" Justru karena saya punya otak saya tidak mau melakukan perintah anda Tuan. Bagaimana saya bisa berlutut untuk kesalahan yang tidak saya lakukan??." Menjawab dengan santai bahkan tersenyum.
" Ohhh,,, jadi maksud mu yang salah itu adalah aku?? "
" Tuan tahu betul siapa disini yang salah."
Rika tidak mengatakan Tuan Riko salah tapi dari ekspresinya yang bicara sambil tersenyum jelas berkata " Tidak perlu ditanyakan lagi!! sudah jelas kau yang salah dan sengaja menjadikan ku tersangka. Licik."
" Wahhh,,,, Wahhh,,,,Baru pertama kali aku bertemu wanita seberani dirimu,,,," Riko menunjukan senyum kekagumannya.
Situasi semakin menegang. Tidak ada yang berani bicara apalagi menenangkan Riko. Nyonya Santi pun tak berani berkutik. Sedangkan David, anak itu sangat menikmati pertunjukan drama ini.
" Jika memang benar aku yang melakukannya lalu kau bisa apa hah??"
_- Benar. memangnya aku bisa apa? Menyedihkan. Bahkan aku harus tersenyum saat menjawab ucapannya dimana seharusnya aku marah dan mencakar wajah soknya itu. _-
" Yang bisa saya lakukan hanyalah tidak mengharapkan kata maaf dari Tuan. Hanya itu tidak ada yang lain." Ucap Rika seperti sedang menghina
_- Sialan. Mulut wanita ini licin sekali seperti prosotan TK. Setiap ucapannya seperti mengandung sebuah penghinaan. Dia juga terlihat tenang. _- Riko mengidentifikasi Rika.
" Bagus jika kau tahu. Sekarang cepat berlutut!! Memhon ampunlah sampai air mata mu keluar!! Atau kau akan menerima hukuman dari ku." Perintah Riko untuk yang terakhir kalinya.
Riko sepertinya tidak akan membiarkan Rika lolos begitu saja. Ia sungguh tertarik menyiksa gadis ini.
" Lebih baik saya menerima hukuman Tuan. Semiskin-miskinnya saya masih berhak menjaga harga diri."
_- Hahahaha,,, Harga diri apa yang wanita ini bicarakan? Harga diri yang tak berharga itukah??? _- Mengejek di dalam hatinya
" Wahhh,,, ternyata fikiran kita sama. Itu juga yang aku mau, menghukum mu. Mari kita mulai. Seharusnya kau memilih berlutut dari pada hukuman!! Tapi bagus juga, karena hukuman lebih seru." Riko tersenyum kejam karena sesuatu sudah ia rencanakan untuk menghukum Rika.
" Tuan saya mohon~~"
" Stop!!!!" Riko memotong ucapan Ibu Ratna dengan menjulurkan telapak tangannya.
" Ini adalah pilihan putri mu. Jangan ada yang berani ikut campur!! Jika berani menentang maka bersiaplah angkat kaki dari rumah ini!! Aku pastikan kalian menjadi gelandangan." Riko mengancam.
_- Jangan pernah berharap lebih dari pria kejam ini!! Manusia berhati hewan dialah orangnya. Aku heran, kenapa orang-orang mengagumi pria seperti dia? Tak berhati, tak berprasaan, menindas mereka yang lemah, Cuihhhh,,, Pria sialan.!!! _- Gumam Rika.
" Rika, apa yang kau lakukan?? Cepat berlututlah!! Minta pengampunan dari Tuan Riko!!" Seru Ibu Ratna.
_- Rika?? Kenapa namanya hampir sama dengan ku?? Apa tidak ada nama lain lagi? Aishhhh,,, namanya dengan namaku seperti anak kembar buncing saja. Sial,, _- Dengus Riko.
Rika memalingkan wajahnya kesal. Bagaimana bisa ibunya semudah itu menyuruh dirinya berlutut. Susah payah Rika menjaga harga dirinya tapi ibunya malah ingin meruntuhkannya.
_- Hahahhaha,,,,, _- Rika pun tertawa kesal. Malam ini semua orang sangat menyebalkan termasuk ibunya sendiri.
" Sudah terlambat untuk berlutut. Gelas yang jatuh sudah terlanjur pecah. Dia sudah memilih hukuman jadi hukuman yang akan dia dapatkan."
_- Berlagak pandai berpribahasa. Hahahaha,,,, Gelas yang jatuh sudah terlanjur pecah katanya. Pribahasa mu itu tidak akan berguna jika gelasnya gelas plastik, bodoh. _-
" David." Panggil Riko.
" Iya kak." Sigap menyahut.
" Bawa wanita ini ke kolam renang!! Pastikan tidak ada orang yang berani datang kesana!! " Perintah Riko.
" Baik kak."
David menuntun Rika menuju kolam renang membelakangi Riko yang berjalan di depan.
Penghuni wanita disana saling melempar pandangan satu sama lain. Mencoba bertanya apa yang akan di lakukan Riko dengan kode mata mereka. " Tidak Tahu." Hanya itu jawaban yang di dapatkan. Cemas pasti cemas karena takut Riko akan melakukan hal aneh tapi karena David bersamanya bisa dipastikan setidaknya wanita itu tidak akan mati.
