Putus

Malam semakin larut, Raiyhan sudah pulang beberapa menit yang lalu. Sedangkan Bima, ia harus lembur di kantornya. Alhasil, Amanda seorang diri di ruangannya.

×××

Jam menunjukan pukul 07:00. Amanda masih tertidur. Lampu ruangan Amanda masih mati, hanya menyisa'kan cahaya matahari yang menembus jendela ruangannya.

Hening, tidak ada suara sama sekali. Tidur Amanda sama sekali tidak terganggu. Hingga satu menit berlalu, yang berarti sekarang pukul 07:01.

Suara tangisan itu kembali terdengar.

Hiks...

Amanda belum tersadar akan tangisan itu, sehingga Amanda masih pulas tertidur. Lama-kelamaan suara itu makin keras.

HIKS...HIKS...HIKS...

Amanda membuka mata nya dengan cepat. Melirik ke kanan dan ke kiri. Penerangan tidak mendukung, karena cahaya matahari terlahang oleh gorden yang tertutup.

Hiks...

Tangisan itu kembali terdengar. Pelan-pelan Amanda beranjak dari tidur nya sembari memegangi selimut dengan kedua tangannya.

Amanda menoleh ke kiri jendela nya. Tidak ada apa-apa. Lalu Amanda kembali melirik ke arah kanan.

Hal yang sudah di duga-duga oleh Amanda sebelum nya.

"AAA!".

Amanda beranjak dari duduknya lalu dengan cepat Amanda berdiri, berjalan mundur perlahan. Wanita itu pun ikut maju perlahan, dan tatapan mata nya tidak teralihkan ke manapun, tatapannya hanya menatap Amanda.

Amanda sudah tidak bisa lagi untuk mundur. Tubuh nya telah tersudut tembok, tetapi wanita itu terus berjalan maju.

×××

Rega duduk di kursi nya sembari menatap pak Toto yang sedang menerangkan pelajaran sejarah di depan papan tulis.

Walaupun tatapannya berada di pak Toto dan papan tulis, tetapi tidak pikirannya. Pikirannya selalu terpenuhi dengan nama Amanda.

Jujur, Rega sangat merindukan Amanda, senyumnya dan kelakuan polos Amanda.

Di sisi lain, seseorang memperhatikan Rega dari luar pintu kelas. Orang itu mengintip dari jendela samping pintu kelas.

Sorot mata nya menajam mengarah ke arah Rega. Orang itu tau bahwa Rega sedang memikirkan seseorang. Yang jelas bukan diri nya, melainkan Amanda.

Orang itu berfikir sejenak untuk langsung melenyapkan Amanda, seperti kekasih Rega sebelumnya. Beberapa detik kemudian, ia menggelengkan kepalanya. Ia akan bermain cantik dahulu.

Senyum licik terukir di bibirnya.

×××

Amanda meringkuk di sudut ruangan, matanya menatap takut pada 'sosok wanita itu'. Sosok wanita itu terus berjalan mendekati Amanda. Hingga tepat di depan Amanda.

Srettt

Sosok wanita itu menggores pipi Amanda dengan pisau. Amanda merasakan nyeri di pipi nya. Amanda berfikir hantu ini baik, dan akan memintai tolong pada Amanda.

Tapi dugaannya salah, sosok wanita itu justru berniat ingin melukai Amanda.

Amanda ingin sekali berteriak, tetapi mulut nya tidak bisa berbicara. Sosok wanita itu kemudian menggores sebelah pipi Amanda lagi. Amanda menahan rasa sakit itu dengan memejamkan mata nya, tubuh Amanda bahkan tidak bisa di gerak'kan.

Tap

Tap

Tap

Apalagi itu? Apa belum puas hantu wanita ini melukai Amanda? Dan apakah ada lagi hantu lain yang ingin melukai Amanda.

Sekarang Amanda hanya pasrah terhadap hidup nya.

Ceklek

Pintu ruangan Amanda terbuka, menampilkan sosok yang sangat di rindukan Amanda.

