LAPORAN.

*┈┉━❖❀🤍 Mutiara Hikmah.🤍❀❖━┉┈*

"Teruslah melakukan kebaikan tanpa mengharapkan pujian, sanjungan dan penghargaan daripada manusia karena yang maha berkuasa membalas kebaikan itu ialah ALLAH ﷻ."

__Quotes of the day__

*┈┉━━━━━•❖❀🤍❀❖•━━━━━┉┈*

Di pagi hari, setelah menyelesaikan kewajibannya, terhadap Rabb nya. Halimah pun langsung beranjak ke dapur untuk memasakkan sarapan untuk keluarga kecilnya itu. Setelah semuanya selesai ia pun menyajikannya di sebuah tikar yang ia gelar di lantai yang berada diruang tamunya. Setelah itu ia pun memanggil, suaminya.

"Bang, tolong panggilkan anak-anak dong, sarapannya sudah siap nih" ujar Halimah sembari ia menyendokkan nasi goreng kedalam piring-piring satu persatu.

"Iya dek" balas Rizal yang terlihat ia sedang menggendong putra bungsunya. Lalu ia pun menghampiri anak-anaknya yang berada di kamar mereka.

"Adira kamu sudah siap belum Nak? Kalau sudah siap ayo kita sarapan, Bunda sudah memanggil tuh, Nak," ujar Rizal pada anak sulungnya.

"Iya Yah, sebentar lagi Dira keluar kok" balas Adira, yang terlihat ia sedang memakai sepatu sekolahnya. Dan tak berapa lama ia pun keluar, dalam keadaan sudah rapih dengan pakaian seragam sekolahnya.

"Oh iya, Bang Daffa sudah siap juga kan Nak? kalau sudah ayo kita sarapan Nak" ajak Rizal pada anak nomor duanya.

"Sudah Yah! Abang udah siap juga kok," balas Daffa, yang terlihat ia juga sudah rapih dengan seragam TKnya. Lalu ia pun mengikuti sang Ayah menuju ruang tamu tempat biasa mereka berkumpul atau makan bersama.

Setelah semuanya berkumpul dan duduk di atas tikar, Halimah pun menyerahkan satu persatu piring yang sudah berisikan nasi goreng berserta telur dadarnnya, dan setelah itu, mereka pun langsung memakan makanannya dengan penuh hikmat. Dan di saat mereka sedang menikmati makanannya, tiba-tiba Adira buka suara.

"Bun, kata Bu guru, dua Minggu lagi mau ujian Bun, jadi kata Bu guru, Dira harus melunasi uang SPP bulan tiga, bulan empat sama bulan lima Bun" ujar Adira ditengah-tengah sarapannya.

"Sabar ya Nak, Ayah belum gajian, nanti kalau udah gajian, in syaa Allah bunda bayar kok" balas Halimah dengan lembut, sembari Ia menyuapi makanan pada si bungsunya.

"Iya Dir, sabar ya Nak, in syaa Allah Ayah bayar kok, kalau sudah gajian" sambung sang Ayah. Seraya ia mengelus puncak kepalanya Adira yang telah tertutupi oleh hijab putihnya.

"Baiklah Yah, Bun, nanti Dira bilang deh, sama Bu gurunya," balas Adira dan baru saja ia menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba sang adik no dua juga ikut buka suara.

"Oh iya, Bunda, Ayah, kemarin Dafa juga di suruh Ustadz Yusuf, untuk melunaskan uang SPP, juga Bun. Karena kata Ustadz sebentar lagi, kami mau mengadakan acara wisudaan, Bun," timpal putra keduanya Halimah. Mendengar laporan dari kedua anaknya. Halimah pun langsung mengalihkan pandangannya ke wajah suaminya. Tampak sekali kalau saat ini ia begitu kebingungan, setelah mendengar perkataan anak-anaknya.

Rizal yang sepertinya paham akan kebingungannya istrinya, ia pun memejamkan matanya sejenak, sepertinya ia sedang memberikan isyarat pada Halimah agar ia tenang. Setelah itu, ia pun kembali menatap putra keduanya.

"Sabar ya nak. In saya Allah, nanti akan Ayah usahakan, agar secepatnya Ayah membayar sppnya Abang Daffa juga ya Nak?" Kata Rizal dengan penuturan lembunya. Seraya ia membenarkan pecinya Daffa, yang terlihat agak miring.

"Baiklah Yah" balas Daffa, dengan mulut yang terlihat sedang penuh, karena ia baru saja memasukkan makanan di suapan terakhirnya.

"Alhamdulillah, Kalian sudah selesaikan sarapannya?" tanya Rizal pada kedua anaknya.

"Sudah Yah, ayo kita berangkat Yah!" balas Daffa, terlihat begitu semangat. Dan ia pun juga langsung bangkit dari duduknya. Lalu ia mengambil tas ranselnya dan kemudian ia gendongkan kepunggungnya.

"Dira juga udah siap kok Yah" sambung Dinda juga, yang sepertinya ia sudah siap untuk berangkat.

"Alhamdulillah, ya sudah sekarang salam dulu Bunda dong," balas Rizal, seraya ia bangkit dari duduknya juga.

"Oke Yah," balas Dira, seraya ia menghampiri Halimah. "Bunda, Dira berangkat sekolah dulu ya?" pamitnya sembari menyalami tangan sang bunda serta mrmberikan kecupan disana.

"Iya Nak, yang rajin belajarnya ya?" balas Halimah, lalu ia pun meletakkan telapak tangannya pada kepalanya Adira, seraya mengucapkan, "Robbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn," ucapnya sambil mengusap kepalanya juga. Setelah usai, ia pun beralih pada putra keduanya, sambil mengulurkan tangannya pada sang putra.

"Daffa juga berangkat sekolah ya Bun," pamit Daffa, sembari ia ikut menyalami tangan sang Ibu serta mengecupnya juga.

"Iya Nak, jangan nakal ya? Dan harus semangat belajarnya, oke?" balas Halimah, seraya ia juga meletakkan telapak tangannya di kepalanya Daffa, lalu kembali ia mengusap kepalanya Daffa, sambil mengucapkan doa Nabi Ibrahim.

"Robbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn"

Artinya, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." (QS. As Shaffat: 100)

Doa itulah yang selalu Halimah ucapkan setiap Anaknya menyalami tangannya dan ia akan membalasnya dengan mengusap atau mencium, kepala anaknya sembari mengucapkan doa Nabi Ibrahim.

Setelah melihat kedua anaknya selesai bersalaman pada sang Ibu. Rizal pun menyuruh keduanya untuk menunggunya di depan rumah mereka. Setelah itu ia pun menghampiri istrinya, yang terlihat sedang menggendong putra bungsu mereka.

"Dek, soal anak-anak, jangan kamu pikirkan ya? In shaa Allah, semuanya pasti ada jalannya kok, jadi kamu jangan gelisah begitu ya?" ujar Rizal, pada istrinya.

"Tapi Bang, bayaran merekakan.." balas Halimah. Namun perkataannya langsung disela oleh Rizal.

"Sssth.. menurutlah Dek, percayalah Abang pasti akan usahakan kok. Sudah ya, udah siang nih, nanti anak-anak terlambat lagi. Oh iya nanti setelah mengantar anak-anak Abang?" ujar Rizal, yang sepertinya ia tak memberikan kesempatan untuk istrinya untuk meneruskan perkataannya. "Ya sudah Abang pamit ya Dek, Assalamu'alaikum" pamit Rizal sambil ia mengulurkan tangannya pada Halimah.

"Baiklah bang, ya udah hati-hati di jalan ya Bang? Wa'alaikumus salam," balas Halimah, sambil menyambut uluran tangan sang suami serta mengecupnya. Sedangkan Rizal langsung mengecup dahi istrinya dengan singkat. Setelah itu ia pun menyusul kedua anaknya yang sudah berada di dekat motornya, yang terparkir di depan rumah sederhana mereka. Setelah kedua anaknya sudah berada di atas motonya. Rizal pun mulai melajukan motornya, meninggalkan Halimah yang masih berdiri di depan pintu rumahnya, sambil menatap kepergian suami serta anak-anaknya.

"Ya Allah, lindungilah suami berserta anak-anakku dimanapun mereka berada ya Allah, jagalah mereka, karena hanya Engkaulah sebaik-baiknya Pelindung dan Sebaik-baiknya penjaga. Dan hanya pada-Mu lah tempat hamba memohon dan meminta, berikanlah keselamatan untuk keluarga hamba dunia maupun di akhirat" Itulah Doa Halimah di dalam hatinya, disaat ia menyaksikan kepergian suami dan Anak-anaknya.

...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...

JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR TERUS YA..🙏

Bonusin dengan VOTE bila menyukai karya Author, dan LIKE Bila ingin memberikan semangat untuk Ramanda.

Terpopuler

Comments

Oke Santai

Oke Santai

kisah yg menyentuh .

2023-05-20

0

Micel Lee

Micel Lee

meski non mouslim jjr tp aq suka crita² gni. mksih author dn smngat

2023-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!