Siswi yang membawa garpu itu terjatuh lemas dengan pisau yang ada di punggung nya. Seseorang menusuk nya dari belakang dengan pisau.
Amanda yang semula memejamkan mata nya langsung menoleh ke belakang saat teriakan siswi itu terdengar di telinga nya. Amanda mendapat seseorang berdiri tegak dengan tampang yang tidak berdosa telah menusuk siswi itu.
Sekilas Amanda mengenal nya. Mata Amanda berbinar saat mengetahui yang menolong nya adalah Rega.
"Reg–".
"Gue Raiyhan," potong Rega dengan cepat.
Amanda menahan tawa nya. "Kamu itu Rega, bukan Raiyhan."
"Sok tau lo!" balas Rega dengan suara yang di buat ketus.
"Pffttt... Regaaa, walaupun kalian kembar, tapi aku masih bisa ngenalin kalian," ungkap Amanda.
"Gak usah sok tau."
"Terus itu?" Amanda menunjuk pergelangan tangan Rega yang tidak ada tahi lalat.
Rega dan Raiyhan sekilas kembaran yang sempurna, sangat mirip. Tapi ada yang membedakan, pergelangan tangan Raiyhan memiliki tahi lalat. Sedangkan Rega, tidak ada.
Rega terdiam sejenak. "Iya ini gue, puas lo?!".
Amanda mengangguk antusias. "Rega khawatir'kan sama Amanda?".
"B aja."
Rega kemudian berjalan menjauhi Amanda. Tanpa dosa meninggalkan mayat siswi itu yang tergeletak di tanah.
.
.
.
"Oke, di sini saya akan memberitahu bahwa sekolah kita di liburkan selama lima hari untuk penyelidikan kepolisian," ungkap pak Hardi kepada murid-murid yang berada di kelas Amanda.
Murid-murid bersorak gembira, setelah sekian lama mereka tidak mendapat libur selain hari minggu.
"Amanda!" panggil Raiyhan.
Amanda menoleh pada Raiyhan. "Umm?".
"Gimana kalo kita liburan?" tawar Raiyhan dengan antusias.
"Setuju gue!" sahut Zee dari bangku belakang.
"Ck, bukan lo!" balas Raiyhan ketus yang membuat Zee mengelus dada sembari menggelengkan kepala nya.
"Tak patut," ucap Zee menirukan suara di karakter upin-ipin.
Raiyhan melirik Zee dari ekor mata nya dengan tajam. Lalu kembali menatap Amanda dengan senyum tipis.
"Gimana?".
Amanda menganggukan kepala nya.
Raiyhan sangat gembira, seperti ada ratusan kupu-kupu yang berterbangan di perut nya. Tapi Raiyhan berusaha menutupi kegembiraanya dengan bermain ponsel. Rasa nya sangat bahagia, berlibur dengan sosok yang di sukai, terlebih hanya berdua.
"Iya, kita berempat Raiyhan," lanjut Amanda di sela-sela kegembiranya. Raiyhan menaik 'kan satu alisnya pada Amanda.
"Aku, kamu, Zee sama Rega."
Zee yang mendengar itu langsung memeluk Amanda di sekitar leher dari belakang.
"Ah, lo temen terbaik gue Nda!" kata Zee dengan mata yang berbinar.
"Kenapa," tanya Raiyhan datar.
"Biar seru," jawab Amanda lalu tersenyum manis ke Raiyhan.
'Please jangan senyum tiba-tiba lagi! Jantung gue gak kuat!' batin Raiyhan.
Raiyhan terus menatap Amanda tanpa henti. Padahal sekarang Amanda sudah tidak tersenyum, melainkan memincingkan mata nya. Ada apa dengan Raiyhan?
Zee melirik ke Raiyhan. Gila! Seperti nya Raiyhan sudah gila karena Amanda. Bahkan dia tidak berkedip selama dua menit karena menatap Amanda. Gak perih mata nya mas?
Bugh
Zee memukul bahu bahu Raiyhan dengan kasar. Gadis tomboy ini tidak bisakah bersikap sedikit layak nya seorang gadis?
Raiyhan tersentak kaget, lalu menatap Zee tajam! Sedangkan Zee mengangkat dagu nya menantang. Lalu menuduh yang tidak-tidak pada Raiyhan.
