Arrabelle
Hai selamat datang di novel baruku, bantu ramaikan ya 😉
.
.
.
Srekk ...
Suara gordeng terbuka, sinar cahaya matahari yang terang menerpa wajah seorang pria yang masih terlelap dalam tidurnya, membuat pria yang masih terbaring diatas ranjangnya itu mengerutkan alisnya dan menarik selimut hingga menutupi wajahnya yang terasa silau.
"Direktur Ha, sudah siang anda harus bangun dan bergegas pergi ke kantor," ujar Rafael yang merupakan sekretaris Haidar yang memiliki julukan singanya perusahaan Jett group.
"Hemmm sebentar lagi, aku masih mengantuk," lenguh Haidar Jett calon direktur utama di sebuah perusahaan ternama milik ayahnya yang bergerak di bidang kosmetik.
Semalam hingga dini hari, Haidar yang baru saja pulang dari Amerika langsung menghabiskan waktunya di sebuah bar bersama para wanita malam. Kebiasaan buruk yang sering dia lakukan di negeri sebrang sana seolah telah melekat dari dalam diri Haidar dan sulit untuk di rubah.
"Direktur, anda harus segera bangun jika tidak kita akan terlambat," ucap Rafael sekali lagi.
"Astaga! Kau cerewet sekali itu perusahan ayahku jika kita terlambat tidak akan ada yang berani memarahiku."
"Haidar!!!!" teriak seorang pria dibalik telpon yang sedang di pegang oleh Rafael.
"Jika kau masih belum bangun, aku akan mencoretmu dari daftar warisan!"
"Apa!" Haidar langsung bangkit dari tidurnya. "Tapi ayah kau tidak punya anak lagi selain aku," protesnya frustasi.
"Kau benar, tapi aku akan memberikan semua hartaku ke panti asuhan dan tidak akan memberikannya padamu walau sepeserpun."
"Tapi Ayah, mana bisa kau seperti itu kau tega melihat putra semata wayangmu ini jadi gelandangan di jalan."
"Kalau begitu cepatlah datang ke kantor sebelum aku benar-benar mengeluarkan mu dari kartu keluarga!"
Tuttt ...
Sambungan telpon pun terputus secara sepihak.
"Hais, sial!" umpat Haidar kesal, ia melemparkan bantal ke arah Rafael sebagai tanda kekesalannya, karena sudah menghubungi ayahnya.
"Silahkan direktur Ha, air hangat sudah disiapkan," ucap Rafael dengan wajahnya yang datar.
"Ck, dasar menyebalkan!" Haidar turun dari ranjangnya dan bergegas menuju kamar mandi.
Beberapa menit setelah membersihkan diri, dua orang pelayan wanita pun datang untuk membantu Haidar berpakaian.
"Hari ini jadwal anda adalah menghadap Presdir Dustin terlebih dahulu, setelah itu anda harus menemui seorang klien yang ingin bekerja sama dengan perusahaan kita," papar Rafael menjelaskan jadwal kegiatan Haidar hari ini.
"Hah, itu sangat melelahkan," keluh Haidar menghela napas beratnya.
Rafael tak bergeming, ia hanya memperhatikan kinerja kedua pelayan tadi dan memastikan jika pekerjaan mereka bagus dalam melayani direktur barunya tersebut.
"Sudah selesai Tuan," ucap salah seorang pelayan sembari mundur dari hadapan Haidar.
Haidar menatap bayangan dirinya yang terpantul dari dalam cermin. "Hei, kau tampan sekali tidak heran jika banyak wanita mengejar mu," celotehnya sembari merapikan dasi serta mengusap dagunya dengan kedua jari.
Haidar memang memiliki paras yang tampan, bahkan karena ketampanannya yang mempesona ia kerap di juluki sebagai worldwide handsome oleh banyak wanita yang sering kali ia temui dimana pun berada dan berkat ketampanannya itu membuat Haidar memiliki kepribadian suka bermain wanita dan terkadang tidak jarang beberapa wanita yang ingin menjadi kekasih Haidar rela menjatuhkan harga dirinya di depan Haidar dan hal itu tentu saja disambut hangat oleh pria berdarah blasteran tersebut yang selalu menjadikan mereka sebagai mainannya.
"Silahkan direktur Ha." Rafael membukakan pintu mobil bagian belakang untuk direktur mudanya tersebut.
Haidar menatap remeh sang sekretaris sambil berdecak. "Ck, kau bercanda? Aku yang akan menyetir."
"Tapi direktur Ha." Rafael mengejar Haidar yang sudah siap membuka pintu mobil kemudi.
"Hei, ayolah ini hanya menyetir kenapa kau terlihat tegang begitu cepat naik jika tidak aku kan meninggalkanmu disini."
Rafael terlihat ragu dan masih berdiri menatap Haidar yang kini sudah duduk di balik kemudi, ia merasa takut jika sampai bos besarnya melihat jika putranya yang mengemudi dirinya akan dipecat.
Tiiinnn!!
Suara klakson mengejutkan Rafael, membuat pria bertubuh tegap itu buru-buru berjalan memutari mobil dan duduk di samping Haidar yang sedang menatapnya sambil menyeringai.
"Direktur Haidar, jika Presdir Jett tau beliau akan marah."
"Apa! Aku tidak mendengarmu musiknya terlalu keras," teriak Haidar sengaja memutar musik dengan volume yang keras agar tidak mendengar ocehan sekretarisnya.
Rafael menghela napasnya sambil menggelengkan kepalanya perlahan, kemudian seketika jantungnya terasa akan copot ketika Haidar mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa aba-aba.
"Run, bulletproof, run, yeah, you gotta run
Run, bulletproof, run, yeah, you gotta run
Run, bulletproof, run, yeah you, gotta run
Run, bulletproof, run." Haidar mengemudi sembari bernyanyi keras membuat Rafael pusing saat mendengarnya.
"Direktur, anda harus memelankan laju mobil serta volume musiknya," tegur Rafael.
Haidar tak mendengar, ia malah semakin memacu kecepatan mobilnya seolah teguran Rafael itu adalah titah baginya.
"Wuhuuu, aku baru tahu jika negara Konoha ini memiliki jalan yang begitu mulus seperti ini," seru Haidar merasa dirinya sedang berada di arena balap.
"Direktur di depan ada polisi, anda harus memelankan kecepatannya jika tidak kita akan mendapat masalah," tegur Rafael lagi.
"Sekretaris Rafael, sudah berapa lama kau tinggal disini?" tanya Haidar bukan penasaran hanya sekedar ingin memberitahu jika negara yang saat ini sedang di pijaknya adalah negara yang menganut hukum dimana ada uang maka disitu kau akan dijunjung dan Haidar adalah anak dari seorang konglomerat, baginya semua permasalahan bisa terselesaikan dengan uang termasuk hukum negara ini seperti beberapa tahun yang lalu.
"Tapi Direktur Ha—."
Rafael seketika menghentikan ucapannya saat sebuah tembakan berhasil mengenai bagian belakang mobil yang sedang ditumpangi oleh dirinya dan juga Haidar.
"Wow, apa itu?" tanya Haidar kaget.
"Direktur Ha, sepertinya ada yang mengikuti kita."
Haidar melihat dari pantulan kaca spionnya dan lagi mobil Jeep yang ada di belakangnya melepaskan pelurunya hingga mengenai spion yang sedang di lihatnya.
"Sial! Siapa mereka?" umpat Haidar menaikan kembali kecepatan mobilnya untuk menghindar.
Brak!
Mobil tak dikenal itu menabrak mobil Haidar dari belakang.
"Kurang ajar!" Haidar balas menyenggol mobil tersebut saat mobilnya berdampingan.
"Direktur Ha, fokuslah menyetir aku akan menanganinya," ujar Rafael, ia mengambil sebuah pistol dari dalam laci dashboard dan berpindah duduk ke belakang untuk membalas serangan dari orang-orang yang tak dikenalnya.
Adegan saling menembak pun terjadi, kedua mobil itu kini seraya jadi penguasa jalanan seperti pembalap mobil profesional yang ada di arena balap, saling mengejar untuk mencapai garis finish. Bedanya bukan garis finish yang mereka incar melainkan membalaskan serangan satu sama lain yang entah apa awal permasalahannya.
Dor!
Rafael berhasil meletuskan ban mobil orang yang mengejarnya dengan pelurunya, sehingga ia dan Haidar pun bisa lolos dari pemilik mobil Jeef misterius tersebut akan tetapi saat Haidar membelokan mobilnya ke salah satu tempat yang cukup ramai pengunjung tanpa sengaja Haidar menabrak seseorang hingga membuat dirinya dan Rafael terkejut.
.
.
.
Bersambung….
Visual Haidar Jett.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments