"Kakek!!!"
"ah cucuku semakin cantik saja, dan juga permainan pedangmu semakin hebat" ujar patriark Liu Youfu sambil memeluk cucunya.
"ah kakek..."jawab Qin Yue malu malu.
"ayah benar Yue'er semakin hari semakin bertambah cantik seperti ibunya" balas Liu Bin
"benarkah ayah aku secantik ibu?"
"tentu saja sayang" angguk Liu Bin
"hahaha... Kakek senang melihatmu bahagia begini Yue'er, apakah ayah mu ini menjagamu dengan baik?"
"ayah menjagaku dengan baik kek, kakek jangan kuatir" jawab Qin Yue Girang.
"apa maksud ayah aku tidak bisa mendidik Yue'er hingga ayah harus turun tangan?" tanya Liu Bin tidak terima dengan pertanyaan ayahnya.
"hahaha kenapa kau marah, bukankah aku hanya bertanya bukan menuduh mu?" jawab patriark Liu Youfu santai.
"ayah... Kau".
"sudahlah ayah kakek hanya bercanda" lerai Qin Yue kepada dua orang yang paling ia sayangi ini.
Mo Xiao yang merasa menganggu moment kebahagiaan keluarga Patriarknya merasa tidak pantas, dan segera mohon pamit untuk pergi.
"uhhkk... Maaf sebelumnya patriark kalau saya harus memotong kebahagian keluarga patriark, sepertinya saya harus menemui ayah karna ada yang ingin saya bicarakan dengan beliau" ujar Mo Xiao beralasan.
"eh senior Mo Xiao ternyata hadir juga bersama kakek" ujar Qin Yue baru menyadari kehadiran orang lain bersama kakeknya.
"astaga kita mengabaikan Mo Xiao dari tadi, ini semua salah ayah" tuduh Liu Bin.
"kenapa kau menyalakanku...bukanya kau dan putrimu yang terlalu asik mengobrol hingga mengabaikan Xiao'er" jawab patriark Liu Youfu Tidak terima.
"bukan bukan ini semua bukah salah adik junior, paman, maupun patriark. Aku memang tidak berhak di sini jadi aku mohon diri patriark" ujar Mo Xiao melarai pertengkaran kecil keluarga bahagian di depannya ini, dirinya berpikir andai keluarga juga bisa seharmonis dan sebahagia ini.
"ah Xiao'er memang pengertian....baiklah kalau begitu kau pergilah menemui ayahmu sekarang, karna ada yang ingin aku sampaikan kepada ayah dan anak ini yang bersifat pribadi. Aku harap kau mengerti Xiao'er, bukan maksudku mengusirmu" ujar Liu Youfu lembut.
"tentu patriark aku mohon diri dulu paman adik Junior" ujar Mo Xiao membungkuk memberi hormat lalu melangkah pergi.
"ayah apa yang ingin kau sampaikan kepada kami secara pribadi?"tanya Liu Bin sambil mengerutkan dahinya.
"jadi begini... Dulu sebelum ibunya Yue'er meninggal dia telah menitipkan wasiat kepadaku, wasiat ini akan diberikan kepada Yue'er ketika usianya sudah menginjak 12 tahun" jelas patriark Liu Youfu.
"apa warisan ibu untukku kakek?".
"benar ayah apa itu?".
Lalu patriark Liu Youfu mengeluarkan sebuah kotak hitam dari dalam cincin dimensinya, panjang kotak itu sekitar 1 meteran dengan ukiran sepasang angsa di atasnya.
" ayah jangan jangan ini... " ujar Liu Bin terkejut.
"kau benar ini adalah pedang milik istrimu dulu ketika dirinya menjadi pendekar hebat" jawab patriark Liu Youfu.
"pedang ibu? " ujar Qin Yue tidak kalah terkejut.
"benar Yue'er... Nama pedang ini adalah pedang angsa kembar, pedang inilah yang telah menemani ibumu selama ini dalam memerangi kejahatan bersama ayahmu waktu muda dulu" jelas patriark Liu Youfu.