" Nyonya tolong lakukan sesuatu!! Selamatkan putri saya nyonya!! Saya mohon!!" Setelah Tuan Riko menghilang, Ibu Ratna langsung menyambar lengan Nyonya Santi memimta bantuannya.
" Maaf. Tapi aku tidak bisa melakukan apa pun!! Sebaiknya turuti kata Riko!! Jangan ada yang ikut campur!! Atau dia akan semakin marah. Ini demi kebaikan kalian. Kalian mengerti?!" Nyonya Santi memberi intruksi.
" Mengerti Nyonya." Jawab serentak dari semua asisten kecuali Ibu Ratna yang tak sadar telah menitikan air matanya memikirkan nasib Rika.
Rika berdiri di tepi kolam, Riko membaringkan tubuhnya di kursi santai memperlihatkan senyum kemenangnya. Rika hanya berdecih menyilangkan kedua matanya.
_- Apa aku akan di tenggelamkan? Itu terlalu kejam. Tapi pria ini tidak punya hati tidak bisa membedakan mana yang kejam mana yang tidak. Baiklah,,, jika hari ini aku harus mati setidaknya aku mati dengan harga diri yang utuh. Ayah aku datang. Ibu selamat tinggal. Di kehidupan berikutnya akan ku balas dia. Akan ku hancurkan dia bersama rudal yang diluncurkan ke israel. Brengsek. _- Rika sudah memikirkan kematiannya.
" David, Lepaskan 100 ikan emas di kolam ini!! Suruh juga salah satu asisten membawakan ku cemilan dan minuman hangat!!."
" Baik kak."
David meninggalkan mereka berdua tanpa banyak tanya.
_- Tuan David itu adiknya atau anjingnya sih?? Nurut sekali anda Tuan. Aishhhh,,,, Sepertinya Kakak atau adik sama-sama tidak bisa di harapkan kebaikannya. _-
David mengambil Ikan yang sudah dikemas dalam kantung plastik besar. Ibu Ratna melihatnya kemudian bertanya untuk apa ikan-ikan itu? David mengatakan ikan ini akan dilepas ke kolam kemudian Rika harus menangkap ikan-ikan ini. Mendengar penjelasan David hati ibu Ratna berangsur tenang. Hanya menangkap ikan emas bukan menangkap ikan piranha, fikir Ibu Ratna enteng.
100 Ikan emas sudah dilepaskan ke kolam berukuran 8 x 15 meter. Berenang kensana kesini seakan menemukan kebebasan. Rika menatap ikan-ikan yang nampak cantik dengan sisik kemerahannya.
_- Ahhhh,,, andai aku adalah ikan._- Gumam Rika berandai andai membayangkan kebeasan yang ia dapatkan jika dirinya adalah ikan seperti ikan-ikan itu.
" Apa yang kau lakukan? Cepat masuk ke dalam kolam dan tangkap semua ikan-ikan itu!!!" Perintah Riko mengejutkan Rika.
" A~apa? menangkap semua ikan-ikan ini?"
" Hahhaha,,, kau terkejut? Bersyukurlah karena aku tidak menenggelamkan mu!!!"
_- Bersyukur apanya?! Menangkap ikan sebanyak ini di malam hari. Ini sama saja membunuh secara perlahan. Aku bisa mati kedinginan, Sialan!!! _-
" Mustahil menangkap semua ikan-ikan ini Tuan. Anda pasti sedang bercanda kan? Lagi pula ini sudah malam, air kolam sangat dingin."
" Siapa yang sedang bercanda?? Aku sangat serius. Tidakkah kau melihatnya di wajah ku??"
_- Saya hanya bisa melihat iblis yang kejam disana Tuan. _- Menjawab tanpa suara.
" Cepat masuk ke kolam atau aku tambah lagi ikannya!!!" Riko menggertak.
" Ba~baik Tuan."
Menjawab cepat lalu,,,
BYURrrrrrr,,,,,
" Hahahahhaaha,,,," Riko tertawa sangat puas karena berhasil menjatuhkan lawannya. Ia terlihat begitu bahagia.
David melirik Riko sekilas lalu tersenyum sendirinya melihat Riko tertawa lepas. Sudah 2 tahun Riko kehilangan tawa dan senyumannya semejak Dinda, kekasihnya meninggalkannya tanpa penjelasan, tanpa kabar, tanpa ucapan selamat tinggal ataupun permohonan maaf apalagi kata putus. Tidak ada kepastian yang jelas pada hubungan mereka.
Dinda menghilang bagai di telan samudra hingga sampai sekarang keberadaanya dipenuhi tanda tanya. Semenjak hari itu kehidupan Riko bagai taman tak berbunga. Begitu kata roma irama dalam lirik salah satu lagunya.
_- Ahhh,,, dingin sekali. Pecundang kau Tuan Riko. Hanya berani menindas orang yang lemah. Aku sumpahi kau semoga tanah kubur mu nanti berbau busuk seperti yang ada di film sebelah. Aaaaaaa,,,, menyebalkan. _- Rika hanya bisa melampiaskan kekesalannya tanpa suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Erna Wati
lanjut
2020-09-20
0
Tionar Linda
hahahaha..
2020-09-04
0
Purwanti Idar
aku spt dinda d masalalu
2020-08-15
0