🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Assalamu'alaikum."
Ibu yang kebetulan ada di ruang tamu sedang mengganti sarung bantal sofa langsung menoleh saat mendengar suara salam yang dari arah balik pintu utama yang kebetulan tertutup karna angin yang cukup lumayan kencang selama hujan beberapa waktu lalu.
"Waalaikumsalam, iya tunggu," jawab Ibu sambil berjalan kearah benda bercat putih tersebut.
Cek lek
Ibu membukanya secara langsung karna memang tak terkunci sama sekali, ia mengernyitkan dahi sebab tak kenal dengan orang yang datang ke rumahnya.
"Cari siapa, Nak?" tanya Ibu.
"Perkenalkan, nama saya Samudera. Saya dari kota datang kemari untuk bertemu dengan Sagara, benarkah ia ada disini? saya kakak sepupunya," jelas pria tersebut yang memang mendapat perintah langsung dari Sang Gajah kesayangan.
"Sagara? oh iya, Sagara ada. Biar ibu panggilkan, mari silahkan duduk, Nak." ibu langsung menujuk. sopan kursi di teras. Wanita itu jarang sekali memasukkan orang asing kedalam rumahnya jadi tak salah jika keluargan itu mengadakan kursi lain di teras yang cukup lumayan luas tersebut.
"Iya, Bu. Terimakasih," sahut Samudera setelah mencium takzim punggung tangan Ibu.
Ia pun duduk seorang diri setelah wanita paruh baya itu kembali masuk untuk memanggil Sagara, anak dari sepupu ayahnya.
Di dalam rumah sana, Ibu menghampiri Sagara yang sedang bersama Mas Fatih sedang membersihkan gudang di belakang.
"Nak, Saga--," panggil Ibu.
"Iya, Bu," sahut Pemuda tampan itu sambil menoleh. Nada bicaranya tak kalah sopan dan pelan kala menjawab perkataan demi perkatayang di lontarkan wanita tersebut.
"Ada---, ada, ada siapa ya tadi?" gumamnya nampak berpikir dan itu membuat Sagara dan Mas Fatih menoleh.
"Ada siapa, Bu?" kali ini Sang putra yang bertanya.
"Hem, ada saudaranya Sagara, ayo temui dulu, Nak," titah Ibu yang langsung melengkah pergi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus di lakukan wanita paruh baya itu termasuk meneruskan mengganti sarung bantal sofa.
Mas Fatih yang masih menatap ke arah Sagara hanya melihat pemuda itu menggelengkan kepala, pertanda ia tak tahu siapa yang di maksud Ibu barusan.
Tak ingin terjebak dalam rasa penasaran, Sagara pun lekas keluar di ikuti oleh Mas Fatih. Kedua pria itu bergegas setelah mereka mencuci tangan terlebih dahulu, dan betapa terkejutnya Sagara saat tahu siapa yang datang, yaitu Putra Mahkota Rahardian Wijaya.
"Kak, Sam. Kok tahu Saga disini?" tanya pemuda tersebut.
Samudera yang bangun dari duduk langsung menjewer telinga adik sepupunya, meski pelan tapi tetap saja itu menyakitkan.
"Jangan banyak bicara, bereskan barangmu jika ada," titah Samudera.
Ia yang melihat kearah Mas Fatih pun langsung tersenyum ramah. Mereka berbasa basi sekedarnya hingga Si anak pemilik rumah tersebut kemudian pamit untuk masuk kembali ke dalam, meninggalkan Samudera dan Sagara yang mungkin akan bicara tentang urusan pribadi mereka.
"Ayo, tunggu apalagi?" tanya Samudera dengan kedua tangan melihat di dada.
"Pulang kemana? rumah kosong?" tanya balik Sagara yang kesal.
"Jangan begitu, papahmu sangat khawatir dan sedang menunggu di rumah," jawab Samudera.
Apa yang di katakan pria itu memang benar, Zico begitu frustasi saat tahu anak tunggalnya hilang tanpa kabar belum lagi Mommy yang semakin menyalahkannya tanpa ampun. Semua itu memang di sengaja agar putra pewaris Pradipta tersebut sadar jika masih ada satu orang lagi yang berharga dalam hidupnya.
Meski tahu di mana Sagara, pihak keluarga besar masih menyembunyikan anak itu. Dan baru sekarang lah Samudera ditugaskan untuk data menjemput, bukan hanya sebagai kakak sepupu tertua tapi juga menjadi saudara yang cukup lumayan dekat juga dengan Sagara.
Sagara yang menggelengkan kepala membuat Samudera paham jika pemuda itu memang enggan pulang. Anak mana pun tak akan betah di dalam bangunan mewah yang hanya berisi para pelayan saja. Tanpa sapa basa basi dari penghuni sebenarnya.
Saat Sang pemilik Surga telah tiada, rumah yang dulu selalu hangat perlahan menjadi dingin atau malah justru semakin terasa panas saat adanya perseteruan diantara anak dan ayahnya tersebut.
"Setidaknya pikirkan sekolahmu, jika tak ingin pulang ke rumahmu bukankan ada rumah GrandMom? kamu bisa tinggal disana atau di rumah utama. Bukankah ini sudah sering di bicarakan, hem?"
Sagara hanya menunduk, memang benar yang di katakan Kakak sepupunya tapi bukan itu yang ia inginkan, ia butuh sosok papahnya lagi yang kini semakin pudar dalam benaknya.
Rayuan demi rayuan di layangkan oleh Samudera layaknya sedang bernegosiasi dengan bocah balita, semua itu di lakukan oleh Samudera karna Sagara memang hanya butuh hal itu, ia tak bisa di kerasi seperti yang kini sedang papahnya lakukan karna selama ini Sagara tumbuh menjadi anak yang penuh kasih sayang sejak dalam rahim mamanya sampai 15 tahun ia hidup dunia, tapi semua itu hilang dalam sekejap mata saat orang yang paling lembut sedunia itu pergi tak kembali atau tepatnya saat...
.
.
.
Wanita itu berada di tengah jamaah tapi di shaf paling depan, keberadaannya pun bukan sebagai makmun ataupun imam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Lilisdayanti
😭😭😭😭🤧kasian saga 🤧
2023-11-19
3
Ragil Saputri
kasian saga 😥😥😥
2023-08-18
1
Senja Jingga
tapi mayat yang disholatkan
2023-07-22
3