4

Jessica dan Robert terdiam saat mereka mulai melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi dengan berbagai macam lukisan. Jessica melakukan sekuat yang ia bisa untuk melihat sifat artistik dari segala lukisan yang ada di depannya. Tapi ia tetap merasa ia adalah orang yang paling bodoh dan susah memahami seni daripada orang lain yang berdiri di sekitarnya.

Sang ayah terlihat berjalan di sisinya. Pria paruh baya itu menyipitkan matanya saat dia melirik pada sebuah lukisan. Ia tampak fokus menatap lukisan itu. Jessica hanya bisa menggelengkan kepalanya, mendekat pada sang ayah untuk berbisik di telinganya.

"Aku tidak mengerti apapun di sini" kata Jessica, ikut melirik lukisan yang di tatap oleh sang ayah barusan. Itu hanyalah sebuah lukisan dari keranjang buah yang ada di dinding. "Orang bilang lukisan memiliki arti. Tapi lihatlah! Itu hanya sekeranjang buah. Memangnya apa artinya?"

Robert berdehem sekali, menolehkan kepalanya ke kanan dan kirinya, mencoba untuk berpura-pura tertarik dengan lukisan yang ada di hadapannya itu. Sejujurnya dia juga tak terlalu paham tentang arti dari lukisan-lukisan itu. Robert benci lukisan. Dan satu-satunya alasan Robert bisa ada di gedung ini adalah karena dia berencana bertemu dengan seseorang.

"Ini cukup sederhana," sebuah suara baru saja berbicara.

Robert menoleh dan melihat dari balik bahu putrinya tepat ketika dia melihat seorang pria muda berdiri di dekat mereka. Dia-lah yang baru saja berbicara kepada mereka. Mata pria muda itu terpaku pada lukisan di depannya. Ia memperbaiki letak kacamata yang sejak tadi bertengger di pangkal hidungnya, saat dia menatap dengan ekspresi tenang kepada dua orang di hadapannya itu.

"Artinya benar-benar sangat sederhana." kata pria muda itu lagi kepada pasangan ayah dan anak itu. Ia terlihat menyilangkan kedua tangannya ke depan dada saat memutar tubuhnya, menghadap ke arah dua orang di dekatnya itu.

Kedua orang itu juga menatapnya. Satu dengan mata terbelalak dan yang lainnya menatap dengan mata menyipit. 

“Apa kau tau istilah 'membaca gambar'?" tanya pria muda itu pada Jessica yang saat ini terlihat menyipit tak mengerti.

Jessica menggeleng. "Tidak."

Pria muda itu menghela napasnya pelan. "Jadi begini... misalnya ketika kau melihat gambar dari sekeranjang buah, maka kepalamu akan memikirkan sesuatu yang lain seperti sebuah kios di pasar."

"Ya, tapi," Jessica menghentikkan ucapannya sejenak saat kepalanya kembali menoleh ke arah lukisan di hadapannya untuk menatapnya lebih lekat, "... yang baru saja aku pikir adalah sekeranjang buah."

Pria muda itu tampak menggaruk keningnya, ia terlihat agak frustasi saat ini. Lihatlah! Gadis di hadapannya ini sama sekali tak punya selera seni. Sementara itu, Robert sejak tadi hanya diam. Ia memperhatikan pakaian yang di kenakan pria muda itu baru setelahnya Robert ikut menatap kembali ke lukisan keranjang buah yang ada di dinding itu.

"Itu saja, bukan? Ini memang sekeranjang buah. Dan itu tidak memberi tahu kita apa-apa." ujar Jessica dengan tatapan polosnya.

"Jelas sekali kalau kau tidak akan melihat makna yang lebih dalam dari lukisan itu. " kata pria muda itu kepada gadis di hadapannya.

"Ya, aku memang merasa agak sulit untuk melihat arti dari lukisannya. Tapi bagaimana kau bisa menemukan makna yang lebih dalam itu," tanya Jessica.

Robert kini mulai tertarik pada pria muda itu. Dia tidak mengatakan apa-apa selama beberapa detik karena hatinya terus bertanya-tanya apakah pemuda ini adalah seseorang yang menjadi suruhan yang di minta untuk bertemu dengannya. Ah, sepertinya bukan, karena lihat saja, anak laki-laki itu bahkan tampak seperti pria yang baru lulus dari universitas.

***

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!