Gea bangun dari duduknya, ia ingin menghampiri sikembar untuk bertanya apakah ini adalah jebakan yang anaknya buat. Sehingga ia tidak ingat apa dengan hari ulang tahun pernikahannya.
"Adnan ... Adrian ... sini sayang, mama mau kasih hadiah buat kalian," ucap Gea.
"Ma ... malam ini adalah ulang tahun pernikahan mama. Jadi biar kami yang kasih hadian buat mama ya."
Adnan dan Adrian meminta orang-orang untuk memainkan musiknya. Suasana romantis pun tercipta seiring dengan alunan musik yang mengalun lembut.
"Ya ampun, aku punya anak kok malah selalu bikin jebakan buat aku," ucap Gea.
"Udah sayang, malah baguskan apa yang mereka lakukan. Anak-anak kita memang selalu punya seribu hal berbeda setiap harinya."
Gea tidak bisa bicara apa-apa lagi. Sikembar memang selalu menjebaknya dalam segala hal. Apalagi untuk hari-hari penting dalam hidupnya.
"Adnan, kayaknya kita gak cocok ada di sini lagi sekarang," ucap Adrian.
"Iya, biarkan mama dan papa punya waktu buat mereka berdua," kata Adnan.
Selain punya jebakan, sikembar juga adalah anak yang sangat pengertian. Ia tidak akan merusak momen romantis mama dan papa mereka. Sejak kecil juga itu anak sudah paham betul kalau urusan kemesraan mama dan papanya.
Saat di rumah saja, saat mereka melihat mama dan papa mereka sedang berduaan. Mereka tidak akan ikut dalam kebersamaan itu. Sebisa mungkin, sikembar akan menghindari mama dan papanya.
Seoerti malam ini, saat Gea dan Elang saling tatap dan berpelukan. Sikembar memilih untuk meninggalkan bar hotel itu. Niatnya hanya satu, tidak akan merusak setiap momen romantis mama dan papanya.
......
Karna tidur kemalaman, Adnan dan Adrian telah bangun. Hasilnya, telah juga pergi kesekolah. Sikembar adalah siswa disalah satu sekolah menengah atas. Mereka baru duduk di kelas dua sekolah menengah atas itu.
"Adnan, Adrian. Gak sarapan dulu?" kata mama.
"Gak ma, gak sempat sarapan lagi. Udah telat ini," kata Adrian.
"Makanya, kalo sekolah itu tidurnya jangan kemalaman dong," kata Elang.
"Yah papa, lain kali gak akan bantuin papa lagi kalo gitu ceritanya," kata Adrian.
"Iya, inikan juga karna bantuin papa."
"Ih, kok malah papa yang kamu salahain sih. Mana ada sangkut pautnya sama papa," kata Elang.
"Udah-udah, sebaiknya kalian berangkat sekarang juga," kata Gea.
Kedua anak itupun pamit pada mama dan papanya. Mereka segera berangkat kesekolah dengan mobil mereka.
Sikembar punya warna kesukaan yang berbeda. Adnan sukanya warna biru, sedangkan Adrian suka warna hijau. Hasilnya, tidak ada satupun barang milik mereka yang berasal dari warna favorit mereka. Karna saat membeli, mereka akan bertengkar memperebutkan warna kesukaan masing-masing. Tapi pada akhirnya, hitam atau warna yang lain adalah pilihan terakhir mereka agar tidak terus bertengkar.
Contohnya saja mobil yang mereka kendarai saat ini. Mobilnya berwarna hitam pekat. Padahal waktu beli, papanya sudah menawarkan untuk mereka beli dua mobil. Karna mereka saling berebut untuk memilih warna apa yang akan mereka beli. Elang tidak bisa memutuskan warna apa yang mereka mau, ide satu-satunya adalah dengan beli dua mobil. Tapi sayangnya, mereka malah menolak dan memilih mobil warna hitam.
....
Sesampainya disekolah, ternyata bel sudah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu. Hasilnya, sikembar terlambat dan mendapat hukuman karna terlambat sepuluh menit.
Mereka dihukum untuk membersihkan lapangan sekolah. Mulai dari menyapu hingga membuang sampah yang ada di lapangan sekolah mereka.
Sikembar menerima hukuman yang guru berikan. Bagi mereka, hukuman itu lumayan ringan. Masih mending dihukum buat membersihkan lapangan dari pada bersihin toilet cowok yang bau itu.
Saat mereka memulai pekerjaan mereka. Malah banyak gadis yang pada keluar dari kelas dengan alasan permisi mau ketoilet pada guru mereka. Termasuk Zia yang masih duduk di kelas satu sekolah menengat atas ini.
Zia adalah adik kelas sikembar. Sedangkan Camelia, ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Zia memilih sekolah satu tempat dengan sikembar, walaupun jarak sekolah dengan rumahnya sangat amat jauh.
"Kak Adrian, biar aku bantuin yah," kata salah satu gadis.
"Kamu mau bantuin aku apa bantuin Adnan," kata Adrian yang sedang berada tak jauh dari tong sampah.
Gadis itu terlihat malu, ia mengira yang sedang menyapu halaman itu adalah Adrian. Padahal bukan, yang sedang menyapu itu tak lain adalah Adnan.
"Eh, ini kak Adnan yah, aku kira kak Adrian."
"Kenapa kalau aku Adnan," kata Adnan.
"Ng ... ngak kenapa-kenapa sih. Gak papa juga kalo kakak mau aku bantu," kata gadis itu serba salah.
"Gak usah, gak perlu," ucap Adnan.
Gadis itu terdiam, ia tidak bisa bicara apa-apa. Itu adalah salah satu alasan kenapa Adrian yang selalu dicari, bukan Adnan. Karna Adrian lebih hangat saat bersama orang lain. Sedangkan Adnan, ia sangat tidak bisa manis pada gadis-gadis walaupun ia mahu.
"Kak Adnan, biar aku yang bantuin kakak ya kak," kata Zia tiba-tiba.
Zia sebenarnya sudah dari tadi ingin menghampiri Adnan. Hanya saja, gadis itu malah duluan menghampiri Adnan dari pada Zia.
Sebenarnya, Zia lebih tertarik pada Adnan dari Adrian. Adnan itu sifatnya sangat dingin, namun terlihat sangat manis dan tidak pernah tebar pesona pada gadis manapun. Ada hal yang tersembunyi, yang selalu berada di wajah Adnan. Singkatnya, Adnan punya daya tarik tersendiri, yang selalu membuat orang mendekatinya. Tapi sayangnya, daya tarik itu selalu tersimpan dibalik dinginnya sikap Adnan pada siapa saja. Kecuali orang yang benar-benar dekat dengannya.
"Kak Adnan," panggil Zia lagi.
"Aku bisa sendiri," kaya Adnan tanpa melihat.
"Ya ampun, bisakah kakak gak bersikap terlalu dingin padaku kak. Aku ini berniat baik lho kak," kata Zia.
"Aku tahu, dan tidak perlu kamu bersikap baik padaku. Karna aku masih bisa melakukannya sendiri," kata Adnan.
"Zia, gak usah bantuin Adnan. Mending bantuin kakak aja," kata Adrian.
"Ih kakak mah udah banyak yang bantuin. Kenapa aku harus ikut bantuin kakak."
Zia pergi meninggalkan Adnan, ia kembali kekelasnya. Adnan tidak melihat sedikit pun gadis itu. Sejak dari awal Zia datang, hingga akhirnya Zia pergi meninggalkan dirinya. Ia sibuk dengan pekerjaan yang ia lakukan.
Akhirnya, hukuman yang guru itu berikan selesai. Jam pelajaran kedua, mereka sudah bisa masuk dan mengikuti pelajaran di kelasnya.
"Nan, kamu jangan terlalu dingin sama Zia dong," ucap Adrian saat mereka sudah duduk di kursi mereka masing-masing.
"Kenapa emangnya, kamu suka sama Zia ya?" kata Adnan.
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Terima kasih banyak atas dukungan kalian. Aku semangat melanjutkan karyaku berkat dukungan kalian semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
sian-tara
saya tebak pasti ntar adnan jodoh ma zia
2020-08-10
12
NuMalMeel
jadi ngebayangin gimana sikembarku nanti klo besar 😍
2020-08-07
9
tiya
rame dech...si kembar..yg baca aja g bisa bedain mn adrian man adnan
2020-06-19
4