Karin dan raga sudah tiba di kediaman rumah orang tua mereka.
Terlihat dari dalam mobil ayah dan ibu sudah berdiri di depan pintu utama..
"Kenapa ?" tanya raga saat melihat kekhawatiran di wajah karin
"Mas, apa kita harus tinggal di sini ? Aku tidak apa apa mas, kalau pun harus tinggal di apartemen selama nya.." jawab karin dengan suara pelan karena takut terdengar oleh kedua mertua nya
Raga mengerutkan keningnya..
"Memang nya kenapa kalau kita tinggal di sini ??"
"Kata orang kalau sudah menikah jangan tinggal dengan orang tua, lebih baik tinggal terpisah meskipun harus mengontrak di rumah yang hanya sepetak.."
"Astaga, apa dia meremehkan aku ??"
"Sudahlah, ayo turun.." ucap raga yang lagi lagi dengan nada ketusnya
Raga keluar dari kursi pengemudi, tadi dia sengaja menyuruh ivan pulang. Karena raga ingin berdua dengan karin meskipun hanya di perjalanan. Pria itu ingin lebih dekat dengan sosok sang istri, tapi apalah daya rencana hanya tinggal rencana, karena karin malah melanjutkan tidurnya di dalam mobil selama perjalanan itu.
"ck..!" karin berdecak kesal, karena raga sama sekali tidak mendengarkan nya..
Gadis itu pun mau tidak mau ikut turun dan berjalan menuju kedua mertuanya.
"Assalamualaikum.." ucap karin tersenyum kecil dan langsung mencium punggung tangan ayah dan ibu.
"Wa'alaikumsalam.."
"Ayo masuk nak.." ucap ayah rudi mahendra menyambut ramah kedatangan anggota baru keluarga nya seraya mengajak karin dan putra nya masuk..
"Sebentar, koper karin masih di mobil.." ucap karin menghentikan langkah kaki nya.
"Biarkan saja suami mu yang bawa. Ayo masuk, kamu pasti lelah.." kata ibu membuat karin mengerutkan keningnya. Ada tanda tanya besar yang tiba tiba muncul di kepala nya. Kenapa sikap ibu mertua nya itu berubah 180°. Padahal baru tadi pagi mereka bertemu dan sikap nya begitu jutek dan terkesan galak, membuat karin tidak nyaman.
"hah..emm, i-iya bu.." jawab karin terbata sambil melihat ke arah raga.
Raga pun kembali berjalan menuju mobilnya untuk mengambil koper sang istri.
"Di sebelah sana kamar suami mu. Sekarang lebih baik kamu istirahat dulu saja. Nanti kita makan malam bersama.." ucap ibu dengan sangat ramah membuat karin semakin bingung
"Ba-ik bu.. terimakasih sebelumnya.." ucap karin lembut dan dia pun langsung berjalan menuju kamar yang tadi di tunjuk oleh mertua nya
"Wah.. luas sekali kamar nya. Kenapa dia malah memilih tinggal di apartemen, padahal menurutku kamar nya yang ini jauh lebih besar dan nyaman.." batin karin ketika memasuki kamar raga. Gadis itu mengedarkan pandangan nya menyapu setiap sudut kamar mewah yang bernuansa hitam elegan tersebut.
Kamar yang di dominasi oleh warna gelap, di tambah dengan furniture nya yang sangat modern dan berkelas.
Karin pun berjalan lebih masuk lagi ke dalam kamar tersebut. Aroma harum dari suami nya langsung menyeruak di dalam kamar tersebut.
"Kenapa aroma tubuh mas raga menempel sekali di kamar ini.." gumam karin sambil tersenyum menikmati aroma tersebut.
Tiba tiba karin mengerutkan keningnya saat melihat ada satu bingkai kecil yang berada di atas nakas sebelah tempat tidur suami nya. Gadis itu pun melangkah maju menuju meja kecil tersebut.
Karin mengangkat bingkai itu, "Foto siapa ini ??" gumam karin sambil memegang benda tersebut
WHushhh..
Tiba tiba bingkai itu di rebut dari arah belakang..
