Perusahaan SatrLight bukan SunLight, Hmmm,,, Itulah nama perusahaan yang bernaung di bawah kendali CEO Riko Natarahara.
Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang proporti memiliki cabang di negara tetangga seperti malaysia, Singapore, China, jepang dan Korea. Untuk negara di luar ASIA, StarLight memiliki cabang di Amerika, Australia dan Inggris.
Penyebaran perusahaan sampai ke luar negeri, pantas saja Tuan Riko tajir melintir.
Standar untuk masuk di perusahaan itu saja harus memiliki riwayat pendidikan terakhir S1 dan pekerjaan yang di dapat adalah Cleaning Servis itu pun kalau lolos.
S1 bekerja menjadi Cleaning Servis tidak malukah?? Begitu komen orang-orang diluaran sana.
Di dunia ini uang adalah segalanya, This is realita. Jika mengetahui gaji seorang Cleaning Servis di perusahaan itu maka mata mereka akan melongo.
Bagaimana tidak jika CS disana di gaji sebesar 15 juta menyamai gaji seorang pekerja kapal pesiar. Belum lagi apartemen di tanggung, mendapat asuransi jiwa, tanggungan anak, kendaraan pribadi, tiket liburan satu keluarga ke Hawai setiap 6 bulan secara bergilir dan banyak lagi.
Sedangkan untuk menjadi karyawan disana standar pendidikannya minimal S2 dan itu harus lulusan universitas luar negri, untuk Indonesia sendiri harus lulusan UI dan Universitas Gajah Mada. Untuk gaji?? Jika lolos menjadi karyawan disana siap-siap rekening anda membengkak setiap bulannya. Bagaimana tidak? Uang sebesar 25 juta selalu menyapa anda setiap bulan.
Gaji kelas kakap maka kinerjanya pun bukan kelas remehan kripik tempe. Kinerja disana tidak boleh dijadikan lelucon!! Kedisiplinan dan kerjasama tim yang diutamakan disana. Jika ada kesalahan dalam menjalankan tugas maka Tuan Riko masih bisa memberi keringanan, asalkan disiplin. Baginya manusia itu tidak ada yang sempurna kecuali dirinya sendiri. Hahahaha,,,,, Begitu katanya pada David saat dahulu kala.
Membungkuk 30 derajat saat bertemu Tuan Riko adalah kebiasaan yang tak pernah dilupakan oleh karyawan disini. Jika lupa, maka siap-siaplah ditendang.
Ini adalah salah satu alasan mengapa Tuan Riko sangat membenci Rika. Di saat semua orang hormat padanya, menundukan kepala, tidak berani menatap secara langsung hanya Rika yang berani mendongakan kepalanya pada Tuan Riko, menatap matanya santai, bahkan berani menjawab setiap kata yang diucapkan Tuan Riko. Tentu hal itu membuat Tuan Riko sangat terhina.
Kini Tuan Riko sudah berada diruangannya bersama David yang sedang memeriksa beberapa berkas di sofa untuk nantinya ditandatangani oleh Riko.
David sangat teliti dalam mengerjakan tugasnya. Setiap kata dalam berkas itu pun sangat diperhatikan. Jika ada salah ketik satu huruf saja akan mengganggu matanya.
Di saat David fokus dengan pekerjaannya, Riko yang sedang duduk di singgasananya sedari tadi hanya melamun, memainkan pulpen di tangannya dengan fikiran melayang terbawa angin entah kemana perginya.
Sesekali David melirik sekilas, memastikan apakah kakaknya itu sudah selesai melamun tidak berguna karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan dan melamun tidak akan menyelesaikan apa-apa.
" Dav, bagaimana perkembangan keberadaan Dinda?"
Tiba-tiba Riko membuka suaranya.
Sudah David duga kalau Dinda yang sedang bermain-main di kepala Riko.
Pertanyaan itu muncul tepat saat David menyelesaikan berkas terakhirnya. Ia menutup berkas itu, menjadikannya satu dengan berkas yang sudah tertumpuk rapi disamping lalu membawanya ke meja
Riko.
" Nihil."
Jawab David setelah duduk dan meletakan tumpukan berkas di hadapan Riko.
Kata Nihil adalah jawaban yang sering David berikan dan sering Riko dengar.
Karena sudah terbiasa dengan jawaban itu Riko hanya bersikap biasa, wajahnya datar tidak menunjukan ekspresi apa pun meski sebenarnya ia kecewa.
Sudah 2 tahun berlalu semenjak kepergian Dinda tanpa kabar.
Riko mulai membuka satu persatu berkas di hadapannya dan menuangkan tandatangan berharga.
" Apa kakak masih mencintai Dinda??"
David, tidak sungkan bertanya sesuatu yang mungkin membuat Riko kembali terpuruk.
Saat mendengar pertanyaan David, tangan Riko yang sedang menari di atas kertas itu refleks berhenti di tengah jalan.
Hatinya seperti membeku seketika. Riko tidak menjawab. Ia diam. Tandatangannya belum sempurna, masih ada beberapa lekukan yang belum tergarap karena tadi sempat terhenti. Jika Riko melanjutkan tandatangan itu lagi maka tandatannya akan terlihat seperti putus dan Riko tidak suka hal semacam itu.
Biarlah hanya hubungannya yang terputus tapi tidak dengan tandatangannya. Sungguh menyedihkan, Hiks,,,!!
Riko meremas kertas itu kemudian melemparnya kedalam bak sampah.
Wajah Riko tetap terlihat datar tidak menunjukan ekspresi marah, sedih apalagi bahagia saat meremas kertas malang itu.
Sedangkan David, dia tidak menyesal telah menanyakan hal itu. Dan untuk berkas yang Riko rusak juga tidak membuatnya kawatir karena masih banyak ada salinannya.
Riko kembali membuka berkas lainnya.
" Sepenting itukah Dinda di hidup kakak?"
Tangan Riko terhenti kembali, ia meremas lagi berkasnya dan melempar kedalam bak sampah. Berkas yang lainnya di buka lagi.
" Tidak bisakah kakak melupakan Dinda dan memulai hidup baru?"
Lagi dan lagi tangan Riko terhenti dalam kebisuannya yang tidak mampu menjawab pertanyaan David.
Baginya dia adalah orang yang paling menyedihkan dalam hal cinta.
David terus bertanya tentang Dinda saat Riko sedang menandatangani berkas. Alhasil hampir semua berkas ia remas dan dibuang ke bak sampah.
" Kenapa kakak diam? Berhentilah melampiaskan kemarahan kakak pada kertas-kertas itu!! Mereka tidak bersalah!!"
Tangan Riko terhenti kembali.
_- Lalu siapa disini yang bersalah? Siapa yang pantas disalahkan? Aku yang ditinggalkan? Dinda yang meninggalkan? atau kau yang sedari tadi tidak henti-hentinya bertanya?? _-
Batin Riko.
Ia kembali ingin meremas berkas terakhir itu namun segera di rebut David.
" Tempat sampahnya sudah penuh. Tidak ada tempat untuk menampung kertas ini lagi." David menunjuk tempat sampah dengan matanya. Memang benar, tempat sampah itu penuh dengan berkas yang dirusak Riko.
_- Hahahaha,,,, bisa-bisa wajah ku yang tampan ini dijadikan sasaran. _-
Ternyata David cari aman.
Ia tahu Riko akan melempar kertas itu kewajahnya ketika tahu tempat sampah sudah tidak muat lagi.
" Dav, apa aku terlihat begitu menyedihkan di mata mu???"
Sekarang Riko mulai mengimbangi ucapan David.
_- Benar. Kau terlihat sangat menyedihkan kak. Aku benar-benar kasihan melihat mu yang masih belum bisa keluar dari kisah percintaan mu itu. _-
" Berhentilah mengasihani ku!! Tidak ada orang yang boleh mengasihani ku termasuk kau!! Aku bukanlah orang yang dilahirkan untuk dikasihani orang lain. Dan tentang Dinda, Di hati, di kepala dan di mulut ku sudah tidak ada lagi kata cinta untuknya. "
Tegas Riko.
_- Hmmm,,, sudah tidak mencintainya tapi masih tetap mencari keberadaannya. Tapi Kenapa dia tahu aku mengasihaninya? Apa dia bisa mendengar suara hati ku?? Ahh,,, aku harus berhati-hati.
" Hahaha,,,Tentu. Itu sangat jelas. Aku tidak pernah mengasihani kakak. Malah aku yang mengasihani diri ku sendiri."
David tertawa agar kakaknya tidak terlalu serius.
" Kenapa??"
" Karena aku dibuang oleh orang tua ku sendiri. Hahahha,,, aku sungguh mengasihani diri ku yang malang ini."
David, anak itu masih bisa tertawa saat mengatakan hal yang membuat dirinya sendiri terluka.
" Berhenti mengatakan hal itu!!! Itu tidak lucu sama sekali."
Tiba-tiba Riko membentak. Ia terlihat tidak suka mendengar kalimat itu.
David tersenyum saat melihat wajah Riko berubah masam. Ia tahu Riko menyayanginya.
" Hmmm, Baiklah. Aku akan mengambil salianan berkas. Aku pergi dulu."
David keluar dari ruangan Riko.
_- Aku yakin tidak mencintai Dinda lagi. Aku hanya ingin tahu apa alasannya dia menghilang dari ku?? Hanya itu. _-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ibenk Gunawan
. asa aya tulisan STARLIGHT teh dinu stempel gayung urang d kamar mandi 😂
2021-02-23
0
ulie
lanjut
2020-08-10
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
orang kaya mh bebas...smangat thor ! 😀😀😀😀💪💪👍👍👍👍💕💕
2020-07-28
0