Amanda dan Rega sedang duduk di atas rooftopsekolah. Amanda dan Rega menatap kota dari atas rooftopdan menikmati angin-angin yang membuat rambut mereka berdua menari-nari, kedua nya sama-sama diam dan terjadi keheningan.
Hingga akhirnya Amanda membuka pembicaraan.
"Rega!" panggil Amanda.
"Hm."
"Makasih ya," ucap Amanda lalu tersenyum manis menatap Rega.
"Santai."
"Kok kamu jadi sok cool gini sih, gak pantes tau, hihihi." Amanda tertawa geli karena ucapannya sendiri.
"Ohh, jadi gue pantesnya jadi pacar lo gitu?" kata Rega tersenyum jahil ke Amanda.
Rega mengira bahwa Amanda akan malu dan pipi nya akan merona, tapi dugaannya salah. Amanda masih setia dengan wajahnya dan tatapan kosong.
Amanda menatap Rega dengan kening mengernyit bingung dan menaikkan sebelah alisnya.
"Lo gak baper gitu? Di gombalin sama orang terganteng?" tanya Rega dengan bangganya.
"Enggak."
Rega menghela pelan, ia tidak tau sedang berhadapan dengan siapa. Biasanya gadis-gadis akan terbang jika mendengar perkataan Rega tadi, tapi Amanda? Amanda hanya mentapnya bingung.
"Lo mau tau gak, kenapa gue pindah kesini?" tanya Rega lalu menatap Amanda sebentar kemudian tatapannya kembali lurus.
"Apa?".
"Gue kesini disuruh–"
Rega sengaja menggantungkan kalimatnya lalu menatap Amanda.
"Amanda, boleh lo berdiri dulu bareng gue?" Amanda mengangguk lalu berdiri bersamaan dengan Rega.
"Kita lihat dulu pemandangan kota dari dekat," pinta Rega lalu menggandeng tangan Amanda kemudian berjalan hingga pada tepi rooftop.
"Amanda!" panggil Rega.
"Apa."
"Lo mau tau gak lanjutan dari perkataan gue tadi?".
Amanda menggangguk tersenyum.
Rega langsung melepaskan gandengannya dengan Amanda. Amanda terlihat bingung dengan Rega, karena sekarang Rega menatapnya dengan tajam.
Lalu...
"Aaaa....Regaa, kamu jahat...hiks..." Amanda sekarang menggantung di tepi rooftop dengan bantuan kedua tangannya. Rega mendorongnya.
"Lo mau tau lanjutannya kan?" ucap Rega merunduk sambil menyeringai.
"Gue dipindahin kesini karena gue disuruh—bunuh lo Amanda, hahaha," lanjut Rega kemudian Rega menginjak tangan Amanda sehingga Amanda sudah tidak bisa menahan sakit dan lebih memilih melepaskan tangannya.
Amanda terjatuh dari atas rooftop dan...
Seketika Amanda terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran dan nafas yang tersenggal-senggal.
Amanda duduk dari tidurnya dan mulai mengatur nafasnya agar kembali normal.
Ceklek
Ayah Amanda membuka pintu dengan membawa segelas susu putih untuk Amanda.
Ayah Amanda lalu duduk di tepi kasur dengan tatapan cemas, dan susu yang di bawanya sudah di letakkan di atas nakas Amanda.
"Manda kamu kenapa?" tanya Bima cemas karena melihat putrinya terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran.
Bima memang memanggil Amanda dengan sebutan Manda.
"Manda mimpi buruk yah," jawab Amanda dengan menunduk.
Bima yang mendengarnya langsung mengelus halus rambut Amanda lalu tersenyum. "Itu cuma bunga tidur Manda."
"Tapi itu kayak asli yah. Manda di dorong dari atap sekolah sama temen Manda. Dia bilang dia pindah sekolah karna di suruh bunuh Manda yah." Amanda menatap mata Bima agar Bima percaya dengan ucapannya.
"Mungkin kam–"
Brakk
Brakk
Brakk
Barang barang di kamar Amanda tiba tiba berjatuhan, dan itu membuat Amanda langsung memeluk ayahnya.
Sosok hitam muncul dari sudut ruangan kamar Amanda, wajahnya tertutupi rambut tapi terlihat di balik rambut itu wajahnya rusak. Sepertinya sosok itu perempuan, perempuan itu memakai gaun pengantin dan membawa pisau.
Gaun pengantinnya sangat kusam dan banyak bercak darah, perempuan itu terus berjalan sambil menyodongkan pisau nya seperti ingin membunuh Amanda dan ayahnya.
Amanda mengerjapkan matanya beberapa kali, Amanda berharap ini mimpi seperti tadi.
Tapi ini bukan mimpi! Ini kenyataan.
Saat Amanda sedang takut-takutnya, ayahnya tiba-tiba saja melepaskan pelukannya dan berdiri menghampiri makhluk itu dengan memperlihatkan telapak tangannya ke makhluk itu dan bibirnya seperti sedang berbicara.
