The Boss (1)

[Selamat~~ Anda memasuki dunia peringkat menengah bintang 3]

“Foxy, kurasa aku tau bagaimana kau bisa turun ke level terendah. Sistem sialan!”

[Ini... Saya tidak bermaksud]

Agni mendesah lelah. Dia melihat gadis-gadis didepannya dan merasa semakin lelah.

“Sialan? Bangsat, lu bilang apa!!!”

Tentu saja, berandalan akan memiliki sikap kasar dan suara keras, pikir Agni.

Agni yang baru saja memaki sistem dengan keras didengar jelas oleh orang-orang didepannya. Mereka mengira dia telah memaki mereka.

Kemudian, Agni akan kembali bicara dengan sistem lewat mulutnya sebelum akhirnya tersadar dengan orang lain di depannya.

‘Foxy…’

[Wow!! Anda bisa bicara dengan saya lewat telepati?!! Saya bahkan belum mengajarkannya!!!]

‘Jangan terlalu senang. Bagaimana sekarang.'

Agni tidak mengetahui seluk-beluk tugas dan dunia yang dia tempati. Dia perlu mendapat sedikit informasi dan mulai menjalankan tugasnya. Meskipun terlihat membosankan, Agni masih merasakan sedikit ketertarikan dengan apa yang terjadi.

[Uh... Ini, nyonya.… Anda harus berhasil lolos sebelum menerima ingatan]

‘......’ Siapa yang ingin menerima ingatan, beri aku informasi sialan!!!

‘Katakanlah, apakah tubuh ini mampu menghadapi mereka?’

[Tunggu sebentar. Memeriksa data, saya menemukan tubuh yang anda tempati memiliki keahlian dalam Taekwondo, Karate dan Silat (?) Apa itu silat (?)]

Agni: ‘….’ Luar biasa! Begitu hebat?!!

‘Itu cukup...’

Agni mendesah perlahan. Baru saja dia hanya bicara beberapa detik dengan sistem di kepalanya. Sehingga orang-orang disekitarnya tidak tau apa yang terjadi. Agni mulai memejamkan mata sebentar sebelum kembali membukanya dan bicara dengan orang-orang didepannya dengan bahasa jepang yang lancar.

“Bisakah kalian membiarkan aku pergi?”

“Mimpi. Bukankah kamu baru saja memanggil kami sialan!”

“Anak kampung yang bisa-bisanya bersikap sok didepan kami. Kamu bahkan tidak bisa melawan kami.”

“Aku tau, kamu pasti kurang pemukulan. Karena kamu seperti itu artinya sangat ingin kami pukul.”

“Kenapa kalian banyak bicara. Minta saja uang padanya.”

Agni mengangkat salah satu alisnya. Rutinitas ini...

Bagaimana sangat akrab. Bukankah dalam dunia nyata atau novel segala jenis tindakan bully ini sering terjadi.

Agni tidak pernah di-bully. Dia tidak pernah mengalami masalah dengan berandalan di kehidupannya dulu. Bahkan jika ada, dia berteman dengan mereka. Saat ini, dengan berandalan yang mengancamnya dan meminta uangnya. Agni menjadi sangat tertarik.

Agni menunduk. Dia berpikir apakah harus bergerak atau menunggu mereka bergerak. Dia kembali mengangkat kepalanya. Agni bisa melihat empat gadis yang berdiri dengan wajah muram mengelilinginya semakin mendekat. Tiba-tiba sedikit senyum mekar di bibir pink Agni.

Kenapa harus menunggu!

Main, main. Ayo mainkan!

Empat gadis yang melihat senyum kecil di mulut Agni merasa dingin di bagian belakang kepala mereka. Mereka berpikir senyum menawan di wajah cantik itu sangat menyeramkan.

Apa yang terjadi?!!

Salah satu gadis tidak bisa menahan diri untuk mengayunkan pemukul ke arah Agni. Tiga gadis lain sadar dan hampir menghentikan gadis dengan pemukul ketika sebuah tangan dengan santai meraih pemukul tersebut.

Jangan bercanda, bahkan jika mereka berani meminta uang pada Agni mereka tidak akan pernah menyakitinya. Tidak tau bagaimana latar belakang Agni, orang-orang yang membuatnya tersakiti akan langsung menghilang. Mereka merasa Agni memiliki reputasi sendiri di dunia bawah. Itu juga kenapa mereka hanya meminta uang tanpa menyakitinya.

Apa yang mereka katakan tidak lebih dari mengertak sana.

Pemukul yang diayunkan dari bawah sekuat tenaga dihentikan dengan santai oleh satu tangan.

“Hee…. Cukup kuat.”

Mereka membatu kaget. Semua itu terjadi dengan sekejap. Tangan ramping dan mungil memegang pemukul dengan santai sehingga tidak menyakitinya.

Gadis dengan tongkat pemukul sedikit panik. Dia mulai menarik kembali pemukul miliknya. Tapi tangan ramping dan mungil yang menghentikan gadis itu sekuat lem. Tidak bisa dilepaskan dengan mudah.

Agni mengangkat alisnya. Dia menarik pemukul ke arahnya.

“Akan ku ambil.”

Setelah suara itu jatuh, gadis itu merasa kebas di tangannya. Tongkat pemukul baseball di tangannya telah beralih kepemilikan.

“Jadi, ingin uang?”

Kini, empat gadis itu menjadi sangat takut dan bingung. Mereka tiba-tiba merasa Agni menjadi sangat besar. Mereka menjadi berpikir bahwa mereka sedang menghadapi sebuah gunung.

Sementara gadis keren yang memiliki ledakan kekuatan hebat tadi sedang melihat mereka dengan senyum main-main.

Dia menggunakan gerakan mengalir dari beladiri pencak silat untuk menghentikan pemukul yang mengarah padanya. Sebenarnya dia juga bisa menggunakan taekwondo atau karate, tapi ketika merasakan banyaknya kekuatan dalam dirinya. Dia tidak yakin menjaga tongkat pemukul itu tetap utuh. Juga, gerakan santai yang dia peragakan bukanlah karena dia santai. Tapi memang teknik dari beladiri tersebut.

“Kenapa takut. Kita ada empat orang. Serang!!”

Pemimpin diantara gadis itu tidak bisa tenang lagi. Bahkan dia mengabaikan kabar tentang reputasi Agni di dunia bawah.

Kepanikan memang hal buruk yang terjadi pada manusia. Khususnya saat keadaan yang mendesak. Bahkan jika mereka mengabaikan konsekuensinya. Kondisi mereka benar-benar tidak mendukung untuk melanjutkan.

Empat orang mereka, satu kehilangan keseimbangan karena tongkat pemukul baseball yang hilang. Tiga diantara mereka memiliki gerakan yang tidak beraturan dan keringat di dahi mereka.

Agni melempar pemukul ke belakang tubuhnya. Dia merasa lebih adil dengan tangan kosong.

Tapi sistem yang ada di kepala Agni melihat senyum Agni dan merinding.

Keadilan? Siapa yang dibicarakan disini!!?

Sejujurnya, Agni hanya ingin melihat seberapa kuat gadis yang dia tempati. Dia sangat tertarik memukul gadis-gadis arogan didepannya.

Dan begitulah, Agni hanya menggunakan pukulan untuk membuat orang-orang itu tersungkur dalan beberapa menit.

Berdiri diantara tubuh terbaring di tanah, dia tidak begitu merasa pencapaian. Agni memiliki senyum di matanya. Tubuhnya benar-benar sangat menakjubkan. Dia berharap ronde kedua.

Tapi gadis-gadis dibawahnya tidak demikian. Mereka tidak tau berapa banyak tulang mereka yang patah. Melihat tatapan bersemangat Agni, mereka saling memandang dan memutuskan satu hal bersama.

Lari.…

Sialan, mereka berpikir untuk menemukan orang yang telah mengatakan bahwa gadis kaya itu lemah dan penakut. Siapa gadis penakut? Jika itu penakut, bagaimana dengan mereka!!!

Agni melihat gadis yang lari susah payah dengan bosan.

Dia berbalik dan mengambil pemukul tadi. Tepat setelah pemukul diletakkan di bahunya. Dia mencari tempat bersih dan duduk.

Tidak ada ekspresi diwajahnya.

[Nyo-nyonya...]

“Yo~ lihat siapa yang keluar.”

Sistem : [….] Tidak, tidak. Bagaimana dengan nyonya yang memiliki wajah malas dan bosan sejak awal.

Saat ini tuan rumahnya memiliki wajah seperti seorang iblis yang merangkak dari neraka!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***