"Lo pesti mikir mesum sama Amanda kann?! Ngaku lo?! Lo kira lo cuma berdua 'kan sama Amanda?! Terus lo mau an–".
Raiyhan berdiri dari duduk nya, dengan cepat Raiyhan membekap mulut Zee, agar gadis jadi-jadian ini tidak meneruskan perkataannya yang melebihi batas wajar untuk pembaca yang masih belum cukup umur.
"An apa Zee?" tanya Amanda bingung.
"Andjsjaka." Zee berbicara asal karena mulutnya masuh di bekap oleh Raiyhan.
"Raiy! Lepasin kasian Zee," ucap Amanda pada Raiyhan.
Entah apa yang di pikirkan Raiyhan, semua ucapan Amanda langsung di terima di otak nya. Tidak membantah sedikit pun. Raiyhan melepaskan tangannya dari mulut Zee.
"Hoss hos hos. Gila lo!" maki Zee, sedangkan Raiyhan hanya mengedikan bahu nya acuh.
"Jadii, An apa Zee?" tanya Amanda lagi.
"An–".
"Anabel," potong Raiyhan.
Amanda membulatkan mata nya ."Kamu ngatain aku anabel?".
"Emang aku mirip anabel ya Zee?" lanjut Zee sembari menoleh ke Zee.
"Pffttt... parah banget emang si Raiyhan," ledek Zee sembari melirik Raiyhan. Raiyhan menajamkan tatapannya pada Zee.
"Eng–".
"Yaudah aku ke toilet dulu, mau ngecek aku mirip anabel apa enggak." Amanda memotong perkataan Raiyhan. Lalu berjalan meninggalkan kelas.
Raiyhan menghela nafas kasar. Lalu menoleh tajam pada Zee yang hanya terkekeh geli.
.
.
.
'Toilet enggak, toilet iya, toilet engga' batin Amanda sembari berjalan menuju toilet.
Pasalnya Amanda tidak pernah ke toilet, dan selalu berfikir berkali-kali untuk ke toilet. Tapi sekarang? Amanda harus ke toilet atau tidak.
Amanda tidak ingin di kata-i annabelle lagi oleh Raiyhan. Amanda sedikit bingung, Amanda tidak pernah memakai make up ke sekolah. Ia hanya memakan bedak bayi dan lipblam. Lalu dimana letak annabell di wajah Amanda?
Amanda sampai di depan toilet dengan perasaan dag, dig, dug. Ia berkali-kali menghela nafas pelan. Dengan hati-hati Amanda membuka pintu toilet, lalu berjalan mendekati cermin yang berada di depan bilik-bilik pintu toilet.
Amanda menelan saliva nya susah payah. Hening, Amanda merasa tidak enak di toilet yang baru pertama kali ia masuki. Amanda menoleh ke kiri dan kanan. Syukur, tidak ada setan-setan yang menampakan diri nya.
Amanda berdiri di depan cermin dengan perasaan was-was. Tidak ada yang aneh pada wajah Amanda. Lalu mengapa Raiyhan menyebut nya annabell?
Amanda memutuskan untuk memutar kran air, lalu membasuh wajah nya beberapa kali. Saat Amanda mendongak untuk bercermin kembali, Amanda melihat sosok setan di belakang nya.
Rambut panjang terurai menutupi sebagian wajah nya, mata bulat seperti kelereng yang menghitam seluruh nya, lalu mulut nya yang sobek dan mengeluarkan darah kental. Bau Anyir begitu tercium.
"AAA!!!".
Amanda berteriak histeris.
×××
"Baiklah, saya akan ke Bandung untuk tiga hari," ucap Bima pada seseorang di sebrang sana dengan ponsel.
Bima mengusap wajah nya kasar. Ia akan ke Bandung karena tugas dari kantor, dan otomatis ia akan meninggalkan Amanda sendirian. Bima tidak pernah meninggalkan Amanda selama ini.
Bima kemudian mengingat nama seseorang di otak nya. Bima langsung mengambil ponsel nya kembali. Lalu menelpon orang itu.
"Hallo om?".
"Rega, saya bisa minta tolong?".
"Tolong?".
"Saya ada tugas di luar kota selama tiga hari. Kamu bisa menjaga Amanda 'kan?".
"Umm... gini om–".
"Saya percaya sama kamu," potong Bima, lalu ponsel nya mati karena lupa di charger.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments