Liburan

Wanita itu mengerang kesakitan saat Bima dan Rega melempari nya dengan garam. Lama-kelamaan sosok wanita itu menghilang.

Amanda langsung memeluk Bima dengan air mata yang terus mengalir. Rega hanya diam melihat kasih sayang Bima yang begitu tulus pada Amanda.

Bima mengendurkan pelukannya perlahan. Amanda menatap Bima bingung.

"Makasih sama Rega dong." Bima tersenyum. Sedangkan Amanda memalingkan wajah nya ke samping, tidak ingin melihat Rega.

"Nab," ucap Rega sembari ingin memegang bahu Amanda. Amanda langsung menyingkir.

"Lo kenapa Nab?" tanya Rega bingung.

Amanda tidak menghiraukan perkataan Rega. Amanda kembali menatap ayah nya dengan mata sembab.

"Manda mau pulang yah."

Bima menghela nafas pelan. Ia yakin, pasti Amanda salah paham dengan Rega. Mendengar bagaimana hubungan mereka saat ini.

Bima menatap Rega penuh arti. Rega yang memahami nya langsung mengangguk dan tersenyum.

×××

Gadis licik itu masih berada di ruangan yang banyak memiliki foto Amanda. Gadis itu menatap salah satu foto Amanda dengan tajam. Bagaimana bisa rencana nya untuk merusak wajah jelek Amanda gagal?

Gadis ini tidak terima. Ia mengambil pisau, lalu ingin menusukannya pada foto Amanda. Tapi semua itu tidak terjadi karena sosok Kuchisake Onna muncul di depannya dengan amarah.

Sosok itu membawa gunting taman yang tadi. Ia menatap gadis itu nyalang. Merasa tidak bisa merobek mulut Amanda, sosok itu ingin merobek mulut gadis yang memanggilnya.

"Lo–lo mau apa?!" tanya gadis itu ketakutan saat gunting yang di pegang sosok itu menuju ke pipi nya.

"Arrghh."

Sosok itu berhasil melukai pipi gadis itu. Sayang nya, gadis itu menghindar dengan cepat. Sehingga luka yang di dapat nya hanya sedikit.

Gadis itu yang sudah ketakutan, merogoh saku nya, dan melemparkan butiran garam yang tadi di ambil nya.

Sosok itu mengerang kesakitan seperti saat Rega dan Bima menyerangnya. Setelah itu, sosok itu hilang. Gadis itu menghela nafas lega sembari menjatuhkan bokong nya ke lantai.

×××

Matahari sudah terbit dari ufuk timur. Hari ini, adalah hari dimana Amanda dan teman-temannya akan berlibur.

Amanda sedang duduk di pinggir kasurnya, menatap kosong jendela di depannya. Barang-barang yang di perlukan untuk berlibur sudah di siapkan kemarin sebelum Amanda terjebak di rumah tua itu.

Tiba-tiba saja ponsel nya berdering. Nomor tidak di kenal.

+62812********

Good morning, honey!

Amanda mengernyitkan dahi nya. Siapa yang mengirim pesan alay seperti ini? Amanda bahkan bergidik geli sebelumnya. Amanda penasaran, dengan terpaksa Amanda membalasnya.

Amanda Meliana:

Siapa ya?

+62812********

Orang ganteng

Amanda Meliana:

Ini ayah?

Amanda Meliana:

Ayah kenapa pake nomer baru?

+62812********

Loh kok jadi ayah lo?

Amanda Meliana:

Kan ayahku ganteng

+62812********

Lah emang gue gak ganteng?

Amanda Meliana:

Enggak

+62812********

Perasaan gue ganteng. Dan itu gak bisa di pungkiri. Kok lo bisa-bisa nya ngatain gue gak ganteng? Gue butuh penjelasan nih? Baru kali ini orang bilang gue gak ganteng.

Amanda Meliana:

Dimana letak ganteng nya? Orang cuma tulisan nomor. Aku aja gak tau kamu punya mata, hidung, sama mulut.

Harap bersabar mas bernomor welkomsel, kartu dengan paketan termurah. Jika kesabaran Anda sudah habis, harap ambil golok. Diambil aja jangan di apa-apa in.

+62812********

Gombal deh

Amanda mengernyit bingung. Tadi dia menanyakan diri tampan atau tidak. Dan sekarang? Dimana letak gombal nya? Amanda memilih untuk tidak membalas nya lagi. Siapa tau yang mengirim pesan orang gila? Tidak ada yang tau kan?

×××

Sekarang. Rega, Raiyhan, Zee, dan Lea sudah berada di depan rumah Amanda. Mereka sudah siap dengan keberangkatannya. Mereka masih duduk di teras Amanda.

Menunggu Amanda yang belum keluar dari rumah nya. Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang, Amanda dan ayahnya.

"Maaf ya, kalian nunggu lama," kata Amanda.

"Enggak kok." Zee dan yang lainnya menggeleng.

"Zee, pipi kamu kenapa?" tanya Amanda bingung, soalnya Zee memakai plaster di pipi nya.

Zee menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk. "Di cakar kucing gue, Nda."

Amanda mengangguk mengerti. Lalu menatap Bima yang sedari tadi diam.

"Yah, Mand–".

"Iya Manda, hati-hati oke?" Bima menyodorkan kelingking nya pada Amanda. Amanda tersenyum, ayah nya tidak pernah berubah. Amanda mengaitkan kelingking nya di kelingking Bima. Lalu melepaskannya setelah beberapa detik.

×××

Perjalanan ke rumah nenek dan kakek Raiyhan yang berada di desa cukup memakan waktu 5 jam. Kini, kelima remaja itu sudah sampai di rumah Asri–nenek Raiyhan.

Rumahnya cukup luas dan berlantai dua. Hanya dekorasi nya saja yang terlihat kuno, masih banyak debu-debu yang menempel di barang-barang rumah Asri.

Karena sudah 17 tahun rumah ini tidak di huni. Kakek dan nenek Raiyhan sudah meninggal sejak lama. Ayah dan ibu Raiyhan, bahkan tidak pernah menginjakkan kaki nya lagi setelah kematian kakek dan nenek nya.

Sepi, suram, mengerikan, dan seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Belakang rumah Asri berupa pepohonan yang menjulang tinggi. Menambah kesan horor jika malam tiba.

Raiyhan membuka pintu rumah Asri. Kelima mata remaja itu, menjelajah setiap sudut dan ruangan.

"Raiy! Lo yakin ini rumah nenek?" tanya Rega masih melihat setiap sudut ruangan.

"Hmm. Kita udah 10 tahun gak kesini. Jadi wajar kalo kesannya berubah," perjelas Raiyhan.

Lea yang sedari tadi berdiam diri, mulai meneguk saliva nya. Ia merangkul kedua lengannya. Baru saja sampai depan rumah sudah merinding, apalagi kalau masuk?

Amanda juga merasakan hal yang sama. Perasaanya tidak enak pada rumah tua ini.

Zee dari tadi hanya mengamati setiap sudut ruangan. Zee merupakan gadis tomboy sekaligus pemberani. Zee tidak mempercayai dengan adanya 'hantu'.

"Ayo masuk," ajak Raiyhan sembari membawa koper nya masuk. Lalu di ikuti oleh keempat temannya.

"Kita bersih-bersih dulu."

Saat sampai di ruang tengah. Raiyhan menginstruksi kan untuk bersih-bersih terlebih dahulu. Melihat banyak sekali debu. Mereka semua mengangguk dan mulai membersihkan setiap benda yang terkena debu.

Sudah 20 menit berlalu. Acara bersih-bersih sudah selesai. Mereka kembali berkumpul di ruang tengah. Untuk membahas kamar-kamar yang akan di tempati.

"Zee sama Amanda, kalian di kamar atas di samping tangga."

"Gue sama Rega di kamar bawah deket meja makan."

"Terus gue?" protes Lea. Lea tidak ingin jika dirinya tidur sendiri. Lea tipe orang penakut.

"Gue gak mau ya tidur sendiri," lanjut Lea.

"Siapa bilang lo tidur sendiri?" sahut Rega santai.

"Terus gue tidur sama siapa?!".

"Setan," jawab Rega santai.

"Kamu tidur bertiga aja sama aku, Lea," saran Amanda. Lea langsung menoleh ke arah Amanda.

"Males gue. Ogah!" tolak Zee mentah-mentah.

"Zee, kamu gak boleh kayak gitu," ucap Amanda sembari menoleh ke Zee.

"Tapi Man–".

"Kamu gak papa kok Lea. Sekamar sama kita," potong Amanda.

"Yaudah urusan kamar udah selesai kan? Gue juga mau ngingetin sama kalian. Ruangan yang deket kolam renang jangan pernah di buka," ungkap Raiyhan yang mengundang tatapan bingung di wajah teman-temannya.

Raiyhan yang mengerti tatapan bingung itu, langsung menjelaskan alasannya.

"Itu kata mama gue. Jangan ada yang buka pintu itu."

Keempat remaja itu mengangguk-anggukan kepalanya, pertanda mengerti. Setelah itu, mereka kembali ke kamar mereka masing-masing.

Terpopuler

Comments

나의 햇살

나의 햇살

gk mempercayai tapi kenapa dia bisa manggil hantu, udah gitu nyasar pula yg seharusnya di Jepang malah nyampe ke Indonesia

2022-06-20

0

Wdya.Ayy

Wdya.Ayy

aku jdi bingung yg jht itu sebenernya zee, lea, atau org lain sih?🤔🤔

2021-02-09

0

Nars_Nady:')

Nars_Nady:')

