Daerah perkotaan yang sangat padat dan banyak dijumpai semua orang, terdapat banyak gedung bertingkat yang memiliki keluasan yang tidak terhitung berapa luasnya.
Ada terdapat satu gedung yang banyak sekali ditemui semua orang, mulai dari kalangan artis sampai kalangan menengah ke atas. Tempat inilah yang akan dilakukan oleh seorang wanita yang bekerja menjadi wanita malam.
Seorang wanita yang memiliki tinggi badan 160 cm dengan kaki jenjang tanpa bulu itu, membuat semua laki-laki yang melihatnya sangat seksi. Apalagi wanita itu memiliki kulit putih, hidung mancung, bulu mata tebal dan bibir kecil berwarna merah muda.
Melihat bentuk wajahnya saja membuat siapapun akan tergoda dengannya apalagi bentuk tubuhnya, dari semua wanita yang bekerja menjadi wanita malam hanya dialah yang memiliki tubuh seperti orang luar negeri.
Walau tubuhnya kecil tetapi bagian atas sampai bawah memiliki ukuran di atas rata-rata dari wanita lain, itulah Cantika yang banyak disukai kalangan lelaki sampai semua laki-laki pada menginginkannya.
"Cantika, apa kau sudah selesai?" tanya salah seorang wanita yang memanggil seseorang dari dalam toilet.
Cantika yang mendengar suara orang yang amat dia kenali menyahuti suara itu, "Ya mom sebentar lagi selesai."
"Saya tunggu kamu di luar. Jangan lama-lama di dalam masih banyak laki-laki yang harus kamu layani."
"Ya!" wanita itu pergi selesai berbicara dengan Cantika.
Cantika menghela nafas panjang melihat dirinya dari pantulan cermin, cermin itu sangat membuktikan bagaimana dia sangat melelahkan menjalani kehidupan seperti ini. Hidup yang seharusnya tidak dia lakukan terpaksa melakukannya, karena dia seorang anak yatim piatu yang tidak memiliki siapapun di kota besar.
Cantika yang berasal dari kampung melangkah pergi menuju kota, dia pikir kota yang sekarang ia tinggalkan akan mengubah nasib tetapi kenyataannya dia salah. Malah dia bekerja di tempat seperti ini untuk membalas kebaikan seorang wanita yang menolongnya dari pembunuhan.
Wanita barusan yang bicara dengannya adalah Annora orang yang sudah menolongnya, mungkin kalau bukan karena wanita itu dia sudah tidak bisa berada di dunia ini. Dia diangkat menjadi anak untuk membantu pekerjaan seperti ini, pekerjaan yang sudah lama dilakukan demi orang tua angkatnya.
Cantika ingin sekali mengakhiri pekerjaan seperti ini tapi mau giman lagi dia harus melakukannya, "Akh! Melelahkan sekali bekerja seperti ini, harus melayani semua laki-laki tanpa henti."
Cantika menyalakan keran di wastafel lalu ia mencuci kedua tangannya di air tersebut, tangan itu ia gunakan untuk menampung air untuk membasahi wajahnya. Selesai membasahi wajah Cantika mematikan keran tersebut lalu dia kembali menatap wajah di depan cermin.
"Sudahlah, buat apa kau sesali Cantika. Ini sudah menjadi jalan hidupmu tidak bisa kamu tolak lagi." batin Cantika yang terus menatap wajahnya di cermin.
Cantika yang sudah lama di dalam toilet memutuskan untuk keluar, di sana ia sudah ditunggu oleh orang tua angkatnya yang bernama momi Annora. Wanita itu menatap Cantika dari jauh dengan kedua tangan di lipat.
"Kamu ini kenapa lama sekali di toilet, ini sudah waktunya kamu melayani laki-laki lagi. Di lantai atas terdapat kamar 038 kamu harus melayani pria itu, ingat Cantika jangan sampai salah kamar." kata Annora yang menatap Cantika untuk memperingati wanita ini supaya tidak salah orang.
"Baik mom! Aku akan berusaha untuk membuat lelaki itu senang."
"Bagus itu baru anak momi." Cantika tersenyum mendengar penuturan momi angkatnya, lalu dia melihat Annora pergi barulah dia melakukan pekerjaan seperti biasa.
***
Cantika yang sudah berpakaian seksi menuju kamar yang diarahkan Annora, segera menghampiri kamar tersebut yang berada di lantai atas. Cantika yang baru saja tiba mau menyentuh gagang pintu seorang wanita memanggilnya, wanita itu berlari menghampiri Cantika yang berdiri di depan pintu tersebut.
"Cantika tolongin aku." ucap seorang wanita yang bertubuh montok dan memiliki tinggi badan tidak setingginya.
Wanita itu terus saja memohon tanpa henti, ia juga tidak tau apa permasalahan sampai wanita ini datang menghampirinya.
"Ada apa Inez, kenapa kau berlarian seperti itu?" tanya Cantika yang melihat Inez sedang mengatur nafas.
Inez menyentuh kedua tangan Cantika tidak lupa tatapan itu terus menatap Cantika, "Tolong aku Cantika aku kalah taruhan sama temanku."
"Taruhan? Memangnya kamu taruhan apa sampai kamu datang kepadaku."
Inez berpikir sejenak untuk menyampaikan apa yang ingin dia ucapkan, Cantika menghela nafas kasar saat mengetahui taruhan yang diucapkan Inez. Tetapi ia juga tidak mau kalau sahabatnya sampai melakukan yang seperti itu.
"Gimana Cantika kamu mau kan bantuin aku?" tanya Inez saat melihat Cantika diam saja tanpa membantunya.
"Baiklah aku akan membantu kamu." mendengar itu Inez tersenyum senang, ia segera membawa Cantika ke tempat taruhan tersebut.
Tiba di sana dia melihat banyak lelaki yang menatap kearahnya, tepatnya lelaki itu adalah teman Inez yang datang untuk berkunjung.
"Kenapa kau lari Inez bukannya kamu kalah taruhan dengan kami! Mana janji kamu sama kita semua, kalau kamu kalah kamu harus melakukan sesuatu untuk kita semua." ucap salah satu wanita yang duduk di tengah-tengah laki-laki.
"Aku mau menepati janjiku ke kalian tapi bukan aku yang melakukannya."
"Siapa kalau bukan kamu?" Inez menunjuk Cantika yang berdiri di sampingnya, Cantika yang tau itu langsung membela Inez.
"Aku yang akan menggantikan Inez. Apa taruhannya aku akan melakukan taruhan itu untuk Inez." urai Cantika kepada mereka semua.
Semua orang yang ada di sana menatap kearah Cantika saat wanita itu akan menggantikan Inez, lalu wanita itu kembali menatap Cantika saat ia baru saja mentertawakan Cantika.
"Oke, kalau kamu mau membantu temanmu itu silakan aja asalkan taruhan kita selesai."
"Baik! Apa taruhan yang kalian berikan." ujar Cantika yang secara langsung menantang mereka semua.
Wanita itu melihat kearah botol minuman yang berada di meja, Cantika yang mengetahui arah pandang wanita itu mengetahui kalau taruhan yang sebenarnya ia harus meminum semua minuman itu tanpa henti.
"Kalau kamu gak sanggup bilang aja kita hentikan taruhan ini." urai wanita itu, lalu mereka semua shock melihat Cantika menerima taruhan yang diberikan wanita itu.
Begitupun dengan Inez, ia tidak percaya kalau Cantika akan menuruti keinginannya. Walau taruhan ini sebenarnya bukan untuk dirinya melainkan untuk menjebak Cantika.
Walau Cantika biasa bekerja di tempat seperti ini tetapi ia belum pernah mencoba meminum minuman seperti ini, ini pertama kalinya ia meminum minuman itu untuk menolong Inez. Semua orang begitu shock saat mengetahui Cantika sangat ahli dalam minum.
Lalu seorang lelaki memberikan botol minuman lagi untuk dituangkan ke dalam gelas, Cantika yang mendapatkan tambahan minuman segera menghabiskan meminum tersebut. Membuat mereka semua bersorak riang saat mengetahui Cantika menerima taruhan tersebut.
"Wah! Kamu hebat banget Cantika aku baru tau kamu pintar minum."
"Ya! Aku yakin Inez pasti bangga punya teman seperti kamu Cantika, lain kali kamu gabung sama kita supaya kita bisa seperti ini lagi." timpal salah satu lelaki yang terus mentertawakan Cantika.
Cantika yang sudah menghabiskan empat botol minuman memilih pergi dari sana, ia berusaha menormalkan pikiran supaya ia tidak mabuk. Akan tetapi Cantika teringat pesan momi Annora kalau dia harus pergi ke salah satu kamar untuk melayani laki-laki.
"Sadar Cantika! Kamu harus sadar jangan sampai mabuk." ucap Cantika yang berdialog sendiri, ia terus menyentuh kening saat putaran lingkaran itu mengelilingi kepalanya.
Minuman yang dia minum terlalu banyak sampai mabuk seperti ini, Cantika berusaha menahan pusing di kepala sampai ia berhasil menaiki anak tangga. Satu persatu langkah yang dinaiki Cantika tiba di kamar yang seharusnya dia datangi.
Tetapi Cantika tidak sepenuhnya sadar kalau sebenarnya kamar itu bukan kamar yang dia tuju, melainkan ruangan khusus yang ditempatkan salah satu laki-laki konglomerat.
Laki-laki yang menempatkan kamar ini sedang berada di dalam kamar mandi, lelaki itu sangat sibuk sampai tidak mengetahui kedatangan Cantika yang sudah masuk ke dalam.
"Kenapa sepi sekali dimana lelaki yang dikatakan momi. Apa aku tunggu aja di sini sampai lelaki itu datang." kata Cantika saat pusing itu masih menyerangnya.
Cantika yang menemukan ranjang segera menghampiri ranjang tersebut, pintu kamar sudah ditutup oleh Cantika tinggal ia duduk manis menunggu kedatangan laki-laki pemilik kamar ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments