Dalam Derasnya Hujan
"Anda yakin dok?"
Dokter itu mengangguk sedih. Seragam operasinya yang berwarna hijau masih bersih, menandakan bahwa ia tidak cukup lama berada di ruang operasi, tidak sampai membuatnya keringatan. “Maafkan saya, nyonya Gemintang. Penyakitnya sudah menjalar ke mana-mana.”
“Tak ada cara untuk menyembuhkannya?”
“Tidak ada, yang ada hanya obat untuk mengurangi rasa sakitnya.” Sang dokter menyentuh lengan Gemintang dan melirik pria yang berdiri di samping wanita itu dengan penuh arti. “Ia tidak akan mampu bertahan lama. Maksimal hanya beberapa minggu saja.”
“Ya, saya mengerti.” gemintang menyeka matanya dengan tisu yang sudah basah dan kusut.
Sang dokter manaruh rasa iba terhadap Gemintang. "Andai suami Anda memeriksakan dirinya lebih cepat, mungkin saja…”
Gemintang menyunggingkan senyum getir, kehilangan harapan. “Tetapi dia tidak mau. Saya sudah berusaha untuk membujuknya agar memeriksakan perutnya yang tidak enak. Namun ia berkeras bahwa itu hanyalah masalah pencernaan.”
“Kita semua tahu Guntur memang pria yang keras kepala,” pria yang berdiri di samping Gemintang menyela. Dengan lembut Randy menggenggamkan jari-jari Gemintang Dahayu di lengannya. “Apakah Guntur sudah bisa di jenguk?”
“Beberapa jam lagi,” sahut sang dokter. “Pengaruh obat biusnya baru akan hilang nanti sore. Bagaimana kalau kalian berdua pulang saja dulu dan beristirahat?”
Gemintang mengangguk. "Baiklah kalau begitu dok, kaminpermisi dulu. Terima kasih." ia membiarkan Randy, pengacara yang juga sahabatnya, menggandengnya menuju lift.
Mereka terdiam menanti pintu lift terbuka, Gemintang merasa agak bingung, tapi tidak terlalu terkejut dengan informasi yang di sampaikan dokter. Sejak awal ia memiliki firasat bahwa Guntur bukan hanya mengidap usus buntu biasa.
“Kau baik-baik saja?” Randy bertanya lembut ketika pintu lift terbuka dan mereka masuk, kemudian Randy menutupnya.
Gemintang menarik napas panjang. "Menurutmu bagaimana? Apa yang dirasakan perempuan yang mengetahui suaminya akan meninggal.”
“Aku mengerti, maafkan aku.”
Gemintang menatap Randy dan tersenyum. "Terima kasih kau selalu ada di masa-masa sulitku, betapa beruntungnya aku punya sahabat seperti dirimu.”
Mereka berjalan melintasi lobi rumah sakit yang baru direnovasi. Beberapa karyawan rumah sakit dan pengunjung sekilas melirik Gemintang, tapi kemudian cepat-cepat membuang pandang. Wajah-wajah yang dipalingkan itu dipenuhi rasa ingin tahu tetapi tetap penuh rasa hormat. Semua orang sudah tahu. Saat warga terpandang di kota sekecil ini sakit berat. Beritanya akan tersebar cepat ke seluruh penjuru kota.
Randy menemani Gemintang sampai ke mobil dan membukakan pintu untuknya. Gemintang masuk ke mobil tapi tidak langsung menghidupkan mesinnya. Ia duduk, pandangan matanya jauh ke depan, tenggelam dalam pikirannya, cemas, sedih. Begitu banyak yang harus diurusnya. Dari mana ia mesti mulai?
“Raden harus diberitahu.”
Nama itu menghunjam tubuh Gemintang bak pemecah es, dingin, tajam, dan menusuk. Nama tersebut seakan menusuk organ-organ penting dalam tubuhnya. Nama laki‐laki itu menggemuruh di dalam benaknya. Perasaan sakit saat mendengar nama itu membuat Gemintang merasa sekujur tubuhnya seperti lumpuh seketika.
“Gemintang, kau dengar apa yang kukatakan? Aku bilang...”
“Ya, aku dengar.”
“Sebelum masuk ke ruang operasi, Guntur memintaku segera menghubungi Raden bila hasil pemeriksaan dokter tentang penyakitnya buruk.”
"Guntur memintamu menghubungi Raden?”
“Ya. Dia dengan tegas meminta aku mengontak Raden.”
“Aneh. Kukira permusuhan di antara mereka tidak akan pernah terdamaikan.”
“Guntur hamir sekarat. Kurasa ia menyadari, begitu masuk rumah sakit ia tidak akan pernah keluar lagi. Ia ingin melihat putranya untuk yang terakahir kali sebelum meninggal.”
“Mereka tak pernah berjumpa atau bicara pada satu sama lain selama dua belas tahun. Aku tak bisa memastikan apakah Raden bersedia datang.”
“Raden pasti datang kalau tahu kondisi ayahnya sekarat seperti ini.”