"waah ini untukku kakek? ".
"tentu saja karna ini adalah warisan dari ibumu untukmu, kakek memberikan ini karna pedang kembar ini sangat cocok dengan jurus-jurus yang kau pelajari selama ini"
"hmhm sebenarnya aku heran kek kenapa jurus jurus pedang yang aku pelajari berbeda dengan jurus yang dipelajari murid sekte kita, dan aku juga dilatih secara pribadi oleh ayah sendiri apakah karna ibu berasal dari sekte lain? " tanya Qin Yue.
"kau benar Yue'er ibumu dulu berasal dari sekte Angsa kembar dan juga ibumu merupakan anak dari patriark sekte itu, oleh karna itu ayah ingin kau mewarisi kekuatan sekte ibumu tetapi ayah tidak tau kalau pedang ibumu ini diwariskan padamu" jelas Liu Bin.
"pedang angsa kembar ini diwariskan 3 hari sebelum kepergian istrimu padaku, dirinya sudah mengetahaui bahwa dirinya sudah tidak akan lama lagi di dunia ini. Hingga hal yang bisa ia lakukan terakhir kalinya untuk anaknya adalah dengan mewariskan pedang ini, lalu dia berpesan agar anaknya mewarisi pedang dan kitab pusaka sektenya yang belum bisa ia kuasai sepenuhnya ini" jelas patriark Liu Youfu panjang lebar.
"ini milik ibu?" ujar Qin Yue lirih, dirinya waktu itu belum bisa mengingat dengan baik wajah ibunya.
"sudahlah yue'er ibumu pasti tidak ingin kau bersedih sekarang, kau harus menggunakan pedang ini untuk membela kebenaran dan juga menjaganya" nasehat patriark Liu Youfu kepada cucunya sambil membelai rambutnya.
" yang dikatakan kakekmu itu benar Yue'er, ayah harap kau giat berlatih bersama pedang ibumu itu dan juga kitab peninggalanya ini" tambah Liu Bai.
"baiklah kakek ayah aku akan giat berlatih dengan pedang dan kitab ini, aku tidak akan mengecewakan ibu, ayah, dan kakek" janji Qin Yue.
"bagus itu baru cucu ku yang cantik dan pantang menyerah, ambilah ini dan gunakan baik baik warisan ibu mu" ujar patriark sambil menyerahkan kotam hitam warisan ibunya Qin Yue.
"kakek apakah aku boleh buka sekarang kotak pemberian ibu ini?"
"tentu saja Yue'er".
"Terima kasih kakek"
Lalu Qin Yue membuka kotak hitam itu dan terlihat sepasang pedang kembar berwarna giok darah dan kedua gagang pedang itu dihiasi ukiran angsa kembar, lalu di sebelah sepasang pedang itu terdapat sebuah kitab pusaka dengan nama Jurus Dewa Angsa Kembar.
"ayah kitab ini pusaka tingkat dewa, apa ini tidak salah?" ujar Liu Bin bingung.
"tidak mungkin salah kitab itu adalah kitab pusaka sekte istrimu yang merupakan harta berharga sekte angsa kembar".
"pantas aku tidak pernah melihat kitab pusaka ini, sebab dia tidak pernah memperlihatkanya padaku sebelumnya"
"ayah apakah aku bisa mempelajari kitab pusaka dewa ini" tanya Qin Yue ragu.
"tentu saja Yue'er asalkan kau rajin berlatih kau pasti bisa menguasainya"Jawab Liu Bin sambil tersenyum.
"baiklah ayah aku akan berusaha semaksimal mungkin".
"hmhm Liu Bin dan Yue'er kakek rasa semuanya sudah disampaikan olehku, jadi aku pergi dulu untuk mememui tetua Sun Lang dan menanyakan persiapanya untuk pergi ke sekte selendang bulan merah".
"Memangnya apa yang terjadi di sekte Selendang Bulan Merah ayah?" tanya Liu Bin kepada ayahnya.
"mereka diserang oleh sekte aliran hitam...kau pasti tau kabar tentang sekte aliran hitam akhir akhir ini sering membuat kekacau dan secara terang terangan melawan aliran putih".
"huuhh aliran hitam suatu hari nanti aku akan meratakan mereka semua" ujar Qin Yue sambil mengangkat pedang kembar ibunya ke atas.
"hahaha bagus bagus tekad yang luar biasa Yue'er, jadi kau harus berjanji pada kakek untuk berlatih dengan giat agar kau menjadi pendekar hebat nantinya"
"Baiklah kakek aku berjanji".
"baiklah kakek pergi dulu untuk menemui tetua Sun Lang".
"ah kakek sudah mau pergi".
"Yue'er kau harus memaklumi tugas kakekmu, sebagai patriark mengutamakan keselamatan seluruh sekte itu adalah kewajibanyan" ingat Liu Bin kepada anaknya.
"huuuhhhssss...baiklah ayah aku mengerti, kakek lain kali mampir lagi dan latih aku ya" pinta Qin Yue sambil tersenyum manis.
"tentu saja Yue'er, apa yang tidak untuk cucu manisku ini" ujar patriark Liu Youfu tersenyum sambil mengelus rambut cucunya.
"baik aku tunggu janji kakek, aku pergi dulu untuk latihan dengan pedang ibu" ujar QinYue sambil berlari kecil dan mulai berlatih menggunakan pedang angsa kembar.
"baiklah hati hati ya Yue'er"
"ayah sebenarnya apa yang terjadi pada sekte Selendang bulan merah, apa mereka diserang seperti sekte sekte aliran putih lainya? "tanya Liu Bin.
"ya kau benar, matriark mereka telah mengirim surat permintaan bantuan untuk mengirim pendekar kita ke sana untuk membantu mereka"
"ayah apakah aku boleh ikut menuju sekte Selendang bulan merah bersama tetua Sun Lang?".
"Liu Bin aku sarankan kau tidak perlu ikut misi kali ini, karna bagaimanapun selain berbahaya aku yakin anakmu tidak akan mengizinkanmu pergi".
"tidak tidak ayah masalah Yue'er bisa ku urus nanti, yang penting aku membantu saudara kita disana".
"huuuhhsss kalau begitu mintalah izin kepada putrimu terlebih dahulu, kalau dia mengizinkanmu pergilah ke aula pertemuan di sana kami menunggumu".
"baik ayah tunggu kabar baik dariku, kupastikan Yue'er akan mengizinkanku pergi".
"baiklah aku pergi terlebih dahulu, tetapi kau tidak perlu memaksakan diri apabila putrimu tidak mengizinkanmu pergi".
"aku mengerti ayah".
"baiklah aku pergi".
Lalu patriark Liu Youfu berlalu pergi meninggalkan Liu Bin dan putrinya yang sedang berlatih pedang, Liu Bin lalu menoleh untuk memanggil putrinya yang sedang berlatih ilmu pedang.
"Yue'er kemarilah sebentar ada yang ingin ayah bicarakan denganmu!" teriak Liu Bin memanggil putrinya.
Qin Yue menghentikan latihannya dan menatap ayahnya, lalu berlari menghampiri ayahnya dan bertanya.
"ayah ada apalagi?, apakah ada pesan ibu yang lain?" tanya Qin Yue mengerutkan dahinya.
"tidak ini bukan masalah ibu mu"
"lalu?"
"ayah hanya ingin......
-
-
-
hello guys udah chapter 15 nih gak kerasa ya, moga masih betah bacanya ya dan terus sabar nunggu update berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Teruskan
2023-10-31
0
Djoni Ayung
seruu👊😡👊 coy seruu👊😡👊 sekali
2021-12-09
0
Iskandar Yunaeni
lewat
2021-06-01
0