Zee ternyata,bnr2 jht emang tuh anak

2021-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 Laki-laki dengan Pisaunya
2 Kembar dan Kematian Pertama di Sekolah
3 Alasan 'Dia'
4 Teror 01 Maret
5 Pacar?
6 Penghianatan
7 Mama?
8 Dia bukan Mama
9 Kerasukan
10 Cinta Segi Tiga
11 Penembakan
12 Lingsir Wengi
13 Ancaman
14 Putus
15 Teror di Sekolah
16 Toilet
17 Alea Anindhita
18 Wanita di Rumah Tua
19 Kuchisake Onna
20 Liburan
21 Peringatan dari 'Dia'
22 Zee?
23 Boneka Misterius
24 Boneka Misterius (2)
25 Terungkap
26 Siapa Dalang yang Sebenarnya?
27 Sebuah Mimpi
28 Labirin
29 Siapa Rega Sebenarnya?
30 Yang Sebenarnya
31 Happy Or Sad?
32 Kepergian
33 Dalang dari Semuanya
34 Kebencian
35 Kematian Ayudia
36 Teror Kembali
37 Tamu Tengah Malam
38 Tentang Kevin
39 Rencana?
40 Kembalinya Cia
41 Sosok yang Mengawasi
42 Senter
43 Sosok Amanda
44 Mereka Kembali
45 Lemparan Pisau
46 Secarik Kertas Misterius
47 Penembakan pada Zee
48 Kematian Amanda?
49 Kemunculan nya
50 Problem At The Hospital
51 The Problem with Bella is Over
52 Masalah dengan Cia
53 Kakek dan Nenek Amanda
54 Akhir dari Segalanya
55 Ending
56 S2: Prolog
57 S2: Mahasiswi Yang Diikuti Banyak Roh
58 S2: Awal Perjalanan
59 S2: Dia Dibelakang
60 S2: Sebuah Peringatan
61 S2: Rega Julid
62 S2: Meminta Izin
63 S2: Boneka Jelek Muncul!
64 S2: Boneka Jelek (2)
65 S2: Saling Menyalahkan
66 S2: Flasback 2018
67 S2: Gundukan Tanah
68 S2: Malam Mencekam
69 S2: Teror di Kamar Mandi
70 S2: Minta Maaf
71 S2: Desa yang Cukup Aneh
72 S2: Kisah SMA
73 S2: Rantang Belatung
74 S2: Anak Pak Kades Sudah Meninggal
75 S2: Jangan Buka Pintu
76 S2: Hantu dan Iblis
77 S2: Mengikuti Pak Kades
78 S2: Dia Bukan Manusia
79 S2: Tiga 'R' Itu Setan
80 S2: Iblis Adalah Musuh Manusia
81 S2: Mereka Bertiga Sudah Kembali
82 S2: Gadis Bergaun Putih
83 S2: Anak Saya... Sudah Ndak Ada
84 S2: Perkara Pisau Jaman SMA
85 S2: Bella Menghilang
86 S2: Jika Menyangkut Tentang Amanda
87 S2: Bingung
88 S2: Jepit Rambut
89 S2: Kenangan SMA
90 S2: Pencarian Bella
91 S2: Sebuah Penemuan
92 S2: Merasa Bersalah
93 S2: Kilas Balik Ingatan Amanda
94 S2: Bella Kembali
95 S2: Karena Berita Hoax
96 S2: Para Roh yang Dulunya Dibunuh
97 S2: Cerita Pak Darman
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Laki-laki dengan Pisaunya
2
Kembar dan Kematian Pertama di Sekolah
3
Alasan 'Dia'
4
Teror 01 Maret
5
Pacar?
6
Penghianatan
7
Mama?
8
Dia bukan Mama
9
Kerasukan
10
Cinta Segi Tiga
11
Penembakan
12
Lingsir Wengi
13
Ancaman
14
Putus
15
Teror di Sekolah
16
Toilet
17
Alea Anindhita
18
Wanita di Rumah Tua
19
Kuchisake Onna
20
Liburan
21
Peringatan dari 'Dia'
22
Zee?
23
Boneka Misterius
24
Boneka Misterius (2)
25
Terungkap
26
Siapa Dalang yang Sebenarnya?
27
Sebuah Mimpi
28
Labirin
29
Siapa Rega Sebenarnya?
30
Yang Sebenarnya
31
Happy Or Sad?
32
Kepergian
33
Dalang dari Semuanya
34
Kebencian
35
Kematian Ayudia
36
Teror Kembali
37
Tamu Tengah Malam
38
Tentang Kevin
39
Rencana?
40
Kembalinya Cia
41
Sosok yang Mengawasi
42
Senter
43
Sosok Amanda
44
Mereka Kembali
45
Lemparan Pisau
46
Secarik Kertas Misterius
47
Penembakan pada Zee
48
Kematian Amanda?
49
Kemunculan nya
50
Problem At The Hospital
51
The Problem with Bella is Over
52
Masalah dengan Cia
53
Kakek dan Nenek Amanda
54
Akhir dari Segalanya
55
Ending
56
S2: Prolog
57
S2: Mahasiswi Yang Diikuti Banyak Roh
58
S2: Awal Perjalanan
59
S2: Dia Dibelakang
60
S2: Sebuah Peringatan
61
S2: Rega Julid
62
S2: Meminta Izin
63
S2: Boneka Jelek Muncul!
64
S2: Boneka Jelek (2)
65
S2: Saling Menyalahkan
66
S2: Flasback 2018
67
S2: Gundukan Tanah
68
S2: Malam Mencekam
69
S2: Teror di Kamar Mandi
70
S2: Minta Maaf
71
S2: Desa yang Cukup Aneh
72
S2: Kisah SMA
73
S2: Rantang Belatung
74
S2: Anak Pak Kades Sudah Meninggal
75
S2: Jangan Buka Pintu
76
S2: Hantu dan Iblis
77
S2: Mengikuti Pak Kades
78
S2: Dia Bukan Manusia
79
S2: Tiga 'R' Itu Setan
80
S2: Iblis Adalah Musuh Manusia
81
S2: Mereka Bertiga Sudah Kembali
82
S2: Gadis Bergaun Putih
83
S2: Anak Saya... Sudah Ndak Ada
84
S2: Perkara Pisau Jaman SMA
85
S2: Bella Menghilang
86
S2: Jika Menyangkut Tentang Amanda
87
S2: Bingung
88
S2: Jepit Rambut
89
S2: Kenangan SMA
90
S2: Pencarian Bella
91
S2: Sebuah Penemuan
92
S2: Merasa Bersalah
93
S2: Kilas Balik Ingatan Amanda
94
S2: Bella Kembali
95
S2: Karena Berita Hoax
96
S2: Para Roh yang Dulunya Dibunuh
97
S2: Cerita Pak Darman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!