Akankah ia datang ke sini? Oh, Tuhan, apakah laki-laki itu akan datang ke sini? Apakah ia akan bertemu Raden kembali? Bagaimana perasaannya bila mereka benar‐benar bertemu? Bagaimana rupanya sekarang? Peristiwa itu sudah lama berlalu. Dua belas tahun yang lalu.
Jari Gemintang mencengkeram kemudi mobil Mercedes Benz yang empuk. Telapak tangannya basah. Gemintang merasa sekujur tubuhnya juga basah.
“Jangan terlalu khawatir,” ujar Randy, yang turut merasakan keresahan yang menyergap Gemintang. “Kau tak begitu mengenal Raden, biar nanti aku yang menelepon dan menyampaikan berita ini padanya.”
Gemintang tidak ingin mengoreksi pendapat Randy yang mengganggapnya tidak mengenal Raden. Bahwa mereka saling mengenal dengan baik merupakan rahasia yangnia sembunyikan selama dua belas tahun. Ia tidak ingin menyingkap rahasia itu saat ini. Ia malah menumpangkan tangannya di tangan Randy yang diletakkan di jendela pintu mobilnya. “Terima kasih untuk semua bantuannya.”
Wajah Randy yang bersahaja merah padam ketika Gemintang memegang tangannya. “Aku senang bila bisa menolongmu. Apa ada lagi yang bisa kubantu?”
Gemintang menggeleng. Ia lega Randy bersedia menelepon Raden, dirinya tak sanggup jika harus menghubungi Raden. "Aku harus memberitahu Laura, menyampaikan berita seperti ini pada Laura bukan hal mudah.”
“Kau yang paling mampu melakukannya.” Randy mengelus tangan Gemintang lalu melangkah mundur. “Nanti sore kutelepon lagi. Kalau perlu, aku bersedia mengantarmu kembali ke rumah sakit.”
Gemintang mengangguk, menyalakan mesin mobil, dan memasukkan gigi, lalu pergi.
Lalu lintas kota cukup padat ketika mobil Gemintang melaju, di perjalanan ia memikirkan Guntur yang dijadwalkan dioperasi pagi tadi. Selesai operasi, untuk kesekian kalinya, Gemintang merasakan seakan dunianya terjungkal.
Pria yang disayanginya, yang semula adalah majikannya, kemudian menjadi suaminya, akan meninggal. Masa depannya, yang selama ini tampaknya aman, akan kembali mengalamai kekacauan. Jika Guntur meninggal tidak hanya akan membuat Gemintang kehilangan seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya, tetapi juga kehilangan kehidupan barunya.
Gemintang mengemudikan mobil melewati perkebunan, ia akan panen raya karet tahun ini. Mandor-mandor pabrik harus segera diberitahu perihal keadaan Guntur. Ia yang harus memberitahukannya, karena selama beberapa bulan ini, sejak kesehatan Guntur tak memungkinkannya menjalankan bisnis, ialah yang melakukan mengambil alihnsemuanya. Para mandorlah nantinya yang akan meneruskan berita tersebut kepada para karyawan. Dalam waktu singkat, seluruh warga kota akan tahu bahwa Guntur sakit berat.
Pernikahan Gemintang dengan Guntur menjadi peristiwa yang paling hangat digosipkan di seluruh penjuru kota, karena pria yang menikahinya itu tiga puluh tahun lebih tua dari dirinya. Mereka mengatakan putri sulung dari keluarga Jagadita yang melarat berhasil menaikkan status sosial keluarganya, tinggal di rumah mewah, memiliki mobil Mercedes Benz yang mengilap, dan selalu berpakaian bagus. Hebat! Memangnya siapa dia? Seingat mereka, Gemintang hanyalah gadis berpakaian lusuh yang bekerja di rumah mewah itu setiap pulang sekolah. Kini setelah menjadi Nyonya Buana, istri orang terkaya di kota, ia berlagak betul!
Sebenarnya, Gemintang menghindari warga kota karena tidak tahan melihat cara mereka memandang dirinya, pandangan yang dirasanya penuh prasangka, sorot mata penuh tuduhan bahwa ia memakai ilmu pelet untuk membuat Guntur menikahinya setelah bertahun-tahun menduda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
yuni sayangnya zugaly
walah usia guntur sama gemintang jauh banget,kayak bapak ma anak ya jadinya
2023-04-29
1
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤
Biasalah klo yg suka kepo tuh baik diomongin buruk apalagi, apalagi Gemintang berasal dari bawah yg tiba2 dinikahi yg punya status sosial yg tinggi dengan perbedaan umur yang jauh pasti prasangka buruk akan menghampirinya.
2023-04-24
0
¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶
lambe turah mah selalu terdepan yang baik aja jadi bahan gosip apalagi yang luar biasaa wuuuhh tambah panas kompor meleduk nya
tapi jika kita ingin kedamaian tutup mata dan telinga untuk perkataan yang tidak perlu karena kita yang menjalani bukan mereka
hmmm seru nih kayaknya
next👉
2023-04-24
1