Setelah percakapan yang tidak berujung itu, karin memilih untuk kembali keluar dari kamar nya. Wanita itu memilih untuk duduk di teras depan rumah nya. Menghirup aroma segar dari taman bunga milik sang nenek.
"Apa katanya tadi ? Dia minta seorang anak ? Kenapa dia minta anak seperti minta permen saja, memang nya mengandung dan melahirkan itu mudah apa.."
Sementara di kamar, raga masih memikirkan pembicaraan nya tadi. Sebenarnya dia ingin bicara baik baik, tapi wanita yang menjadi istri nya itu ternyata sulit di ajak bicara. Dengan menatap langit langit di kamar karin, raga terus memikirkan cara bagaimana agar karin mau memberikan nya keturunan. Karena tanpa di ketahui karin, raga baru bisa memiliki semua harta yang di berikan kakeknya itu saat dia sudah memiliki seorang keturunan dari wanita pilihan kakek nya tersebut.
Waktu terus bergerak pada porosnya, hingga tanpa sadar sudah tengah malam istri nya belum juga kembali ke kamar.
"Kemana sih dia jam segini belum juga balik..??" gumam raga seraya bangun untuk mencari istri nya..
Dia pun keluar dari kamar, menengok ke kanan dan kiri mencari seseorang di rumah itu. Tapi di dalam rumah tidak ada tanda tanda kehadiran sang istri.
"Jangan jangan dia kabur lagi sama pacar nya.." gumam nya lagi sambil berjalan dengan cepat ke arah depan rumah..
Dan tepat saat raga membuka pintu utama rumah tersebut, sosok yang di cari nya langsung terlihat sedang duduk di salah satu kursi disana.
"Astaga! Aku mencari mu kemana mana ternyata kamu disini ??"
Karin menoleh sesaat, lalu tatapan nya kembali ke taman di depan nya..
"Untuk apa mencari ku ??" tanya karin sinis
"Sudahlah, jangan seperti ABG..!! Ayo masuk! Kamu harus melakukan kewajiban mu sebagai istri.." ucap raga tanpa kelembutan di setiap kata nya
Karin memutar bola mata nya malas..
"Aku sedang datang bulan, sepertinya aku tidak bisa melakukan kewajiban ku malam ini.." kata karin seraya bangun dari duduk nya, dan melewati raga masuk ke dalam rumah..
"Apa katanya tadi ? datang bulan.??" batin raga mengulangi ucapan karin
Raga pun mengekor karin di belakang, dan saat dia sudah masuk kembali ke dalam kamar, ternyata karin sudah tidur dengan posisi membelakangi diri nya..
💮
🍀Keesokan pagi nya..
Setelah berpamitan dengan kakek dan neneknya, karin kini sudah berada di dalam mobil bersama sang suami. Mereka duduk di belakang di kursi penumpang, karena sejak pagi sekali supir pribadi keluarga Mahendra sudah datang untuk menjemput kedua majikan nya.
"Kita ke Blue Sky Apartemen, pak.." ucap raga pada supirnya..
"Baik den.." jawab sang supir yang masih fokus menatap jalanan di depan nya..
Sementara karin yang duduk di sebelah raga mengerutkan kening nya. Kepala nya di penuhi pertanyaan kenapa suami nya malah mengajak nya pergi ke apartemen, sedangkan tadi saat dirumah sang nenek dia mengatakan pada nenek dan kakek karin akan tinggal di rumah utama keluarga nya untuk beberapa bulan sampai rumah yang di bangun untuk keluarga kecilnya nanti siap untuk di tempati.
Tapi karin mengurungkan niatnya. Dia malas berdebat, terlebih sejak pagi suami nya itu mendiamkan nya tiba tiba. Tidak seperti sebelumnya yang menggebu meminta anak pada karin.
💮
🍀 Blue Sky Apartemen..
"Waw.. kenapa apartemen nya mewah sekali.." gumam karin dalam hati saat sudah menginjakkan kaki nya di dalam apartemen milik suami nya..
"Kamu istirahat dulu saja. Aku akan langsung ke kantor.." ucap raga setelah meletakkan koper miliknya dan milik sang istri..
Karin mengangguk dan setelah itu raga pun keluar lagi dari apartemen nya tersebut.
Drtttzz..
Ponsel karin bergetar..
"Lira.." gumam karin membaca nama siapa orang yang menghubungi nya dari layar ponsel nya itu..
"Halo ra.." kata karin mengangkat sambungan itu..
"Rin, aku ada di rumah nenek dan kakek mu. Ko kamu bisa bisa nya menikah nggak ngundang aku. Kamu jahat banget tahu nggak rin, aku kan sahabat kamu. Kenapa kamu tega, selama ini kan kita selalu cerita apapun rin..." kata lira dari sambungan tersebut memberondong karin dengan berbagai pertanyaan dan pernyataan yang di simpulkan nya sendiri..
"Ra..hei! denger dulu ra. Aku juga gak tahu kenapa aku bisa menikah secepat ini. Lebih baik kita ketemu aja ra, aku sekarang ada di apartemen blue sky. Kamu kesini ya. Aku tunggu.." kata karin meminta sang sahabat untuk datang. Karena kalau bicara di telepon pasti hanya akan ada kesalahpahaman, jadi lebih baik mereka bertemu dan karin akan menceritakan semua nya nanti pada sahabatnya itu.
💮
🍀Cafe Blue Sky Apartemen..
Jarak rumah nenek dan kakek karin ke apartemen hanya 1 jam setengah perjalanan, sementara kalau ke rumah utama keluarga mahendra jarak nya sampai 3 jam perjalanan. Mungkin itu juga yang membuat raga membawa karin ke apartemen nya, agar mereka tidak terlalu lama di jalan.
"Jadi gimana ? Coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi ??" tanya lira tidak sabaran
Karin lalu menceritakan semua nya dari awal sampai akhir pada lira. Lira tidak menyangka ternyata nasib sial di alami sahabatnya. Bagaimana lira tidak mengatakan nasib sial, jika tipe suami yang di idamkan karin selama ini sangat jauh dengan suami yang menikahi sahabatnya tersebut.
"Lalu, apa kamu akan memberikan nya keturunan ??" tanya lira penasaran
"Entahlah.." kata karin mengangkat kedua bahu nya. Dia pun bingung, masa mereka harus melakukan itu tanpa di dasari dengan rasa cinta. Apakah bisa ??
Jawaban nya, ya bisa saja. Bukti nya banyak wanita yang menjajakan diri nya di luar sana dan tidur dengan banyak lelaki tanpa rasa cinta di dalam nya.
Tapi tentu saja untuk karin itu hal yang mustahil. Dia ingin melakukan itu atas dasar saling cinta dan sayang.
"Rin, terus Kak Fajar bagaimana ?? apa dia tahu ??" tanya lira lagi, tapi kali ini pertanyaan lira membuat wajah karin berubah sedih
"Kenapa dia harus tahu ra. Dia itu cinta bertepuk sebelah tangan bagi ku. Jadi tidak ada alasan untuk dia tahu apa yang terjadi pada ku.."
Lira mengusap punggung tangan karin yang berada di atas meja. "Tapi rin, seperti nya kak fajar juga memiliki perasaan yang sama dengan mu.."
Karin langsung menggeleng.. "Tidak mungkin!" ucap karin tidak percaya
"Kalau memang dia memiliki perasaan yang sama dengan ku, kenapa sampai sekarang dia belum juga mengatakan nya. Ini sudah tahun ke 3 sejak dia dan aku dekat kan ra ?? Dia bahkan selalu mengacuhkan perhatian perhatian yang aku berikan padanya selama ini"
Lira mengangguk pelan, mengiyakan ucapan karin. Karena lelaki itu memang sampai detik ini belum juga mengatakan perasaan nya.
Setelah mengobrol cukup lama dengan karin, lira pun pamit.
Sementara karin sejak tadi kebingungan karena tidak tahu berapa kata sandi untuk membuka pintu canggih unit apartemen suami nya..
"Astaga, bagaimana ini ? Mana aku tidak tahu lagi nomor ponsel dia.." gumam karin sebari berjongkok menatap layar ponsel nya tepat di depan pintu apartemen itu
Karin akhirnya menghubungi nenek dan kakek nya untuk meminta nomor ponsel sang suami. Beruntung nya sang kakek memilik nya, karena tadi pagi sebelum pergi kakek meminta nomor ponsel raga untuk berjaga jaga.
Setelah mendapatkan nomor ponsel tersebut, karin langsung menghubungi nomor itu.
Tut!
Tut!
"Ih, ko nggak di angkat angkat sih..!!" kesal karin karena sejak tadi panggilan nya belum juga di angkat oleh raga
💮
🍀Mahendra Company..
Raga sedang melakukan meeting dengan staf di perusahaan nya. Karena sejak kematian sang kakek dia lah satu satu nya yang akan memegang jabatan tertinggi di perusahaan keluarga nya itu.
"Saya beri waktu 1 jam, rangkuman hasil meeting kita hari ini saya minta salinan nya di setiap bagian.." tegas raga dengan hawa dingin yang menyeruak sejak meeting di mulai.
"Baik Tuan.." ucap para staf bersamaan..
Meeting pun selesai..
Raga sudah kembali masuk ke dalam ruangan nya..
"Tuan, anda mau kemana ??" tanya sang asisten pribadi ketika melihat bosnya itu langsung berlari keluar ruangan nya saat melihat isi layar ponselnya..
"Cepat Siapkan mobil!!" katanya dengan tidak sabaran terus menekan tombol lift
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments