🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Tahu jika Sang putra menghilang tanpa kabar tentu membuat Zico tak tinggal diam, apalagi saat melihat Mommy nya terus menangis dan semakin menyalahkan sikapnya yang dingin pada Sagara. Ia bergerak cepat meminta orang-orang kepercayaan Keluarganya untuk mencari putra mahkota Pradipta tersebut. Tak lupa ia juga memohon pada Unclenya untuk turut membantu.
"Mommy mun yang minta, Uncle hanya menurutinya saja saat itu," Kata Reza saat Sang keponakan datang dengan tanpang frustasi.
"Aku tahu itu, memang Sagara yang minta. Tapi jika akhirnya begini, tentu aku pun tak akan mengizinkannya pergi."
"Di izinkan atau tidak, memang Sagara perduli?" Sindir Air yang tak lain adalah sepupunya sendiri.
Zico hanya bisa membuang napas kasar karna yang di katakan Tuan Muda Rahardian tentu benar adanya.
"Lalu aku harus bagaimana? anak itu dimana sekarang?" tanya nya kesal dan bingung, tak lupa juga ada rasa takut terselip di hati Zico yang berpikir jika kehilangan Aluna akan terjadi lagi pada Sagara.
"Tenanglah, nanti Uncle hubungi jika ada kabar tentang anakmu," jawab Reza yang sebenarnya sudah lebih dulu bertindak.
"Tapi, Mommy--," ujarnya yang semakin serba salah.
"Ada Daddy mu, biar itu jadi urusan si Mantan Duda," sahut Reza tanpa dosa dan ia langsung di senggol oleh Air yang duduk di sebelahnya.
"Bapaknya mantan Duda, itu anaknya justru masih Duda, Pah!" bisik Si sulung dari tiga bersaudara.
"Oh, iya. Papah lupa."
.
.
.
Lain di rumah utama, lain juga di rumah yang kini di tumpangi oleh Sagara.
Angin yang berhembus cukup kencang sore hari membuat Sagara dan Aisyah akhirnya masuk kedalam rumah.
"Sini, biar ku bawa ke dapur piring kotornya."
Sagara langsung memberikan apa yang ada di tangannya, ia lalu berjalan ke ruang tengah tempat dimana ia beristirahat.
Keadaannya yang mulai membaik membuat Bapak dan keluarganya kini bisa tenang dan lega, Sagara tentu tak hanya di beri makan sebab ia tetap di obati dan di urut agar badannya tak terlalu sakit lagi.
"Saga, ini kunci motormu, semua sudah di perbaiki," ucap Mas Fatih sambil memberikan benda kecil dengan gantungan kepala kucing sebagai hiasan.
"Kan sudah ku bilang, jangan di bawa ke bengkel. Pasti mahal sekali, kan? jual saja jika ada yang mau, asal laku saja, aku tak masalah dan berikan uangnya pada Bapak dan Ibu."
"Loh.. kok kasih ke Bapak?" tanya pria baya yang tiba-tiba datang namun masih sempat mendengar ucapan Sagara pada Si sulung.
"Iya, Pak. Buat balas budi, Bapak dan keluarga kan sudah sangat baik pada saya," jawab Sagara.
"Kalau di jual, nanti kamu pulang bagaimana? orangtua mu pasti menanyakannya," timpal Mas Fatih.
Sagara diam, ia menunduk sedangkan Bapak langsung memberi sorot mata tajam pada anaknya karna takut menyinggung perasaan Sagara. Sedikit demi sedikit anak itu sudah mau terbuka pada Bapak dari mana asal dan bagaimana keluarganya. Rasa kasihan pun kini berkali-kali lipat Bapak dan Ibu rasakan pada Sagara yang kaya harta namun miskin kasih sayang dan itu hanya karna perubahan sikap Papahnya semenjak Sang ibu meninggal dunia.
"Maaf, Pak." ucap Mas Fatih penuh sesal, padahal ia tak bermaksud apapun sama sekali.
Sagara yang mendengar apa yang di katakan pria dewasa itu tentu langsung menoleh dan tersenyum simpul.
"Mas Fatih kenapa harus minta maaf? kan tak salah sama sekali," ujar Sagara yang semakin membuat pria itu tak enak hati.
"Sudahlah, yang terpenting fokus dulu pada kesehatanmu. Nanti kita bicarakan lagi tentang motor dan rencana pulangmu itu," timpal Bapak.
.
.
.
.
Memangnya aku tak boleh ya jika tetap disini??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Zanzan
boleh tau judul tentang kisah orang tuanya thor...
2023-11-29
3
Keyza
boleh nangis gak sihhh bacanya..masih ada appa Reza sama airrr😭😭😭kangennn sumpahhh ihhh
2023-10-05
0
Jue Vee
ffgggfgg
2023-09-24
0