🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sagara yang akhirnya luluh dengan rayuan kakak Sepupunya pun kini memutuskan untuk pulang ke ibu kota. Ia tak bisa egois karna benar kata Samudera jika ada tanggung jawab lain yang harus ia selesaikan yaitu sekolah yang tinggal hitungan bulan lagi ia akan lulus.
Tapi, Sagara tentu tak serta merta langsung pulang begitu saja. Ia meminta waktu setidaknya sampai malam untuk bicara lebih dulu pada Bapak yang memang sedang tidak ada di rumah. Ia ingin pamit secara baik baik pada keluarga tersebut meski ucapan terimakasih kasih sepertinya tak akan pernah cukup ia berikan untuk membalas segala yang sudah Sagara terima, mulai dari pertolongan pertama dari Aisyah hingga pengobatan entah itu dari dokter hingga jasa tukang urut yang lebih dari dua kali.
"Baiklah, kakak pulang dulu tapi jangan ingkar janji. Akan ada yang menjemputmu malam nanti."
"Iya, akan ku kabari jika aku sudah pamit pada Bapak," sahut Sagara.
Kini, keduanya sama-sama bangun. Samudera yang begitu sayang dengan adik sepupunya itu langsung memberi sebuah pelukan, dan Sagara tentu sangat menikmatinya.
"Jangan pernah merasa sendiri, kami selalu ada bersamamu. Rumahmu banyak dan semua pintu terbuka lebar untuk menyambut kedatanganmu," bisik Samudera sambil mengusap Punggung Sagara.
Putra mahkota Rahardian itu tak bisa bicara banyak sebab ia tak ada di posisi Sagara. Karna, kehilangan orang yang di sayangi untuk selamanya adalah luka yang paling dalam apalagi untuk seorang anak.
"Iya, Kak. Terimakasih."
Samudera yang pamit hanya menitip salam untuk Ibu dan yang lainnya, dan setelah pria itu benar benar hilang dari pandangan, barulah Sagara masuk. Orang yang pertama kali di carinya tentu adalah ibu yang ternyata ada di gudang menggantikannya membantu Mas Fatih.
"Bu--," panggil Sagara yang tak jauh berada di balik punggung wanita baya tersebut.
"Iya, Nak, ada apa? saudaramu mana?" tanya ibu saat sudah membalikkan badannya.
"Sudah pulang, Bu. Tapi Kak Sam titip salam untuk Ibu dan Mas Fatih, untuk Bapak juga," sahutnya.
Ibu hanya memangguk sambil tersenyum lalu ia meninggalkan Sagara bersama putranya karna masih banyak yang harus di kerjakannya termasuk memasak untuk makan malam mereka. Rumah dua lantai tersebut memang tak memiliki pembantu, hanya Ibu dan Aisyah yang saling bergotong royong membersihkan rumah secara bergantian siapa saja yang sempat mengerjakannya.
"Tadi saudaramu dari kota?" tanya Mas Fatih.
"Iya, dia datang untuk menjemputku pulang, Mas."
"Lalu?"
Sagara menoleh dan memberikan senyum simpul pada pria dewasa itu.
"Nanti malam aku pulangnya, aku mau izin pamit dulu sama Bapak. Jadi tunggu Bapak pulang dari pondok, Mas," jelas Sagara sesuai rencananya.
"Oh, begitu. Ya sudahlah terserah kamu saja. Kamu itu kan masih punya keluarga dan orang tua menang sepantasnya untuk kembali pada mereka. Maaf ya Saga bukan maksudku mengusir atau tak suka kamu disini, tapi memang harusnya seperti itu apalagi kamu anak tunggal, iya kan?" ucap Mas Fatih memberi pengertian.
Dan Sagara hanya mengiyakan lewat anggukan kepala pelan.
"Tapi, kenapa buka Papahmu yang jemput?" tanya Mas Fatih, pertanyaan yang sama terbersit juga dalam benak Sagara saat ia melihat justru kakak Sepupunya yang datang.
"Entah, mungkin sibuk, Mas." Sagara hanya menebak meski sepertinya memang jawaban ia tak salah.
.
.
.
.
Tapi tetap percayalah jika ia sedang menunggu dan merindukanmu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Ragil Saputri
mudah2an dgn adanya kejadian ini papa Zico akan lebih memperhatikan saga, masih ada anak yg membutuhkan kasih sayang papanya setelah sang mama tiada
2023-08-18
3
Happyy
😚😚😚
2023-06-24
1
Fitriyah Akbar
episode 10,, dri kasih syng penuh tiba² berada di situasi yg td menyenangkan itu sulit untuk di mengerti dgn masa masa remaja yg masih labil. 🥺🥺
2023-06-20
1