Ke khawatiran para orang tua

Keluarga Hasan

"Mas, mas, saat di dapur tadi pagi. Ada hal aneh yang di tanyakan oleh putri kita." Cerita Zaenab kepada sang suami Hasan. Ia mencoba untuk curhat kepada sang suami mengenai putri mereka Fatimah. Yang Zaenab pikir, Fatimah kini sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Bagi Zaenab hal itu wajar.

"Memangnya apa yang ditanyakan Fatimah sama Bunda?" tanya Hasan, kepada sang istri. Yang malam itu mereka sudah berada di atas tempat tidur untuk beristirahat

"Fatimah menanyakan tentang bagaimana pertemuan pertama kita dulu. Dia bertanya bagaimana kita dulu pada akhirnya sampai menikah. Karena Fatimah sudah bertanya, dan sepertinya dia juga penasaran. Aku pun memberitahu kepadanya tentang bagaimana pertemuan kita di masa lalu. Dan aku pun juga menjelaskan kepada Fatimah jika mas dulu menikahi ku dengan cara ta'aruf." jelas Zaenab.

"Bagus, itu sudah tepat. Keputusanmu sudah tepat untuk menceritakan dan memberitahu Fatimah tentang apa yang ia ingin tahu. Dan pertanyaan Fatimah itu pertanyaan yang normal. Karena bagaimanapun dia kan seorang gadis. Cara pikirnya sudah mulai dewasa. Wajar jika ingin tau proses pernikahan kita. Sebagai orang tua. Kita tetap harus bisa terus mendampingi putri kita. Fatimah adalah seorang perempuan yang di mana anak perempuan itu harus benar-benar kita jaga marwahnya. Sebelum ia nanti menikah dan tanggung jawab itu beralih kepada suaminya." jelas Hasan, membenarkan perkataan sang istri yang memberitahu bagaimana proses pernikahan kedua orang tuanya dulu.

"Ya mas, aku tahu. Cuman yang aku buat penasaran. Apa mungkin Fatimah saat ini sudah mengenal seorang pria, seorang lawan jenis. Karena seingatku Fatimah tidak pernah bergaul dengan lawan jenis. Semua temannya perempuan. Aku heran saja dia bertanya itu."

"Iya juga sih Bunda. Nanti Ayah akan tanya sendiri sama Fatimah perihal ini. Agar kita tidak berprasangka pada anak kita sendiri." ucap Hasan.

"Ayo kita istirahat. Sudah malam." Hasan pun kemudian memiringkan tubuhnya untuk beristirahat.

Kemudian di susul oleh Zaenab yang juga hendak beristirahat pada malam itu.

Ya Allah, lindungilah putriku dari segala hal buruk. Hamba pasrahkan perlindungan putri mu kepada Mu ya Allah.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Keluarga Prasetya

Hanin yang saat itu terbangun di tengah malam, merasa gelisah berada di kamarnya. Karena sudah jam 00.00 malam lebih Ali putranya belum pulang.

Saat nomor ponsel sang putra di telepon, namun panggilan teleponnya tidak dijawab oleh sang putra. Dan hal tersebut semakin membuat Hanin cemas.

"Aku cemas mas. Perasaanku tidak enak. Kelakuan Ali belakangan ini sungguh berubah. Dan sebagai ibunya, aku bisa mengamati itu." curhat Hanin dengan wajah gelisah kepada Prasetya. Yang kala itu ia baru saja masuk ke kamar setelah ia lembur kerja di ruang kerja di rumahnya.

"Memangnya apa yang kamu rasakan Han?" tanya lagi Prasetya. Saat melihat istrinya itu nampak gelisah.

"Aku kepikiran Ali. Kalau di rumah, Ali memang seperti anak yang lugu dan baik. Tapi dia sering terlambat pulang kuliah. Dan dia juga selalu izin untuk keluar malam. Sekarang saja sudah jam segini dia belum pulang." lapor Hanin pada Prasetya.

"Seperti mas harus mengintrogasi Ali. Aku jadi khawatir tentang kebiasaan ahli akhir-akhir ini." imbuh Hanin.

"Kemarin Ali minta uang lebih sama mas. Dan mas juga tidak tahu uangnya itu digunakan untuk apa. Katanya sih ada beberapa kerusakan di motornya. Makanya mas kasih saja uangnya."

"Kok mas baru cerita sama Hanin. Ali juga pernah minta uang sama Hanin. Katanya juga untuk bawa motornya ke bengkel. Anak kita sepertinya sudah mulai berbohong mas. Sepertinya kita harus lebih memperhatikan Ali." ujar Hanin, yang takut jika anaknya itu terbawa arus pergaulan yang tidak baik.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***