Rega langsung berlari mendekati Amanda yang sedang meringkuk di sudut ruangan, dengan darah segar yang mengalir di kedua pipi nya.

"Nab! Lo kenapa Nab!" Rega mengguncang bahu Amanda agar Amanda membuka mata nya.

Tetapi Amanda tak kunjung membuka mata nya. Hingga akhirnya Amanda benar-benar kehilangan kesadaran.

×××

Amanda kini sudah berada lagi di brankar nya. Wajah nya separuh di perban karena goresan pisau. Untung, goresan itu tidak terlalu dalam.

Rega duduk di samping brankar Amanda. Rega terus memegang telapak tangan Amanda.

Rega tidak ingin kehilangan Amanda. Soal Rega yang menemukan Amanda meringkuk dengan goresan pisau yang ada di pipi nya, Rega sudah tau, siapa dalang di balik semua ini. Yang jelas bukan Tok Dalang di upin-ipin.

"Nab! Gue sayang sama lo, tapi maaf, gue gak bisa ada di sisi lo."

Walaupun sudah di perban, Rega terus memandangi wajah Amanda. Amanda adalah orang pertama yang menyembuhkan luka sekaligus membuat diri nya jatuh cinta untuk yang kedua kali.

Terlihat ada pergerakan di mata Amanda. Rega dengan cepat melepaskan genggamannya. Amanda kemudian membuka matanya, dan sosok di rindukan nya ada di hadapannya.

Amanda tersenyum manis, salah satu hal yang membuat Rega jatuh cinta pada Amanda. Lalu beranjak duduk dari tidurnya.

"Rega/ Jaenab," panggil mereka berdua secara bersamaan.

"Umm, Rega dulu."

"Gak, lo dulu."

"Umm yaudah. Jaenab mau bilang, kalo Jaenab kangennnn banget sama Rega. Hidup tanpa Rega itu, bagai taman tak berbunga–".

"Pfffttt, lo nyanyi Nab?" potong Rega sembari menahan tawa.

"Ih Rega! Jaenab itu serius! Terus-terus Rega tau lagi gak?–".

"Apa?".

"Kalo sekarang, Jaenab udah jatuh cinta sama Rega, jatuh sedalam-dalam nya deh."

Rega sulit untuk menelan saliva nya. Amanda bilang, Amanda sudah mencintai nya? Padahal Rega ingin berbicara bahwa ia akan memutuskan hubungannya dengan Amanda.

"Amanda!" panggil Rega dengan sorot mata serius.

Amanda sendiri tau, Rega sudah memanggilnya dengan nama asli nya. Berarti Rega ingin berbicara serius.

"Ya?".

"Gue...gue–".

"Gue mau kita putus Amanda."

Amanda tertawa garing mendengar perkataan Rega. Sedangkan Rega bingung mengapa Amanda tertawa.

"Rega becanda ya? Gak lucu tau."

"Enggak, gue beneran."

"Kata ayah, kalo orang bicara serius sama kita, terus dia gak mau lihat mata kita, berati dia bohong," ungkap Amanda, pasal nya Rega mengatakan itu tidak menatap Amanda, melainkan menatap luar jendela.

"Oke kalo gitu, gue bakal ngomong tepat gue natap lo."

Rega sekarang tengah menatap di kedua mata Amanda.

"Amanda, gue–" Rega menggantungkan ucapannya. Sulit, untuk berbicara bohong ketika menatap wajah orang yang akan kita bohongi. Itu yang di rasakan Rega.

"Gue–".

"Gue mau kita putus Amanda."

Tes

Air mata yang tadi nya masih menumpuk di pelupuk mata Amanda, kini jatuh karena mendengar perkataan Rega.

"Kok Rega gitu?".

"Emang Amanda salah apa?".

"Bukannya Rega sendiri yang bilang, kalo Rega gak bakal biarin Amanda sakit, gak bakal biarin orang lain nyakitin Amanda. Apa itu arti nya cuma Rega yang boleh nyakitin Amanda?".

"Kenapa Rega nyakitin Amanda?".

"Bukan sakit fisik, tapi hati Amanda sakit."

"Amanda udah cinta sama Rega, terus Rega mau mutusin Amanda?".

"Amanda gak mau putus sama Rega."

"Amanda udah jatuh cinta, susah buat ngilanginnya."

"Amanda gak bisa nyakitin Rega, tapi kenapa Rega bisa nyakitin Amanda? Apa Rega gak sayang sama Amanda?".

"Kenapa Rega diem? Rega gak mau jawab?".

Setelah Rega mengucapkan kata putus untuk Amanda. Rega terus menunduk, sulit untuk berbicara lagi. Hingga akhirnya Rega menghela nafas panjang lalu berkata pada Amanda.

"Sorry."

Terpopuler

Comments

Maretha Mei

Maretha Mei

ntah knp jijik bgt klo org ngomong hrs pgil nm sndri...

2021-01-11

1

Yuli Yanti

Yuli Yanti

bagus jugaaaa

2020-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Laki-laki dengan Pisaunya
2 Kembar dan Kematian Pertama di Sekolah
3 Alasan 'Dia'
4 Teror 01 Maret
5 Pacar?
6 Penghianatan
7 Mama?
8 Dia bukan Mama
9 Kerasukan
10 Cinta Segi Tiga
11 Penembakan
12 Lingsir Wengi
13 Ancaman
14 Putus
15 Teror di Sekolah
16 Toilet
17 Alea Anindhita
18 Wanita di Rumah Tua
19 Kuchisake Onna
20 Liburan
21 Peringatan dari 'Dia'
22 Zee?
23 Boneka Misterius
24 Boneka Misterius (2)
25 Terungkap
26 Siapa Dalang yang Sebenarnya?
27 Sebuah Mimpi
28 Labirin
29 Siapa Rega Sebenarnya?
30 Yang Sebenarnya
31 Happy Or Sad?
32 Kepergian
33 Dalang dari Semuanya
34 Kebencian
35 Kematian Ayudia
36 Teror Kembali
37 Tamu Tengah Malam
38 Tentang Kevin
39 Rencana?
40 Kembalinya Cia
41 Sosok yang Mengawasi
42 Senter
43 Sosok Amanda
44 Mereka Kembali
45 Lemparan Pisau
46 Secarik Kertas Misterius
47 Penembakan pada Zee
48 Kematian Amanda?
49 Kemunculan nya
50 Problem At The Hospital
51 The Problem with Bella is Over
52 Masalah dengan Cia
53 Kakek dan Nenek Amanda
54 Akhir dari Segalanya
55 Ending
56 S2: Prolog
57 S2: Mahasiswi Yang Diikuti Banyak Roh
58 S2: Awal Perjalanan
59 S2: Dia Dibelakang
60 S2: Sebuah Peringatan
61 S2: Rega Julid
62 S2: Meminta Izin
63 S2: Boneka Jelek Muncul!
64 S2: Boneka Jelek (2)
65 S2: Saling Menyalahkan
66 S2: Flasback 2018
67 S2: Gundukan Tanah
68 S2: Malam Mencekam
69 S2: Teror di Kamar Mandi
70 S2: Minta Maaf
71 S2: Desa yang Cukup Aneh
72 S2: Kisah SMA
73 S2: Rantang Belatung
74 S2: Anak Pak Kades Sudah Meninggal
75 S2: Jangan Buka Pintu
76 S2: Hantu dan Iblis
77 S2: Mengikuti Pak Kades
78 S2: Dia Bukan Manusia
79 S2: Tiga 'R' Itu Setan
80 S2: Iblis Adalah Musuh Manusia
81 S2: Mereka Bertiga Sudah Kembali
82 S2: Gadis Bergaun Putih
83 S2: Anak Saya... Sudah Ndak Ada
84 S2: Perkara Pisau Jaman SMA
85 S2: Bella Menghilang
86 S2: Jika Menyangkut Tentang Amanda
87 S2: Bingung
88 S2: Jepit Rambut
89 S2: Kenangan SMA
90 S2: Pencarian Bella
91 S2: Sebuah Penemuan
92 S2: Merasa Bersalah
93 S2: Kilas Balik Ingatan Amanda
94 S2: Bella Kembali
95 S2: Karena Berita Hoax
96 S2: Para Roh yang Dulunya Dibunuh
97 S2: Cerita Pak Darman
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Laki-laki dengan Pisaunya
2
Kembar dan Kematian Pertama di Sekolah
3
Alasan 'Dia'
4
Teror 01 Maret
5
Pacar?
6
Penghianatan
7
Mama?
8
Dia bukan Mama
9
Kerasukan
10
Cinta Segi Tiga
11
Penembakan
12
Lingsir Wengi
13
Ancaman
14
Putus
15
Teror di Sekolah
16
Toilet
17
Alea Anindhita
18
Wanita di Rumah Tua
19
Kuchisake Onna
20
Liburan
21
Peringatan dari 'Dia'
22
Zee?
23
Boneka Misterius
24
Boneka Misterius (2)
25
Terungkap
26
Siapa Dalang yang Sebenarnya?
27
Sebuah Mimpi
28
Labirin
29
Siapa Rega Sebenarnya?
30
Yang Sebenarnya
31
Happy Or Sad?
32
Kepergian
33
Dalang dari Semuanya
34
Kebencian
35
Kematian Ayudia
36
Teror Kembali
37
Tamu Tengah Malam
38
Tentang Kevin
39
Rencana?
40
Kembalinya Cia
41
Sosok yang Mengawasi
42
Senter
43
Sosok Amanda
44
Mereka Kembali
45
Lemparan Pisau
46
Secarik Kertas Misterius
47
Penembakan pada Zee
48
Kematian Amanda?
49
Kemunculan nya
50
Problem At The Hospital
51
The Problem with Bella is Over
52
Masalah dengan Cia
53
Kakek dan Nenek Amanda
54
Akhir dari Segalanya
55
Ending
56
S2: Prolog
57
S2: Mahasiswi Yang Diikuti Banyak Roh
58
S2: Awal Perjalanan
59
S2: Dia Dibelakang
60
S2: Sebuah Peringatan
61
S2: Rega Julid
62
S2: Meminta Izin
63
S2: Boneka Jelek Muncul!
64
S2: Boneka Jelek (2)
65
S2: Saling Menyalahkan
66
S2: Flasback 2018
67
S2: Gundukan Tanah
68
S2: Malam Mencekam
69
S2: Teror di Kamar Mandi
70
S2: Minta Maaf
71
S2: Desa yang Cukup Aneh
72
S2: Kisah SMA
73
S2: Rantang Belatung
74
S2: Anak Pak Kades Sudah Meninggal
75
S2: Jangan Buka Pintu
76
S2: Hantu dan Iblis
77
S2: Mengikuti Pak Kades
78
S2: Dia Bukan Manusia
79
S2: Tiga 'R' Itu Setan
80
S2: Iblis Adalah Musuh Manusia
81
S2: Mereka Bertiga Sudah Kembali
82
S2: Gadis Bergaun Putih
83
S2: Anak Saya... Sudah Ndak Ada
84
S2: Perkara Pisau Jaman SMA
85
S2: Bella Menghilang
86
S2: Jika Menyangkut Tentang Amanda
87
S2: Bingung
88
S2: Jepit Rambut
89
S2: Kenangan SMA
90
S2: Pencarian Bella
91
S2: Sebuah Penemuan
92
S2: Merasa Bersalah
93
S2: Kilas Balik Ingatan Amanda
94
S2: Bella Kembali
95
S2: Karena Berita Hoax
96
S2: Para Roh yang Dulunya Dibunuh
97
S2: Cerita Pak Darman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!