🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Rumah yang sepi membuat Sagara bingung sendiri. Yang ia dengar pagi tadi, Bapak ke pondok, Ibu dan Aisyah ke pasar dan hanya Mas Fatih saja di rumah tapi entah dimana pria itu sampai harus membuat Sagara bosan seperti ini.
Ada Tv, tapi tak sedetikpun benda itu di nyalakan oleh si pemilik rumah dan untuk meminta pun rasanya ia sangat sungkan. Tak adanya ponsel yang entah kemana adalah salah satu alasan Sagara juga bingung ingin melakukan apa hingga ia memutuskan untuk bangun.
Satu minggu sudah ia di rumah ini, tak salah dan tak ada sangkut pautnya dalam kecelakaan tapi mau menampung dan mengurusnya dengan sangat baik. Ia harus bilang pada Daddynya nanti untuk membalas apa yang sudah di berikan oleh keluarga Bapak selama ini.
"Loh, kok keluar?" tanya Ibu saat turun dari motor dengan dua plastik besar hitam di tangannya.
"Iya, Bu. Cari angin," jawab Sagara yang bangkit dari duduk lalu menghampiri Ibu untuk membantu membawa belanjaan.
"Tak usah, Nak. Biar Ibu saja," tolak wanita paruh baya tersebut saat Sagara ingin meraih salah satunya.
"Tak apa, Bu."
"Kamu duduk saja, biar ibu yang bawa masuk kedalam ya."
Sagara mau tak mau mengalah, ia kembali duduk di teras seperti saat sebelum Si pemilik rumah datang.
"Hem, permisi," ucap Aisyah setelah kurang lebih 20 menit ia masuk bersama ibu barusan.
Sagara yang menoleh langsung tersenyum, tapi senyumnya bukan untuk Si wanita bercadar tapi untuk apa yang kini sedang di pegang oleh Aisyah.
"Tiramisu Cake," gumam Sagara pelan namun masih bisa di dengar oleh Aisyah yang duduk di salah satu kursi bersama Sagara.
"Kamu suka? rasa coklat dan strawberry tak ada, jadi aku pilihkan ini untukmu," jawab Aisyah.
Sagara hanya diam tak menjawab apapun, matanya Fokus pada kue yang beberapa saat lalu di letakkan oleh Aisyah di atas meja.
Senyum itu tipis karna matanya malah berkaca-kaca seolah sedang mengenang sesuatu yang menyesakkan dadanya. Sakit, sungguh ini sakit bagi Sagara hingga ia hanyut dalam lamunan sampai tak menyahut saat Aisyah beberapa kali memanggil namanya.
"Apa cerita di balik kue itu?" tanya Aisyah tiba-tiba yang langsung membuat Sagara menoleh.
"Ini kesukaan Mama, aku dan papa sempat di buat pusing saat mencari kue ini ketika ia ulang tahun tiga tahun lalu," kata Sagara yang mulai bercerita dan Aisyah mendengarkannya dengan seksama.
Ada luka di balik senyum kecil yang Sagara perlihatkan tapi Aisyah tak mau menebak apapun kecuali memilih cukup menjadi pendengar yang baik tanpa memotong apapun yang terlontar dari mulut Sagara.
"Kamu merindukannya? itu sangat jelas terlihat."
"Tentu, tak ada yang bisa ku lakukan selain merindukannya selama ini," sahut Sagara.
"Lalu, kenapa tak ingin pulang?" tanya Aisyah bingung.
"Karna ia tak ada di rumah, pergi dan tak akan kembali lagi. Satu-satunya cara untuk kami bertemu adalah aku yang menyusulnya."
Dari yang di ungkapkan pria tampan itu, Aisyah bisa menebak alur cerita yang Sagara tuturkan, tapi Aisyah tak mau menembaknya secara langsung sebab tak ingin menyinggung perasaan Sagara, dan entah kenapa ada perasaan lain yang di rasakan Aisyah untuk Sagara saat ini, yang seperti lebih dari rasa kasihan.
.
.
.
Entah dosa apa yang telah aku lakukan semasa hidupku, hingga aku di tegur Tuhan dengan cara kehilangan seseorang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Lilisdayanti
bunga bunga cinta mulai mekar 🤭
2023-11-19
2
Ragil Saputri
kehilangan mama, dan sang papa yg ada tpi tak perduli membuat saga kehilangan kasih sayang keduanya 😥😥
2023-08-18
2
Happyy
👊🏼👊🏼
2023-06-24
2