4

Jadi....

Hanya Syifa yang menjadi tempat curhatnya.

" Oh " Vino hanya ber Oh saja.

Syifa dan Tania pergi ke ruang kelas, dan ternyata Syifa harus se ruang dengan Brian.

Brian yang dari tadi bermain game di ponsel milik Jon, kini berhenti mendadak, saat ada yang bilang akan ada Mahasiswi baru.

Syifa pun masuk ditemani Tania dan Vino

Syifa duduk di samping Tania, tepat sekali di belakang Brian.

Brian mendelik ke belakang.

"Loe, udah perbaiki ponsel gue belum, " bisik Brian.

" Belum lah," jawab Syifa.

Tania dan Syifa duduk diam. Disamping merek ada Jon dan Vino, yang duduk bersebelahan.

JOn terus menatap ke Syifa, seakan terpesona melihat kecantikan Syifa yang alami tanpa make up.

" Loe tadi kemana aja " bisik Jon di telinga Vino.

" Gue ajak makan Tania dan temannya, " jawab Vino.

" Loe terlihat akrab banget sama mereka berdua, ada main ya?" tebak Jon.

Vino tak menanggapi Jon, dan fokus pada mata kuliah di depan.

Brian berpenampilan seperti preman, celana sobek sobek, rambutnya yang acak acakan, dan arogan pula, tapi anehnya banyak yang suka sama Brian.

Tidak untuk Syifa, Syifa menyukai laki laki yang alim dan mengerti agama.

"Minggir loe, " usir Brian, saat berpapasan didepan pintu, karena posisi mereka bersamaan akan keluar. Jadi tidak muat untuk dua orang sekaligus, harus ada yang mengalah berjalan miring.

" Aku duluan ya yang mau keluar, kamu kan tadi di belakang aku" ujar Syifa, setengah emosi namun ia tahan.

Dibelakang mereka masih menunggu, sehingga mereka yang nonton adegan tersebut jengah dan ada salah satu mahasiswa mendorong mereka, sehingga mereka terjatuh bersamaan.

Dan posisinya Brian tertindih dibawah oleh Syifa yang diatas. Saking terlalu cepatnya jatuh dan terlalu dekat, hingga bibir mereka bersentuhan satu sama lain.

" Bibir aku" Syifa langsung memegang bibirnya, dan langsung bangun.

Brian hanya tersenyum sinis.

Syifa merasakannya dan jantungnya pun berdegup kencang.

"Cie cie cie, " semuanya bersorak bahkan ada yang memotret kejadian itu.

Dan dengan cepat langsung viral dikalangan kampus.

Brian pun langsung berdiri, dan melihat Syifa yang menyentuh bibirnya sendiri, membuat Brian merasa lucu.

" Makanya disuruh cepat keluar, ya keluar,tapi loe keras kepala " Brian menyalahkan Syifa.

" Kok, kamu nyalain aku sih, gak bisa gitu dong, gak fine ini namanya " Syifa tak mau kalah.

Ada banyak pasang mata dikeliling mereka, banyak juga yang mem video adegan drama mereka, dan memposting di berbagai media mereka.

Dengan hitungan detik pun, para dosen pembimbing pun turun tangan untuk menemui mereka.

" Ada apa ini, kenapa berkerumun di depan kelas seperti ini, Bu Dina, tolong kasih tahu apa yang terjadi? " tanya dosen lainnya.

" Saya juga tidak begitu paham, Pak, sebab tadi saya masih di dalam, " ucap Bu Dina.

Syifa menunduk menahan malu, dan merasa sangat kesal dengan Brian.

Di kediaman rumah Brian, Ayahnya yang bernama Justin, melihat di media sosialnya, disitu Ayah Justin melihat ada laporan dan foto anaknya yang sedang tindih tindihan, dengan seorang gadis berhijab bahkan sampe berciuman.

Ayah Justin langsung menelpon seseorang dan pergi ke area kampus anaknya.

Syifa dan Brian ditarik paksa ke kantor, untuk klarifikasi kan kejadian tadi.

Tap tap tap... Suara sepatu Ayah Justin yang berjalan setengah berlari.

Plak... Suara tamparan Sang Ayah Justin.

" Dasar tidak tahu malu! " marahnya.

" Kamu kuliah itu mencari ilmu, bukan mencari kezinaan. Dasar anak kurang ajar, tidak bosan bosannya kamu bikin malu Ayah, hah,!! " Ayah Justin menggebu-gebu membentak dan memarahinya.

Brian menundukkan kepalanya, dan mengepalkan tangannya, dalam hatinya marah namun tak bisa berkutik.

Syifa yang melihat kelakuan Ayahnya, merinding dan takut.

" Ya ampun, cowok tengil ini kasihan sekali, Ayahnya galak, dan main tangan" bathin Syifa.

Syifa pun melirik ke arah Brian, yang mukanya sudah merah padam karena marah yang tertahan.

" Jadi, bagaimana Pak, Kampus kita sudah tercoreng nama baiknya, akibat ulah Tuan dan gadis ini, gadis ini mahasiswi baru" tanya salah satu dosen dengan memberanikan dirinya. Sebab tidak ada yang berani bicara kalau sudah bermasalah dengan keluarga Tuan Justin.

" Kita nikah kan saja di sini, cepat bawa penghulu, kita nikah kan secara resmi, agar tidak ada gosip yang tidak tidak, " Justin menyuruh Bodyguardnya. Syifa kaget tidak percaya setengah mati, baru memasuki perkuliahannya, eh dapat bencana pernikahan paksa dengan cowok tengil yang membuatnya terbilang sial.

" Maaf, Tuan, saya harus bicara dulu dengan orang tua saya, Tuan jangan mengambil kesimpulannya saja, tanpa mempertanyakan bagaimana nasib saya, Tuan." Syifa dengan beraninya mengatakan panjang lebar pada Justin, sehingga seluruh dosen yang berada disana, ada yang mengancungkan jempol secara sembunyi. Karena tidak ada yang berani bicara.

" Kamu, justru kamu harusnya senang, saya nikah kan kamu dengan anak saya, bahkan seluruh perempuan di kampus ini, berebut anak ini, tapi kenapa kamu menolaknya, " ujar Tuan Justin.

Syifa diam sesaat ketika orang tua sudah bicara.

" Tuan, mungkin semua perempuan i gin menikah dengan anak Anda, tidak dengan saya, liat dia saja, ih males banget, " cibir Syifa, sambil melihat ke arah Brian, yang masih duduk di sampingnya.

" Hei, gue juga ogah ya mau nikah sama loe yang cengeng, " Brian pun tak mau kalah.

Justin merasa tertantang dengan Syifa, hanya Syifa yang menolak untuk menjadi calon mantunya.

" Anak muda jaman sekarang, sok sok an main adu mulut, kalau satu tidak ada, pasti ada yang merasa kehilangan, " sindir Justin.

" Betul " timpal Tania.

Sahabat Syifa pun ikut berada di ruangan klarifikasi, begitu juga dengan Vino, Bimbim dan Jon.

Syifa dan Brian, mendelik ke arah Tania dan melotot tajam ke arahnya.

Tania pun membungkam mulutnya sendiri, cengengesan tanpa dosa.

Pak Penghulu pun sudah datang.

Syifa kini harus siap siap dengan konsekuensiny.

" Pak dosen, saya harus ijin dulu dengan orang tua saya, saya tidak mau nikah sama cowok tengil kayak dia, amburadul banget! " pinta Syifa ketus.

" Apa loe bilang, " Brian tak terima di bilang tengil dan amburadul. Selama ini tidak ada yang berani, nyatain dirinya.

" Ya sudah, sekarang kamu telepon keluarga kamu" Justin memelankan suaranya.

Syifa pun langsung mengambil ponselnya dari dalam tas.

Dan langsung menelpon kedua orang tuanya yang masih bekerja di luar Negeri.

Tut tut tut... Tidak ada yang mengangkatnya.

Di rumah, bibi nya tak ada yang angkat teleponnya.

Syifa pasrah, mungkin ini jalan takdirnya, Ia harus menikah dengan cowok yang baru saya Ia kenal.

" Bagaimana, apakah ada yang meresponnya, " tanya Justin.

" Gak ada" ketus Syifa.

Tanpa pikir panjang, Pak Penghulu pun langsung menjabat tangan Brian.

" Ayah," lirih Brian.

Terpopuler

Comments

Rosee

Rosee

Cieeee

2023-04-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!