Kembar dan Kematian Pertama di Sekolah

"Lo takut?".

"Hahaha."

Amanda menjadi bingung, mengapa laki-laki ini malah berbalik bertanya lalu tertawa. Apakah laki-laki yang di hadapannya tidak waras?

"Kamu abis bunuh orang?" tanya Amanda, dan lagi-lagi laki-laki itu malah menertawainya.

"Hahaha."

Mungkin benar pemikiran Amanda. Bahwa laki-laki ini tidak waras.

"Masa tampang ganteng kayak gue di bilang pembunuh, otak lo kotor," ucap laki-laki itu yang membuat Amanda semakin bingung.

"Terus itu...?" tunjuk Amanda ke tangan laki-laki itu yang membawa pisau. Laki-laki itu tertawa lagi, entah apa pikirannya.

"Hahaha."

"Maksud lo ini?" Laki-laki itu memperlihatkan pisaunya, tepat di depan wajah Amanda.

Amanda mengangguk.

"Lo kira guna nya pisau cuma buat bunuh orang gitu?" tanya laki-laki itu sambil menahan tawanya.

"Tapi itu ada merah-merah nya," jawab Amanda polos sambil menunjuk ke arah pisau.

Laki-laki itu terdiam sejenak, lalu menatap pisau yang di genggamnya. Laki-laki itu berfikir, apakah pisaunya terlihat seperti pisau psycho?

Setelah beberapa detik berfikir dengan pisaunya. Tiba-tiba saja laki-laki itu tertawa, seperti sudah tau arah pembicaraan dari perempuan di depannya.

"Hahaha, lo kira gue abis bunuh orang beneran gitu?".

"Iya."

"Ahahaha, jad- hahaha, bentar-bentar gue ketawa dulu."

Selang beberapa menit, berhenti tertawa lalu mengambil nafas dan mengeluarkannya.

"Udah ketawanya?" tanya Amanda.

"Udah."

"Jadi beneran kamu bunuh orang?".

Laki-laki itu ingin tertawa lagi. Tapi dengan cepat Amanda memotongnya.

"GAUSAH KETAWA!".

"Ngomong gak usah pake ketawa!" perjelas Amanda.

"Iya dah iya, kek emak gue aja lo, cerewet," oceh laki laki itu.

Amanda hanya memutar bola matanya karena jengah dengan laki-laki yang di hadapannya. Dan mata Amanda tidak sengaja menangkap sosok hantu yang tadi duduk di sampingnya kini berada di lorong kelas.

"Lo liat apa?" tanya laki-laki itu dengan menatap pisaunya.

Amanda langsung memutar bola matanya untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan laki-laki itu.

Amanda terkejut karena melihat laki-laki itu terus menatap pisaunya lalu mengangkat wajahnya untuk melihat Amanda dan kemudian menatapnya datar.

"Lo udah tau. Dan sekarang lo target gue selanjutnya," ucap laki-laki itu datar kemudian menyeringai.

"Ka-kamu mau ngapain?" tanya Amanda gugup.

"Bunuh lo."

Perlahan lahan laki-laki itu mengangkat pisaunya lalu menatap Amanda.

Amanda menutup kedua matanya dengan tangan.Tapi tiba-tiba saja

"Ssstttt... ahhh".

Tangannya mengeluarkan darah, bukan Amanda melainkan laki-laki itu. Amanda dengan cepat membuka matanya.

"Padahal gue mau becanda doang elah. Lo piso! Kenapa lo asal nyamber tangan gue, sakit ****!" omel laki-laki itu kepisaunya.

Amanda mengernyitkan dahi nya bingung. "Bukannya tadi kamu mau bunuh aku ya? Kok sekarang malah kamu yang mau bunuh diri kamu sendiri?".

"Siapa yang mau bunuh lo Jaenab!".

"Tadi kamu ngomong."

"Gue becanda Jaenabbb."

"Nama ku Amanda."

"Gak tanya."

Nyebelin, batin Amanda.

Amanda baru tersadar, baru kali ini seseorang mau mengobrol dan berniat bercanda pada Amanda.

Biasanya hanya ayahnya yang melakukan itu.

"Terus kenapa tangan kamu berdarah?" tanya Amanda.

"Gue juga gak tau, ni piso asal nyamber."

Amanda bingung, lalu menoleh ke arah samping.Ternyata disana ada hantu yang selalu mengikutinya sedang tersenyum, kemudian menghilang.

Muncul beberapa pertanyaan dari otak Amanda. Apakah hantu itu yang melakukan ini? Tapi untuk apa? Apa hantu itu berniat melindungi Amanda.

"Woy!" suara bass laki-laki itu menyadarkan lamunan Amanda.

"Eh...".

"Ngelamun terus lo, kesambet setan ******."

"Udah! Anterin gue ke UKS, keburu infeksi ni luka!" perintah laki-laki itu.

Amanda menganga kecil. "Kenapa harus aku?Kan yang nyelakain kamu bukan aku!".

"Gue gak tau ruang UKS dimana."

"Kamu anak baru?".

"Bukan, gue anak manusia!".

"Gue gak tau ruang UKS ya berarti gue anak baru Jaenabbb!" omel laki-laki itu memperjelas.

Amanda mengangguk-angguk. "Ayo!"

×××

"Selamat siang," seru pak guru di jam pelajaran ke dua.

"Siang pak," balas murid murid.

"Bapak disini mau memberi tau, bahwa ada anak baru di kelas kita."

"Raiyhan silahkan masuk," ucap pak Hardi, kemudian murid yang bernama Raiyhan memasuki kelas.

"Silahkan perkenalkan diri kamu."

"Perkenalkan nama saya Raiyhan Jala Pratama, biasa dipanggil Raiyhan, saya pindahan dari SMA Tunas Bangsa." Raiyhan memperkenalkan dirinya dengan tatapan datar.

"Raiyhan silahkan kamu duduk di samping Amanda, bangku yang kosong itu," ucap pak Hardi dan Raiyhan langsung berjalan lalu duduk di samping bangku Amanda.

Seluruh murid di kelas menatap Raiyhan, dan mulai berbisik-bisik mengatai Riyahan yang duduk di samping Amanda. Tapi Raiyhan tidak memperdulikannya.

×××

"Woy Jaenab! Tolong kasiin betadine ke tangan gue dong!" pinta laki-laki itu saat sudah di atas brankar UKS.

"Emang kamu gak bisa ngobatin sendiri apa?".

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. "Enggak."

"Yaudah sini." Amanda mengambil kapas dan betadine yang ada di tangan laki-laki itu.

"Kenapa lo baik sama gue sih?" tanya laki-laki itu.

"Emang aku gak boleh baik sama orang?" tanya balik Amanda.

"Ya bukan gitu maksud gue. Maksud gue, kenapa lo baik sama gue padahal kan lo baru kenal sama gue, lo gak takut kalo gue nyakitin lo?" Laki-laki itu menjelaskan.

"Ya gak papa, emang kamu mau aku tinggalin kamu tadi di taman? Enggak kan? Terus masalah kamu mau nyakitin aku, ya itu terserah kamu, aku juga udah sering," jawab Amanda lalu tersenyum manis ke arah laki-laki itu.

"Oh ya, lo kok tadi di taman sendirian?" tanya laki-laki itu heran.

"Emang aku harus kesana sama siapa?"

"Ya temen lo lah."

"Aku gak punya temen."

"Hah? Serius lo?."

"Iya."

"Kenapa mereka gak mau temenan sama lo, di liat-liat lo baik kok."

"Entar juga lama-lama kamu tau, dan mungkin juga kamu bakal jauhin aku nanti."

Amanda meletakkan kapas dan betadine setelah selesai mengobatin tangan laki laki itu, lalu memberi kapas baru bersih ke tangan laki laki itu.

"Selesai."

"Thanks."

"Iya."

"Gue gak bakal ninggalin lo, gue mau jadi temen lo," ucap laki-laki itu yang mendapat tatapan ragu dari Amanda.

"Kamu gak usah ngasih harapan palsu ke aku."

"Gue serius," kata laki-laki itu, kemudian menyodorkan jari kelingkingnya ke Amanda.

Amanda tersenyum lalu mengaitkan jari kelingkingnya ke jari laki-laki itu. Lalu melepasnya setelah beberapa detik

"Oh iya gue belum ngenalin nama gue."

"Kenalin gue Rega Jala Pratama."

"Aku Amanda Meliana."

×××

Amanda berhenti di depan pintu kelasnya. Matanya membulat melihat seseorang yang duduk di bangku sampingnya.

Bukankah tadi Amanda sudah mengantarkan Rega ke kelasnya? Tapi sekarang, mengapa Rega berada di kelas Amanda? Jelas tadi Amanda mengantarkan Rega ke kelas 12 ips 3, tapi ini? Rega berada di kelasnya, 12 ipa 1.

Amanda langsung masuk saja, karena sedang tidak ada guru di kelas. Amanda langsung duduk di bangkunya dan bertanya pada Rega.

"Kok kamu disini?" tanya Amanda.

"Gak usah sok kenal," jawab Raiyhan tanpa melihat ke Amanda.

"Hmm, kelas kamu kan tadi 12 ips 3, kok sekarang disini?" tanya Amanda lagi, tapi Raiyhan tidak menjawabnya.

"Rega! Kok kamu diem aja?".

"Gue Raiyhan Jala Pratama, bukan Rega! Dia kembaran gue, dan satu lagi, lo gak usah sok kenal sama gue!" jawab Raiyhan dengan ketus.

Semua yang ada di kelas mendengar itu langsung tertawa. Sedangkan Amanda hanya tersenyum getir.

Ternyata mereka kembar, batin Amanda.

Tiba tiba saja, perempuan yang tadi ketempelan menghampirinya.

"Makanya jadi orang jangan sokap! Hahaha," ucap perempuan yang ber nametag Karina.

Karina kemudian pergi meninggalkan kelas bersama kedua temannya yang berada di belakangnya.

DUG!

Karina terhempas oleh pintu kelas yang membuat kepalanya terbanting ke tembok dan mengeluarkan banyak darah.

Kedua temannya tidak terjadi apa-apa, padahal mereka berjalan bersama.

Semua yang ada di kelas langsung memberhentikan pekerjaan nya masing-masing, dan melihat Karina yang sudah di lumuri banyak darah.

Terlihat makhluk yang tadi menempeli Karina tersenyum puas ke arah Karina lalu menatap Amanda sebentar, kemudian menghilang.

Dia bener-bener ngelakuin, batin Amanda.

Terpopuler

Comments

나의 햇살

나의 햇살

bukan anak baru tapi murid baru

2022-06-20

0

Esti Widati

Esti Widati

serem banget

2021-05-17

0

Putra Apriansyah

Putra Apriansyah

ternyata si hantu melindungi

2021-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Laki-laki dengan Pisaunya
2 Kembar dan Kematian Pertama di Sekolah
3 Alasan 'Dia'
4 Teror 01 Maret
5 Pacar?
6 Penghianatan
7 Mama?
8 Dia bukan Mama
9 Kerasukan
10 Cinta Segi Tiga
11 Penembakan
12 Lingsir Wengi
13 Ancaman
14 Putus
15 Teror di Sekolah
16 Toilet
17 Alea Anindhita
18 Wanita di Rumah Tua
19 Kuchisake Onna
20 Liburan
21 Peringatan dari 'Dia'
22 Zee?
23 Boneka Misterius
24 Boneka Misterius (2)
25 Terungkap
26 Siapa Dalang yang Sebenarnya?
27 Sebuah Mimpi
28 Labirin
29 Siapa Rega Sebenarnya?
30 Yang Sebenarnya
31 Happy Or Sad?
32 Kepergian
33 Dalang dari Semuanya
34 Kebencian
35 Kematian Ayudia
36 Teror Kembali
37 Tamu Tengah Malam
38 Tentang Kevin
39 Rencana?
40 Kembalinya Cia
41 Sosok yang Mengawasi
42 Senter
43 Sosok Amanda
44 Mereka Kembali
45 Lemparan Pisau
46 Secarik Kertas Misterius
47 Penembakan pada Zee
48 Kematian Amanda?
49 Kemunculan nya
50 Problem At The Hospital
51 The Problem with Bella is Over
52 Masalah dengan Cia
53 Kakek dan Nenek Amanda
54 Akhir dari Segalanya
55 Ending
56 S2: Prolog
57 S2: Mahasiswi Yang Diikuti Banyak Roh
58 S2: Awal Perjalanan
59 S2: Dia Dibelakang
60 S2: Sebuah Peringatan
61 S2: Rega Julid
62 S2: Meminta Izin
63 S2: Boneka Jelek Muncul!
64 S2: Boneka Jelek (2)
65 S2: Saling Menyalahkan
66 S2: Flasback 2018
67 S2: Gundukan Tanah
68 S2: Malam Mencekam
69 S2: Teror di Kamar Mandi
70 S2: Minta Maaf
71 S2: Desa yang Cukup Aneh
72 S2: Kisah SMA
73 S2: Rantang Belatung
74 S2: Anak Pak Kades Sudah Meninggal
75 S2: Jangan Buka Pintu
76 S2: Hantu dan Iblis
77 S2: Mengikuti Pak Kades
78 S2: Dia Bukan Manusia
79 S2: Tiga 'R' Itu Setan
80 S2: Iblis Adalah Musuh Manusia
81 S2: Mereka Bertiga Sudah Kembali
82 S2: Gadis Bergaun Putih
83 S2: Anak Saya... Sudah Ndak Ada
84 S2: Perkara Pisau Jaman SMA
85 S2: Bella Menghilang
86 S2: Jika Menyangkut Tentang Amanda
87 S2: Bingung
88 S2: Jepit Rambut
89 S2: Kenangan SMA
90 S2: Pencarian Bella
91 S2: Sebuah Penemuan
92 S2: Merasa Bersalah
93 S2: Kilas Balik Ingatan Amanda
94 S2: Bella Kembali
95 S2: Karena Berita Hoax
96 S2: Para Roh yang Dulunya Dibunuh
97 S2: Cerita Pak Darman
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Laki-laki dengan Pisaunya
2
Kembar dan Kematian Pertama di Sekolah
3
Alasan 'Dia'
4
Teror 01 Maret
5
Pacar?
6
Penghianatan
7
Mama?
8
Dia bukan Mama
9
Kerasukan
10
Cinta Segi Tiga
11
Penembakan
12
Lingsir Wengi
13
Ancaman
14
Putus
15
Teror di Sekolah
16
Toilet
17
Alea Anindhita
18
Wanita di Rumah Tua
19
Kuchisake Onna
20
Liburan
21
Peringatan dari 'Dia'
22
Zee?
23
Boneka Misterius
24
Boneka Misterius (2)
25
Terungkap
26
Siapa Dalang yang Sebenarnya?
27
Sebuah Mimpi
28
Labirin
29
Siapa Rega Sebenarnya?
30
Yang Sebenarnya
31
Happy Or Sad?
32
Kepergian
33
Dalang dari Semuanya
34
Kebencian
35
Kematian Ayudia
36
Teror Kembali
37
Tamu Tengah Malam
38
Tentang Kevin
39
Rencana?
40
Kembalinya Cia
41
Sosok yang Mengawasi
42
Senter
43
Sosok Amanda
44
Mereka Kembali
45
Lemparan Pisau
46
Secarik Kertas Misterius
47
Penembakan pada Zee
48
Kematian Amanda?
49
Kemunculan nya
50
Problem At The Hospital
51
The Problem with Bella is Over
52
Masalah dengan Cia
53
Kakek dan Nenek Amanda
54
Akhir dari Segalanya
55
Ending
56
S2: Prolog
57
S2: Mahasiswi Yang Diikuti Banyak Roh
58
S2: Awal Perjalanan
59
S2: Dia Dibelakang
60
S2: Sebuah Peringatan
61
S2: Rega Julid
62
S2: Meminta Izin
63
S2: Boneka Jelek Muncul!
64
S2: Boneka Jelek (2)
65
S2: Saling Menyalahkan
66
S2: Flasback 2018
67
S2: Gundukan Tanah
68
S2: Malam Mencekam
69
S2: Teror di Kamar Mandi
70
S2: Minta Maaf
71
S2: Desa yang Cukup Aneh
72
S2: Kisah SMA
73
S2: Rantang Belatung
74
S2: Anak Pak Kades Sudah Meninggal
75
S2: Jangan Buka Pintu
76
S2: Hantu dan Iblis
77
S2: Mengikuti Pak Kades
78
S2: Dia Bukan Manusia
79
S2: Tiga 'R' Itu Setan
80
S2: Iblis Adalah Musuh Manusia
81
S2: Mereka Bertiga Sudah Kembali
82
S2: Gadis Bergaun Putih
83
S2: Anak Saya... Sudah Ndak Ada
84
S2: Perkara Pisau Jaman SMA
85
S2: Bella Menghilang
86
S2: Jika Menyangkut Tentang Amanda
87
S2: Bingung
88
S2: Jepit Rambut
89
S2: Kenangan SMA
90
S2: Pencarian Bella
91
S2: Sebuah Penemuan
92
S2: Merasa Bersalah
93
S2: Kilas Balik Ingatan Amanda
94
S2: Bella Kembali
95
S2: Karena Berita Hoax
96
S2: Para Roh yang Dulunya Dibunuh
97
S2: Cerita Pak Darman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!