"Ayah!"
Bima tidak menghiraukan panggilan putrinya, Bima terus menatap makhluk itu dan sepertinya Bima sedang membacakan doa doa.
Setelah beberapa menit akhirnya makhluk itu menghilang. Amanda dan Bima menghela nafas lega.
Bima belum sempat berbalik badan untuk duduk kembali di samping Amanda, tapi tiba tiba saja Amanda sudah berteriak
"Ayahhhh, tolong Manda ayahhh," teriak Amanda karena kakinya di tarik dari bawah oleh setan yang tadi menghilang.
Dengan cepat Bima berlari dan mengambil pisau lipat di sakunya lalu menancapkan ke punggung setan itu.
Syukurlah, sekarang dia benar-benar menghilang.
Bima menghampiri Amanda yang sedang terduduk di kasur sambil menangis.
"Udah sayang, dia udah pergi," ucap Bima menenangkan putrinya.
"Tapi...hiks...kenapa dia dateng setiap tahun yah, Manda...hiks...Manda takut," ungkap Amanda dengan suara serak.
Bima langsung memeluk Amanda. "Ayah juga belum tau alesannya Manda, tapi ayah janji ayah akan cari tau. Sekarang Manda tidur ya."
"Tapi ayah temenin Manda tidur," pinta Amanda yang di setujui oleh anggukan Bima.
Bima memang sering kali menemani Amanda setiap tahun untuk tidur, jika makhluk itu datang. Tapi Bima tidak pernah tidur walaupun Amanda memintanya untuk menemaninya tidur bukan untuk menjaganya saat Amanda tidur.
Makhluk tadi selalu datang setiap satu tahun sekali sejak Amanda lahir, lebih tepatnya saat malam 01 Maret. Tapi sejak Amanda sudah menduduki bangku SMA, makhluk itu tidak datang jika malam saja, melainkan pagi siang sore hingga berakhirnya tanggal 01 Maret, baru makhluk itu akan pergi dan akan kembali pada 01 Maret tahun berikutnya.
Bima juga belum mengetahui apa alasan makhluk itu setiap tahun selalu meneror dirinya dan putrinya.
Bima pernah berfikir, apakah setan itu memiliki masalah dengannya? Sepertinya tidak, Bima sama sekali tidak mempunyai musuh.
Hingga akhirnya Bima berfikir apakah ini ada sangkut pautnya dengan ibu dan ayahnya?Bima pernah menanyakan itu kepada ibu dan ayahnya, tetapi mereka berdua selalu mengalihkan pembicaraan.
×××
Amanda dan Bima sudah duduk di meja makan untuk sarapan sebelum mengantarkan Amanda kesekolah dan dirinya berangkat bekerja.
"Yah!" panggil Amanda sembari tersenyum.
"Kenapa Manda?" tanya ayahnya sambil mengoleskan selai ke rotinya.
"Manda punya temen yah."
"Wah, bagus dong," ucap Bima lalu tersenyum ke putrinya.
"Iya, tapi..." Amanda menunduk.
"Kamu masih mikirin mimpi tadi malem?"
Amanda mengangguk.
"Itu cuma bunga tidur Manda, mungkin karena kamu kecapean makanya kamu mimpi buruk," ucap Bima memperjelas agar putrinya tidak terlalu memikirkan mimpinya.
"Mungkin."
"Yaudah ayah mau ke atas dulu, ngambil tas ayah." Amanda mengangguk.
Baru beberapa langkah Bima menaiki tangga tiba-tiba Bima langsung berhenti ketika mendengar suara putrinya.
"Ay–" Amanda sulit untuk meneruskan panggilannya karena lehernya tercekik oleh makhluk yang tadi malam mengganggunya.
"Manda!" Bima langsung berlari menurini tangga, dan tangannya mengambil sesuatu di saku celananya.
Bima menancapkan pisaunya lagi ke punggung setan itu dan seperti tadi malam, setan itu menghilang.
Bima dari dulu sudah melakukan itu jika setan itu menganggu putrinya. Entah kenapa Bima juga tidak mengerti, jika Bima menancapkan tepat di punggung setan itu setan itu langsung pergi menghilang.
"Manda, mana yang sakit?" tanya Bima begitu khawatir karena melihat Amanda yang tadi tercekik oleh setan itu.
"Leher Manda yah, tapi sedikit doang kok." Bima menghela pelan, putrinya memang sulit berkata jujur jika diri nya sedang sakit.
"Yaudah ayo, ayah anterin ke sekolah."
"Tas ayah mana?".
"Ayah ambil cuti aja hari ini, ayah mau jagain Manda."
"Tapi ay–"
"Udah Manda, pekerjaan gak terlalu penting daripada Manda."
Amanda tersenyum karena mempunyai ayah yang sangat menyanyanginya.
"I love youAyah!".
"I love youManda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Adelia
bagus ceritanya
2021-02-22
2