Part 9
Cklek
Seseorang membuka pintu ruangan gelap tersebut. Di mana tempat terdapat Vana yang menunduk pasrah.
"Makanlah!" bentak orang tersebut memberikan makanan pada Vana.
Vana tak menanggapi orang tersebut. Sudah tiga hari ia terkurung di ruangan gelap tersebut. Tubuhnya penuh luka memar karena pukulan yang sering ia dapat.
"Cepatlah! setelah ini kau harus melakukan perawatan!" bentak orang tersebut untuk kedua kali.
Vana masih tetap menundukan kepala tanpa menjawab orang di hadapannya.
"Diah! suapi dia!" bentak orang di hadapan Vana pada pembantunya.
Seorang wanita paruh baya datang dan menyuapi Vana. Selesai makan, Vana diajak melakukan perawatan sebelum dijual.
***
"Aku harus kabur," batin Vana saat Diah melepas ikatannya.
Bukk
Baru pertama kali ini Vana memukul seseorang, apalagi sampai pingsan. Vana langsung berjalan menuju jendela.
Setelah berhasil keluar, Vana berlari menjauh dari tempat tersebut. Setelah ia rasa sudah jauh dari tempat penyekapan, ia berhenti sejenak dan mengamati tempat sekitar.
Tempat yang belum pernah Vana jumpai. Vana tak menyerah begitu saja. Ia terus menyusuri jalan.
Hingga kini Vana sampai di sebuah jalan yang mengingatkannya dengan kejadian tiga hari lalu.
Tanpa basa-basi, Vana berjalan menuju rumahnya. Namun bukan kebahagiaan yang ia dapat, melainkan luka yang kembali menggores hatinya.
"Clara mau ketemu kakak!" teriakan tersebut jelas terdengar ditelinga Vana.
"Kakak udah meninggal Clara."
Deg
Hati Vana mencelos seketika mendengar penuturan sang ibu angkatnya.
"Gak! kakak belum mati!" teriak Clara untuk kedua kalinya.
"Clara! kamu tenang! semua ini salah kakak sendiri, dia anak yang tidak tau diuntung, dia sudah meninggal dibunuh oleh para preman."
Sakit? tentu. Sebegitu buruknya kah aku dimata kalian? sebegitu hinanya kah aku dimata kalian? pikiran dan hati Vana mulai tak karuan.
Tiga hari lalu
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu rumah Ricky.
Cklek
"Cari siapa ya?" tanya Bik Asih -pembatu.
"Ricky-nya ada?" tanya Vino.
"Oh, ada kok, silahkan masuk, saya panggilin Den Ricky dulu," ucap Bik Asih.
***
"Hai kak," sapa Ricky yang baru saja turun.
"Hai juga Rick, gimana kabar lo?" tanya Vino.
"Baik kok kak," ucap Ricky mendudukkan dirinya di depan Vino dan Ayahnya.
"Oh iya, ini ayahku," ucap Vino menunjuk Andre.
"Hai om," sapa Ricky.
"Andre," ucap Andre melempar senyum.
"Gimana ya kabar Vana?" tanya Vino to the point.
"Hhhh, gimana ya? bisa dibilang dia lagi gak baik-baik saja," ucap Ricky.
"Maksudnya?" tanya Vino.
"Gimana kalo kita ketemu anaknya langsung," usul Andre.
"Terserah om aja sih," ucap Ricky.
Mereka pun bergegas ke rumah Vana.
***
Tok tok tok
Cklek
"Ricky? ada apa ya?" tanya Sinta.
Sinta melihat ke belakang. Terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa ia sedang bertanya-tanya, siapa orang di belakang Ricky.
Belum sempat Ricky menjawab, Clara sudah ke luar duluan.
"Kak Ricky!" teriak Clara menghampiri Ricky.
"Eh, Clara? oh iya, kak Vana-nya ada gak?" tanya Ricky.
Raut wajah Clara berubah menjadi murung.
"Hey! kenapa?" tanya Ricky.
"Kak Vana hilang!" teriak Clara sambil menangis.
"Maksudnya?" tanya Ricky.
"Masuk aja dulu, saya akan menjelaskan semuanya," ucap Sinta.
Mereka pun masuk ke dalam. Sinta menjelaskan kalau Vana telah di culik. Dia juga bilang kalau dia sudah berusaha mencarinya, namun tidak mendapat kabar. Bohong, semua yang Sinta katakan jelas berbohong.
Sinta-lah yang telah menyuruh orang untuk menjual Vana. Hatinya sudah dibutakan dengan keegoisan. Ricky terlihat kaget. Bukan hanya Ricky, Vino dan Andre pun kaget mendengarnya.
"Gimana bisa jadi gini?" tanya Ricky kaget.
"Entahlah, saya hanya bisa pasrah," ucap Sinta berpura-pura sedih.
"Saya akan mencarinya sampai ketemu," ucap Andre.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments