakan Leo.

" Shiiiit!!! ". Umpat Leo, lalu berjalan menuju ke ruang VIP khususnya.

🍃🍃🍃

Mansion Leo....

Disebuah rumah yang sangat mewah dengan segala fasilitas lengkapnya dan puluhan mobil mewah terparkir di garasi mewah yang luasnya seperti lapangan di tengah kota tampak seorang wanita paru baya sedang duduk gelisah.

" Bagaimana Riko, apa Kamu sudah menemukan identitas anak itu? ". Tanya Angel pada Riko, detektif kepercayaan keluarga Angel.

" Maaf, Nyonya. Sampa sekarang Saya dan anak buah Saya belum menemukan informasi tentang gadis tersebut ". Ucap Riko menunduk.

" Hmm,,,haahhh ( Angel menghempaskan nafasnya berat ). Saya mau Kamu segera menemukan informasi tentang gadis tersebut. Kalau sudah ketemu, Kamu buat rencana supaya Saya bisa bertemu dengan Dia ". Ucap Angel lagi.

" Baik, Nyonya. Akan Saya usahakan ". Ucap Riko tunduk.

" Oke, Kamu boleh pergi ". Ucap Angel sambil mengibaskan tangannya, menyuruh Riko untuk pergi.

" Kalau begitu Saya undur diri ". Ucap Riko yang diangguki kepala oleh Angel lalu pergi.

*

*

*

*

*

Jangan lupa Like, Vote n Comment sebanyak - banyaknya.

Love

😘

Terpopuler

Comments

Nur Khoiriyah

Nur Khoiriyah

kasihan mila

2020-11-17

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

kasihan mila

2020-08-26

1

Dedeh Supriatin

Dedeh Supriatin

kasian mila

2020-07-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!