Karin terkejut lalu membalikkan tubuhnya,
"Mas.." kata karin lirih, takut saat melihat raut wajah raga yang begitu menyeramkan
"Jangan lancang! Jangan sentuh barang barang pribadi ku!!" bentak raga dengan tatapan mata yang menyalang
Deg!
Mata karin berkaca kaca. Karin yakin seseorang di foto itu sangat berharga bagi suami nya, karena tidak mungkin raga sampai semarah itu, padahal dia pasti tahu karin hanya memegang bingkai tersebut.
"Memang siapa wanita yang ada di foto itu..??" karin memberanikan diri untuk bertanya
"Bukan urusan mu!" ketus raga berjalan ke arah lemari dan menaruh bingkai tersebut ke dalam nya.
Brug!!
Raga keluar dengan membanting pintu..
"Kenapa dia harus semarah itu.." gumam karin sedih
💮
🍀 Pukul setengah 7 malam..
Saat ini karin sedang membantu ibu mertua nya itu menyiapkan makan malam. Bersama dengan beberapa ART yang bekerja di rumah itu, karin ikut sibuk di dapur. Dia yang memang mandiri, terbiasa melakukan apapun sendiri, bahkan memasak juga bukan sesuatu yang sulit bagi karin.
Ibu sejak tadi memperhatikan keluwesan menantu nya. Ada perasaan kagum saat melihat karin yang usia nya masih 20 tahun tapi begitu piawai memegang pisau dan memotong motong bahan masakan.
"Apa makanan kesukaan ibu ? Nanti biar karin masakin.." kata karin antusias sambil melihat bergantian ke arah ibu dan bahan masakan yang sedang di siapkan nya..
"emm, ibu semua suka. Tidak ada makanan yang paling atau pun tidak ibu suka.." kata ibu seraya memotong buah untuk di buat jus
Karin tersenyum mendapatkan jawaban yang begitu lembut dari mertua nya.
"Nanti karin buatkan makanan spesial buat ibu.."
"Tidak perlu repot repot. Lagi pula di sini sudah ada pembantu yang setiap hari memasak untuk ayah dan ibu.." kata ibu membuat karin memanyunkan bibirnya.
Karin pun tidak lagi ingin bicara, dia memilih fokus untuk menyelesaikan masakan nya.
🍀Di meja makan..
"Ya ampun bu. Kenapa masak nya banyak banget. Kita kan cuma berempat.." ucap raga saat melihat meja makan itu penuh dengan makanan, bahkan lengkap ada jus buah dan buah potong nya juga
Karin pun sebenarnya sama seperti raga, dia pun bingung kenapa mertua nya itu meminta pembantu mereka untuk masak sebanyak ini. Tadi saat karin membantu di dapur, dia kira akan ada keluarga yang lain yang akan datang. Tapi ternyata saat mendengar ucapan suami nya, karin terkejut ternyata tidak ada siapapun yang akan datang.
"Kalau tidak habis kan mubazir bu.." sambung raga lagi..
"Makan saja yang mau kamu makan. Jangan sentuh yang tidak mau kamu makan. Kita bisa memberikan nya untuk para pegawai di rumah ini.." kata ibu yang terlihat kecewa. Padahal tanpa semua nya tahu, ibu ingin menyambut menantu nya dengan cara nya sendiri. Karena ibu tidak tahu apa makanan kesukaan karin, jadilah dia memasak banyak menu yang mungkin salah satu nya di sukai oleh sang menantu.
Ayah rudi menendang kecil kaki raga di bawah meja. Mengkode putra nya untuk tidak banyak bicara. Raga pun mengerti, dia diam mengunci mulutnya tanpa bicara lagi.
"Sudah lah. Ayo kita makan. Tidak baik ribut di depan makanan." ucap ayah yang langsung mendapat anggukan kepala dari karin.
Karin pun mulai menyendokkan satu centong nasi di piring suami nya, lalu bergantian ibu dan ayah mertua nya.
"Mas mau makan apa ?" tanya karin lembut
"Biar aku ambil sendiri.." ucap raga ketus
"Ya ampun. Apa dia masih marah karena kejadian tadi ??"
Karin menarik nafasnya lalu kembali meletakkan piring raga di atas meja.
Gadis itu pun kembali duduk.
Tiba tiba ibu mengambil piring karin dan meletakkan nasi putih di atasnya. Karin mengangkat kepalanya memperhatikan apa yang di lakukan ibu mertua nya itu.
"Kamu mau makan apa ?" tanya ibu yang meskipun terdengar ramah tapi raut wajah nya tidak menampakkan keramahan.
"Karin mau gulai ayam dan sayur saja bu.." jawab karin. Dan ibu pun langsung mengambil kan lauk yang karin sebutkan tadi.
Ayah rudi tersenyum kecil melihat perlakuan sang istri pada menantu nya. Dia mengingat kejadian tadi pagi saat mereka akan ke apartemen raga, istrinya itu begitu antusias untuk bertemu karin sang menantu. Meskipun awalnya tidak setuju dengan pernikahan itu, tapi ketika pertama kali memeluk menantu nya saat pernikahan mereka beberapa hari lalu, istri nya itu langsung jatuh hati pada karin. Mungkin karena sejak lama dia mendambakan memiliki anak perempuan, makanya secepat itu pula hati nya langsung luluh pada karin. Apalagi wajah karin yang begitu teduh dan senyum nya yang hangat, membuat rasa kasih sayang di hati ibu muncul begitu saja.
"Terimakasih bu.." kata karin tersenyum hangat
Setelah makan malam selesai, ayah mengajak karin untuk berbicara berdua di taman belakang. Sementara raga memilih untuk kembali ke kamar. Dan ibu duduk sendiri di ruang keluarga sambil menonton acara kesukaan nya, drama korea.
🍀Di taman belakang..
"Apa kegiatan mu sekarang ?" tanya ayah sambil menyeruput kopi nya
"Kalau sekarang sih belum ada ayah. Setelah selesai kuliah, karin belum ada kegiatan apa pun." jawab karin yang duduk berhadapan dengan ayah mertua nya
"Apa kamu mau melanjutkan kuliah mu ?" tanya ayah lagi.
"emm, seperti nya tidak ayah. Karin ingin bekerja saja. Kasihan nenek dan kakek kalau harus membiayai karin kuliah lagi.."
Ayah mengerutkan kening nya.. "Loh, kok kakek dan nenek, kamu kan sudah punya suami nak. Kamu bisa minta pada raga jika kamu ingin kembali melanjutkan kuliah mu.."
"Bener juga ya. Kan aku sudah punya suami sekarang.."
Karin pun tersenyum kikuk. Dia lupa bahwa keluarga suami nya sangat kaya raya. Berbanding terbalik sekali dengan karin yang hidup dari keluarga yang sangat sederhana. Meskipun kakek dan nenek karin memiliki sawah dan tanah yang lumayan di kampung tapi karin dididik menjadi anak yang sederhana dan tidak bermewah mewahan.
"Tadi pagi di apartemen, kamu pasti terkejut dengan sikap ibu.." kata ayah mengalihkan pembicaraan tadi. Memang tujuan nya mengajak bicara sang menantu berdua adalah untuk meluruskan kejadian tadi pagi agar tidak ada lagi kesalahpahaman di antara istri dan menantu nya. Ayah tahu karin terlihat tidak nyaman saat tadi pertama kali menginjakkan kaki nya dirumah ini.
Karin terdiam tapi matanya menunjukkan bahwa dia memang sangat terkejut dengan sikap ibu tadi pagi.
"Sebenarnya ibu sangat antusias untuk bertemu dengan kamu. Tapi ibu tidak bisa menunjukkan nya, sama seperti suami mu. Sifat mereka itu sebelas dua belas. Ibu dan raga itu sulit untuk menunjukkan perasaan nya. Tapi jika mereka sudah nyaman dengan seseorang mereka akan berubah menjadi sosok diri mereka yang sebenarnya. Mereka tidak segan segan untuk menunjukkan kasih sayang meskipun berada di tempat umum.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Uthie
ternyata Raga keturunan emaknya sikapnya itu 😁
2023-06-06
2