Azalea yang menatap bagaimana Reyhan saat ini berkelahi itu, mau tidak mau hanya merasa heran kenapa dirinya selalu saja bertemu dengan pemuda itu?
Azalea sebenarnya ingin segera pergi dari tempat itu, namun tiba-tiba merasa tidak tahan melihat bagaimana Reyhan saat ini, Tengah dikeroyok oleh Beberapa orang bahkan walaupun Rey bisa untuk membalas, Lea tetap saja merasa perkelahian itu terlihat sangat tidak adil.
Ya, mungkin dibarengi dengan rasa tidak nyaman dan rasa kemanusiaannya, Lea lalu segera menatap perkelahian itu dan berkata,
"Aku akan menelepon polisi jika kalian tetap berkelahi!!"
Lea terlihat sudah mulai mengambil ponselnya di tas benar-benar terlihat sudah akan memencet nomor telepon itu.
Kata-kata nyaring itu, segera memasuki telinga Rey juga juga para Preman, Rey sendiri menjadi sangat kaget ketika dirinya melihat wajah seorang gadis yang familiar. Karena ini sudah ketiga kalinya, tidak ini lebih dari keempat kalinya mereka bertemu secara tidak sengaja. Paling awal adalah ketika dirinya di kejar beberapa siswa sekolah sebelah, yang berikutnya di kelas, lalu...
Jika dihitung hanya semakin banyak saja pertemuan tidak terduga itu, dan yang paling membuat Rey sebal, adalah ada saat dimana gadis itu melihat sosok dirinya yang paling menyedihkan. Contohnya di saat seperti ini ketika dirinya sedang dipukuli, atau saat tadi dirinya bekerja paruh waktu di kontraktor.
Dari semua orang, Rey selalu merasa cukup malu jika hal-hal ini di ketahui boleh teman-teman di sekolahnya, itu mungkin karena image menyeramkan yang Rey miliki, namun jika semua orang di Sekolah tahu seberapa miskin Keluarganya, Rey merasa tidak senang.
Ini lebih dari dirinya tidak ingin merasa dikasihani oleh orang lain hal-hal itu benar-benar menyebalkan. Terutama soal Gadis itu yang sekarang jelas sekali menunjukkan rasa kasihan padanya.
Hal-hal ini terasa sangat mengganggu.
Salah satu Preman yang mendengar teriakannya Lea, segera mendatangi Lea dengan ekpersi kesal.
"Hey, bocah kamu jelas tidak ada urusannya dengan masalah ini,"
Lea dengan semua keberaniannya segera berkata,
"Jelas aku memiliki urusan dengan ini!! Karena Cowok itu adalah Teman Sekelasku!!"
Lea mengatakan itu dengan penuh keberanian, alasan Lea cukup berani, itu mungkin karena kata-kata seseorang di sebuah surat dulu, sebuah surat yang merubah hidupnya.
'Jika kamu sedikit saja memiliki keberanian untuk berbicara, Aku yakin orang-orang tidak akan mengganggumu lagi. Kamu mungkin sedikit takut? Kalau begitu aku akan menyumbangkan beberapa keberanianku untukmu,'
Ya, Lea Tentu saja tidak memiliki kehidupan yang begitu baik sejak lama, mungkin karena masalah di Rumahnya dimana orang tuanya sendiri sering bertengkar dan lagi, sering berteriak pada Lea, Lea menjadi seorang gadis pendiam di sekolah, dan hal-hal itu membuat beberapa orang menjadikan Lea sebagai target Bullying.
Lea, saat itu tidak memiliki dukungan siapa-siapa, apalagi Lea takut jika masalah yang dimilikinya hanya malah menambah daftar bahan pertengkaran orang tuanya. Namun sayangnya hari-hari menjadi semakin buruk dan buruk, orang taunya bertengkar lagi dan lagi rumah terasa seperti neraka.
Di sekolah, juga terasa seperti neraka, tidak ada seseorang yang memberinya sedikit dukungan. Terasa kesepian dan kosong.
Mungkin karena itu juga suatu hari, Lea mulai menulis sebuah surat, ya itu tidak benar-benar sebuah surat untuk dikirimkan kepada seseorang, itu hanya sebuah surat acak yang Lea tulis, untuk mencurahkan isi hatinya. Namun mana tahu, surat acak itu, malah ketinggalan di Perpustakaan Kota tempat Lea sering menghabiskan waktu.
Dan ketika Lea mencoba mencari surat itu hal yang mengejutkan adalah, Lea menemukan sebuah balasan dari surat itu, hal-hal yang tidak terduga.
Mungkin kata-kata dalam surat itu, hanya beberapa kata-kata sederhana namun itu sudah cukup untuk membuat Lea memiliki keberanian. Yah, bahkan walaupun hanya satu orang yang mendukungnya, itu sudah cukup.
Dari balasan surat itu, juga ada sebuah alamat email, yang terlihat seperti lelucon karena namanya aneh. Namun, Lea tetap mencoba mengirimkan email, walaupun jawabannya akan lama.
Sejak saat itu, mereka mulai bertukar pesan pada pesan email, dengan hal ini juga Lea perlahan-lahan berubah, mungkin mendegarkan nasehat dari 'Penyelamatnya', yang bernama Alfa.
Identitasnya sampai saat ini tidak Lea ketahui, namun dengan keberadaannya, selalu membuat Lea menjadi lebih berani. Ada alasan ketika Lea membela Rey seperti sekarang.
Itu mungkin karena ketika melihat Rey yang hanya menghabiskan waktu sendirian di kelas, bahkan di saat jam Istirahat?
Dan lagi tidak ada seorangpun yang mencoba mendekati atau berbicara dengannya, apalagi mencoba peduli dengan luka-luka yang dia alami. Tidak ada yang memperhatikan pengubah yang hanya membaringkan kepalanya di meja di sudut ruangan kelas.
Sebuah pandangan kesepian yang tidak bisa Lea abaikan. Ada aura kasih kesendirian disana, yang mengigatkan Lea pada dirinya dimasa lalu.
Salah satu pria disana, lalu tertawa setelah mendengarkan kata-kata Lea.
"Ah? Jadi si Brengsek ini teman sekelasmu? Heh, ini benar-benar sangat baik,"
Pria itu, lalu mendekati Lea dan mulai mengenal tangan Lea terlihat ingin mencoba menahan gadis itu, mungkin karena Lea ketakutan, Lea segera mencoba membela diri dan mendengan bagian tertentu tubuh Pria itu di tengah selagakannya.
Hal itu membuat semua orang yang ada di sana terkejut, termasuk Rey. Tentu saja, Rey tidak melepaskan kesempatan ketika orang-orang yang mengeroyoknya itu lengah, mencoba memukul orang terdekat yang ada disamping Rey. Berikutnya, ada tendagan ke Pria lainnya.
Gerombolan Pria yang mirip Preman itu, segera menjadi marah tidak hanya pada Rey namun pada Lea. Rey juga melihat salah satu preman mencoba untuk mendekati Lea, jelas mencoba untuk menyakiti gadis itu.
Rey, yang melihat itu jelas hanya bisa menghela nafas karena dirinya harus memiliki beban tambahan, orang yang seharusnya tidak terlibat malah terlibat.
Rey akhirnya memutuskan untuk meraih tangan gadis itu, dan menariknya pergi.
Lea yang tiba-tiba tangannya dipegang oleh Rey, segera menunjukkan ekspresi terkejut.
"Kamu... Apa yang sudah kamu lakukan?"
"Diem aja deh, Lo! Ayo baiknya kita kabur dulu saja!!"
Mereka berdua lalu, segera melarikan diri dari tempat itu setelah Rey memukul dan menendang beberapa pria lainnya.
Lea yang mengikuti Rey jelas merasa kewalahan. Rey, berlari sangat kencang entah menuju kemana.
"Tunggu, tunggu.... Mau kemana kita ini? Aku benar-benar lelah...."
"Itu salah loe sendiri, ngapain dari awal pakai datang ke sana sekarang menjadi sok seperti pahlawan kesiangan?"
"Aku sudah mencoba menolongmu namun kenapa respon mu seperti itu?"
"Gue udah bilang sama loe untuk gak perlu repot-repot, kenapa lu itu sangat susah dibilangin sih?"
Mereka bunga menghentikan lari mereka ketika mereka sudah berada di ujung gang, ya disana berakhir dengan deretan persawahan yang luas, dan ada beberapa pohon bunga yang ditanam di sekitar sawah itu, membuat pemandangan di sana benar-benar terasa indah, apalagi pemandangan itu diiringi dengan pemandangan matahari yang hampir tenggelam.
Mungkin Lea terlalu terpesona oleh pemandangan indah yang ada di depannya hingga tidak mendengarkan kata-kata jadi nagih dari Rey.
Pemadangan itu, terlihat sangat indah dan familiar, Lea merasa pernah melihat pemandangan ini namun di mana?
Ah...
Bukankah ini foto pemandangan yang pernah Alfa kirimkan?
Hal yang Lea tahu sedikit, Alfa sangat suka fotografi, dan selalu berburu foto-foto yang indah dan tempat ini adalah salah satunya.
Mengetahui hal ini, hati Lea tiba-tiba berdebar...
Jangan bilang, jika Alfa tinggal di arena dekat sini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments