Miracles In December
‘Jaga mereka ya kak!’
‘Aku titipin ke kakak.’
'Aku yakin kakak bisa membesarkannya.’
Oek oek oek (anggep aja suara bayi nangis☺️)
Suara bayi bersahutan memenuhi ruangan yang berwarna serba putih tersebut.
‘Maafkan aku yang sudah banyak dosa sama kamu kak.’
Dilihatnya air mata perempuan yang teramat ia cintai itu menetes membasahi pipi mulusnya.
“TIDAK!”
“TIDAK!”
“TIDAK!”
Teriak salah seorang lelaki yang sedang menundukkan kepalanya.
Kalimat-kalimat itu terus berputar dan terngiang ditelinga seorang lelaki tatkala ia tak sengaja tertidur di ruangannya.
Mimpi buruk itu kembali hadir memenuhi pikiran lelaki tersebut.
Lagi dan lagi. Entah sudah ke berapa mimpi itu hadir.
Keringat dan peluh membasahi wajah tampannya. Terlihat dengan jelas,mimpi itu menguras banyak tenaganya.
Saat tersadar,ia merasa kesal karena dirinya selalu saja merasa kalah dengan mimpi itu. Merasa kalah dengan kenyataan yang ada.
Dengan amarah yang menguasai pikirannya ia melempar benda apapun yang saat ini dapat ia jangkau ke sembarang arah. Tidak peduli jika nantinya akan melukai seseorang jika salah satu jaryawannya tiba-tiba masuk.
Ceklek
Kan benar terjadi. Terdengar suara pintu dibuka. Beruntung,vas bunga yang baru saja ia lempar tidak mengenai kepala orang itu.
“Astaghfirullah.” Ucap orang itu sambil mengelus dadanya. Ia bersyukur teramat sangat karena masih terselamatkan dari sapaan vas bunga tersebut.
Ia tak tahu apa yang akan terjadi jika sampai vas bunga tadi mengenai kepalanya. Mungkin hari ini adalah hari terakhirnya bisa bernapas dan melihat dunia ini.
“Maaf tuan kenapa?” Tanya lelaki yang baru saja masuk itu. Ya, dia asisten laki-laki yang baru saja bermimpi buruk itu.
Sang tuan menatap tajam asistennya. Laki-laki yang bekerja sebagai asistennya itupun hanya bisa berdoa dalam hati semoga bosnya tidak mengamuk. Dan semoga hari ini ia masih sedikit beruntung seperti hari-hari sebelumnya.
“Selesaikan semua pekerjaan ini!” Perintahnya. Lalu ia berdiri, melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Akibat dari mimpi itu membuatnya terasa sesak seolah bernapas pun ia kesusahan.
Penampilannya terlihat kacau. Jas blazer yang biasa ia pakai dengan rapi dan tidak lupa meninggalkan kesan sempurna, kini ia lepas dan ia tenteng ditangan kanannya. Lalu kemeja yang biasa rapi kini bagian depan keluar sebelah. Dan lengannya ia gulung sampai setengah siku dengan tidak beraturan.
Ia keluar dari ruangannya dengan tatapan tajam yang sulit diartikan. Para karyawannya melihat bingung keadaan bosnya.
Bos dingin yang biasa terlihat rapi dan perfect saat ini terlihat seperti orang yang habis mabuk.
Jangan ditanya, mabuk dan minuman keras adalah teman hidupnya saat ini.
Tetapi meskipun demikian, ia tetap konsisten dengan pekerjaannya, dengan usaha, dan dengan hidupnya yang terasa seperti sebuah penjara untuknya.
Separuh jiwanya pergi ikut bersama dengan perempuan yang kini sudah pergi sangat jauh. Perempuan itu membawa serta hati dan separuh raganya, dan separuhnya ia tinggal demi malaikat kecil itu.
Dan disinilah dia sekarang. Tempat yang menjadi pusat dari segala mimpi buruk itu.
Tempat yang paling ia benci, tetapi paling sering ia datangi. Lucu bukan? Memang.
Tempat ia berkeluh kesah akan segala yang ia rasakan. Meskipun sekalipun ia tidak pernah mendapatkan jawaban dan solusi.
“Hay.” sapanya dengan tatapan kosong menerawang. Tidak ada jawaban. Hanya keheningan.
“Kaka membuat ulah lagi kemarin. Kepalaku terasa hampir mau pecah jika memikirkan anak itu.” Lanjutnya. Tapi masih tidak ada jawaban.
"Shelline pun tak kalah luar biasanya dengan kakaknya." Lanjutnya lagi.
"CK. Mereka 11 12 lah sikap dan sifatnya. Tidak jauh berbeda denganmu yang usil, jahil dan kamu tahulah seperti apa kamu dulu. Hehehe."
Air mata menetes di pipinya. Sebagai seorang lelaki yang terkenal arogan oleh karyawan dan para relasi bisnisnya, menangis bukanlah hal yang pantas untuk sosok seperti dirinya.
“Tapi aku menyayangi mereka sepenuh hatiku. Seperti pintamu.”
Ia tersenyum kecut saat mengingat hari yang menjadi mimpi buruknya itu.
“Kamu tahu? Apapun yang mereka mau selalu aku berikan. Selama dia tidak berbohong ataupun menyembunyikan sesuatu.” Katanya lagi. Tetapi satupun dari ucapannya tidak ada yang mendapat jawaban.
“Aku rindu kamu. Aku ingin memeluk kamu.” Katanya lagi diiringi dengan derai air mata.
"Maaf aku terlalu memanjakan mereka." Ungkapnya. Hanya merekah alasan aku masih berpijak di bumi ini.
Dari kejauhan, ada sepasang mata yang menatap haru laki-laki muda itu dengan tatapan kasihan.
Ia adalah laki-laki yang baik-menurutnya. Meskipun menurut banyak orang ia adalah orang yang kejam dan galak.
“Kasihan pak Agra. Pasti ia sangat mencintai gadis itu.” gumam orang itu.
Ya, dia adalah Agra. Agra Atthafariz Herdinata. Sedangkan Kaka dan Shelline, mereka adalah anak dari perempuan yang cukup berarti dalam hidupnya.
Tidak. Perempuan itu sangat berarti untuknya. Bukan hanya sekadar cukup saja.
Kedua anak itu kini sudah berumur 8 tahun. Dengan Kaka yang lahir terlebih dahulu lalu Shelline adiknya yang hanya berselang 5 menit.
Tetapi meski begitu mereka terkenal sangat nakal. Disekolah mereka selalu berbuat masalah. Yang pasti selalu membuat kepala Agra serasa ingin pecah.
Mulai dari hal sepele hingga mereka berani mencelakai temannya jika mereka dihina tidak mempunyai ibu.
Tidak. Kaka dan Shelline mempunyai ibu. Hanya saja teman-temannya tidak mengetahui ibu mereka berdua
Nama lengkapnya Sheanline Parahita Eskhanagara Putra,dan Shelline Wardana Putra. Nama itu tentu Agra yang memberi.
Dan ia biasa disapa Shean. Tetapi Agra lebih senang memanggilnya Kaka. Dan untuk beberapa orang, juga ikut memanggil Kaka.
Untuk sang adik lebih sering dipanggil Shelline.
Terserah mereka mau memanggilnya dengan nama siapa.
Kembali lagi ke Agra. kini ia tinggal di ibukota. Usahanya berkembang pesat dimulai saat ia merawat Kaka dan Shelline. Seperti mendapat lampu jackpot, banyak perusahaan besar yang langsung bekerja sama dengan Agra.
Dan saat ini, ia mampu memenuhi segala kebutuhan Kaka dan Shelline.
Ia sudah meninggalkan kediaman keluarga besarnya sejak lebih dari 10 tahun yang lalu.
Dan beberapa tahun terakhir, ia tidak pernah mengunjungi keluarga besarnya.
Bahkan tidak ada satupun yang mengetahui jika Agra sudah mempunyai anak kembar.
Hubungannya dengan sang abang kini entah seperti apa. Sekuat hati ia berusaha menerima semua yang sudah berlalu.
Tetapi nyatanya hatinya tidak bisa berdamai dengan masa lalu. Apalagi untuk menerima dengan rendah hati. Sangat tidak bisa. Sebab semua terasa begitu menyakitkan.
Ia merasa semua terlalu tidak adil dan menyakitkan. Terlalu dalam sang abang menyakitinya.
Agra terus menangis sambil terduduk.
Ia bingung kenapa mimpi itu selalu saja datang. Tetapi untuk berdamai dengan masa lalu? Maaf hanya itu yang terucap.
Tepatnya, maaf belum bisa ia melakukan hal itu.
“Aku rindu.” ucap Agra lagi.
Ditengah tangisannya ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk.
Ia usap air mata itu. Lalu menggeser tombol hijau yang terletak pada layar ponselnya.
“Ya hallo.” ucapnya setelah panggilan itu tersambung.
“....”
“APA?” Teriak Agra tak percaya. Ia memijit pelipisnya setelah mendengar kabar dari seseorang yang menelponnya.
"Lagi?" lirihnya frustasi.
“Baiklah. saya akan segera ke sana.” ucap Agra akhirnya.
“Kamu dengar? Mereka berbuat ulah lagi. Rasanya kepalaku benar-benar akan pecah.” Omel Agra.
“Aku pulang dulu. secepatnya aku akan kembali.” Pamit Agra. Ia mengusap lembut apa yang ada didepannya.
Disaat ia berjalan menuju mobilnya, ia berpapasan dengan seseorang yang mengamati Agra sejak tadi.
Bila dengan orang tua itu, Agra selalu bersikap sopan dan lembut. Seperti dengan kedua orang tuanya sendiri.
“Pak tolong dijaga ya! Saya titipkan dia sama bapak." Ucap Agra. Ia juga menyerahkan amplop berisikan uang untuk bapak itu.
Jika dipikir, uang yang selalu Agra berikan lebih dari cukup. Bahkan jauh diatas ketentuan yang diberlakukan.
Tetapi bagi Agra itu bukanlah hal yang sulit. Bahkan seluruh hartanyapun akan ia berikan jika dapat mengembalikan semua seperti dulu.
Agra mengendarai mobilnya menuju tempat tujuan dengan kecepatan sedang. Foto gadis yang sedang tersenyum itu ia letakkan tepat didepan matanya dekat dengan stir mobil.
JANGAN LUPA VOTE,KOMENTAR DAN LIKE CERITA BARUKU INI YA,SEMOGA KALIAN SYUUUUKAAA
SALAM LOPHES AUTHOR
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🌹S RosEMarY 🌹🕌
Penasaran dgn ceritanya ...
NEXT ...
2021-01-09
1
ARSY ALFAZZA
penduduk bunian mampir 😇 salam persahabatan
2020-11-02
1
ganti akun
hm, ceritanya menarik dan bisa ak pahami sampai ak hayati!
2020-10-29
2