Rangga sampai di rumah sakit. Pemuda itu kemudian masuk ke dalam ruang rawat inap gadis yang ditolongnya beberapa saat lalu.
"Kau sudah kembali?"
"Hmm."
"Gue bawain makanan buat lu."
"Terima kasih. Tapi aku sudah makan. Seorang perawat baru saja mengantar makanan untukku." Gadis bercadar itu menjawab dengan perasaan tidak enak.
"Simpan saja di sini, aku suka lapar kalau tengah malam," lanjut gadis itu saat melihat Rangga ingin menyingkirkan makanan itu.
"Terserah lu aja." Rangga kemudian duduk di sofa.
"Terima kasih karena sudah menolongku, Mas–"
"Panggil gue Rangga."
"Terima kasih, Rangga. Namaku Cinta. Aku sungguh merasa berterima kasih padamu karena kamu sudah menyelamatkan aku dari orang-orang itu." Cinta menatap sekilas ke arah Rangga kemudian kembali menundukkan pandangannya saat melihat sorot mata Rangga tertuju padanya.
"Dokter bilang, lu mengalami kekerasan lain selain pada bagian perut. Apa itu benar?" Rangga menatap gadis yang baru saja mengenalkan diri bernama Cinta itu.
Rangga sangat kaget saat sang dokter wanita yang menangani gadis bercadar itu mengatakan jika banyak luka memar di sekujur tubuh gadis itu. Bukan hanya memar, tetapi, juga luka bekas cambukan. Di antaranya bahkan masih baru.
Rangga sungguh merasa penasaran apa yang sebenarnya dialami oleh gadis itu.
"Aku tidak apa-apa. Luka seperti itu sudah biasa aku dapatkan di rumah. Kamu nggak usah khawatir."
"Khawatir? Nggak usah kepedean! Gue cuma penasaran!"
"Ma–maksud aku, aku baik-baik saja. Tidak masalah," ralat Cinta dengan gugup. Tatapan mata Rangga dan ucapan pria itu membuatnya merasa tidak enak.
Rangga terdiam mendengar ucapan Cinta. Untuk beberapa saat, mereka berdua sama-sama saling terdiam.
"Aku ingin pulang. Aku belum mengabari orang rumah kalau aku pulang telat."
"Emang lu nggak bisa telepon mereka?"
"Ponselku hancur, dilempar sama orang-orang yang mengeroyokku tadi."
Rangga menghela napas panjang mendengar ucapan gadis itu.
"Kalau nggak bisa berkelahi, kenapa harus memaksakan diri? Lu pikir, lu hebat bisa ngelawan mereka semua?"
Cinta tersenyum kecut di balik cadarnya mendengar ucapan Rangga.
"Andai aku bisa lari dari mereka, sedari dulu aku pasti akan lari dan menjauh dari mereka," batin Cinta.
"Kalau aku tidak melawan, mereka pasti akan membunuhku. Masih mending kalau aku langsung mati, kalau mereka ternyata mengambil kehormatanku dulu gimana? Rasanya aku nggak rela mati di tangan mereka."
"Apa mereka sering nyakitin lu?" Rangga kembali bertanya sambil menatap lekat kedua mata gadis itu. Namun, gadis bercadar itu langsung mengalihkan pandangannya.
"Bisakah kau mengantarkan aku pulang?" tanya Cinta tanpa menatap ke arah Rangga.
"Luka yang lu alami sangat serius. Dokter bilang, lu nggak bisa pulang. Lu kasih nomor orang tua lu, biar gue telepon ke mereka kalau lu di rumah sakit." Ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Rangga ucapkan pada orang lain. Apalagi, orang itu berjenis kelamin perempuan.
Rangga tidak pernah bicara banyak sebelumnya pada orang lain. Jadi, dia merasa kesal karena gadis itu sangat keras kepala.
"Luka seperti ini sudah sering aku dapatkan. Kau tenang saja, aku baik-baik saja."
"Maksud, Lu?" Rangga sangat penasaran.
"Anterin aku pulang. Aku mohon ...."
****
Rangga menghentikan motornya di depan sebuah rumah yang masih terlihat terang benderang meskipun hari sudah menunjukkan waktu dini hari.
Cinta dengan pelan turun dari motor Rangga. Gadis itu meringis merasakan sakit pada bagian perutnya dan juga seluruh tubuhnya.
Cinta sudah sampai di depan pintu rumahnya. Belum sempat Cinta membuka pintu, seorang wanita keluar dari rumah itu.
"Masih berani lu pulang ke sini hah? Dasar gadis sialan! Berani-beraninya kau kabur dariku!" Wanita itu berteriak kemudian langsung menyerang Cinta dengan membabi buta.
Wanita itu menampar pipi cinta dan langsung memukulinya tanpa ampun. Dari dalam rumah, muncul pria berbadan besar yang ternyata adalah orang yang beberapa saat lalu mengeroyok gadis itu.
Selama beberapa detik, Rangga menatap tak percaya pada pemandangan di hadapannya. Saat pria berbadan besar itu mencekik leher Cinta, barulah Rangga tersadar.
"Brengsek!"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
saling diam-diam suka🙂
2024-01-25
0
🌷💚SITI.R💚🌷
ya Allah kasian banget nasiby citra..knp dia bisa di siksa sebetuly mereka siapay citra ya..
2023-05-17
0
Ade Suharto
ada rahasia apa sama cinta
2023-05-05
0