Perasaan gelisah terus menghantui Nark. Saat ini, dia sedang berkutat dengan berkas dan data yang tentunya ditemani sebotol darah. "Tidak senikmat darah miliknya." Gumam Nark.
Wajahnya terlihat sangat lelah, sejak hari dimana Ethel menolaknya dengan alasan yang jelas, ia terus-menerus merasa sakit.
Entah dimana rasa sakit itu, rasa sakit itu tidak bisa disembuhkan dengan kekuatannya. "Ada apa, Yang Mulia?" Dion bertanya dengan berhati-hati.
Ia datang membawakan lebih banyak darah yang tersimpan di dalam wadah berbentuk tabung.
"Darah siapa yang kau ambil? Tidak enak, semua rasanya seperti darah bangkai."
Tentunya Dion terkejut, darah yang ia ambil sudah jelas dari peternakan budak darah di Dunia Vampir. Tidak mungkin tidak ada Vampir yang tidak suka dengan darah manusia. "Tapi, Yang Mulia. Darah ini-"
"Panggilkan Ethel untuk datang kepadaku."
Pria itu membungkuk dan pergi.
Koridor yang gelap tanpa ada cahaya selain cahaya bulan, Dion berjalan di atas karpet merah dengan pandangan lurus.
Ethel dan William, dua manusia yang mereka ambil dari Dunia Manusia. Dunia yang baru-baru saja mereka musnahkan. "Gadis itu,"
Diantara ruangan lain, hanya satu ruangan yang pintunya terbuka sedikit. Dion melihat sejenak ruangan itu, ruangan itu adalah ruang tidur Ethel.
Di meja rias, gadis itu berdiam diri dengan kedua tangan yang terus menyisir lembut surai panjangnya.
Tidak ada perasaan senang dan bahagia di wajahnya. "Permisi, Nona Galiadne."
"Ah, Constantine!" Dion terhenyak sejenak, gadis itu memanggil namanya dengan senyuman lebar.
Yah, mungkin gadis itu hanya ingin tahu bagaimana keadaan adiknya. "Ada apa datang ke kamarku?"
"Yang Mulia meminta Anda untuk datang ke ruang kerjanya segera." Ujar Dion.
Wajah penuh senyuman itu memudar, melainkan perasaan senang, Ethel merasa takut. "Apa aku melakukan kesalahan?"
Dion memejamkan kedua matanya dan berkata, "Saya tidak tahu, Nona. Yang Mulia meminta Anda untuk segera menemuinya di ruang kerja."
✤
Pintu ruang kerja Sang Raja terbuka, aroma amis darah masuk ke dalam indra penciuman Ethel. Botol-botol darah yang nampak seperti anggur merah itu berserakan di lantai beralas karpet merah.
Pintu di tutup oleh Dion, meninggalkan mereka berdua. "Apa ada yang ingin Anda sampaikan pada Saya, Yang-"
"Ethel, berhentilah bersikap kalau kau itu bawahanku."
Pria bersurai putih nampak berwajah lesu dan lelah, rambutnya tak tertata rapi dan kantung matanya yang menghitam.
Ethel mendekat.
Berdiri di depan Nark yang terhalang oleh meja kerjanya, Ethel menggapai wajah tampan Nark yang terlihat lelah.
Mengelusnya dengan lembut, dan berhenti di bagian matanya. "Apa yang kau inginkan dariku?"
"Menikahlah denganku." Perkataan yang sama itu tidak berubah.
Elusan halus itu terhenti, tangan putih dan mulus bak Dewi itu ditahan oleh Nark ketika Ethel ingin menarik tangannya.
Kedua taring itu keluar dan tertancap di lengan Ethel, ringisan kecil terdengar.
Kantung matanya yang menghitam itu perlahan mulai menghilang. "Nark, apa kau menikahiku karena darahku?"
Hisapan itu berhenti.
Darah dari luka gigitan itu mengalir begitu Nark menarik kembali kedua taringnya. "𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐢𝐲𝐚, 𝐚𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐦𝐮?" Manik merah itu menyala, Nark yang sebelumnya sangat berbeda dengan sekarang.
"𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐚𝐤𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐥𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐧𝐦𝐮." Ethel berujar.
Berbalik nya Ethel dari pandangannya, Nark dengan perasaan gelisah itu mengejarnya dan mendekap nya dari belakang. "Tidak... Tidak, aku hanya berbohong."
"Aku menikahimu atas dasar... Cinta, Ethel." Bisiknya dengan ciuman yang mendarat di leher Ethel.
"Nark, kita berbeda. Kau seorang Vampir dan aku seorang manusia, perkawinan silang akan melahirkan keturunan yang cacat."
"Sampai dunia hancur pun, kita tidak akan bisa menikah." Lanjut Ethel.
Ethel memberontak meminta untuk dilepaskan dekapan itu, namun Nark mendekap nya lebih erat.
"Kalau begitu, tinggal aku saja yang menjadi manusia kan? Atau..kau yang ingin menjadi Vampir?"
Gadis itu terkejut, ia mendorong kasar tubuh besar Nark. Tubuh pria itu sama sekali bergeming, meski Ethel mendorongnya dengan sekuat tenaganya. "Kau gila?"
"Ya, aku gila karenamu. Kalau kau tidak ingin menjadi sebangsa denganku, maka aku yang akan berusaha menjadi manusia."
Suasana mulai terasa aneh, Nark yang tidak lagi berbicara dan bergeming di tempat dengan manik mata yang menyala. Gadis manusia itu pun keluar dengan perasaan takut yang mulai menyebar ke seluruh tubuhnya.
Dion melihat gadis yang menjadi objek kesenangan Rajanya itu berlari sepanjang koridor dengan perasaan takut.
Pria terpercaya Nark itu masuk ke dalam ruangan yang beraroma darah manusia yang diambil dari perternakan manusia yang dipimpin oleh seorang bangsawan vampir.
"Yang Mulia." Panggil Dion.
Pria dengan gelar tertinggi di Dunia Vampire itu tidak menyahuti Dion, ia bergeming seolah sedang bertengkar dengan dirinya sendiri. "Basilius." Pria itu mengoreksi ucapan Dion.
Menurut bahasa Yunani, kata Basilius adalah yang berarti seorang 'Raja'. Dan biasanya, kata ini terucapkan oleh mereka ketika Sang Iblis bangun dari tidur panjangnya, Isaac de Ledger.
Nama Iblis yang bersemayam di tubuh Nark de Melchias, Sang Raja Vampir. "Constantine, lama tidak berjumpa. Mungkin sekitar ribuan tahun lalu? Bagaimana dengan keadaan dunia Vampir yang kumuh dan lemah ini?"
"Jaga ucapanmu, Isaac. Jangan lupa bahwa kau berbicara seperti itu di tubuh seorang Raja para Vampir." Dion berucap.
"Tuanmu ini juga berotak kecil, bagaimana bisa seorang Raja dan Pemimpin dunia jatuh cinta dengan seorang manusia biasa yang lemah dan mudah mati itu."
Nark adalah Raja yang berhati dingin, tidak berbaik hati jika dalam urusan membunuh.
Namun Isaac adalah seorang Iblis yang bersemayan di tubuh Nark, jauh lebih kejam darinya.
Dialah yang membuat dunia Vampir hampir hancur pada ribuan tahun lalu.
"Nark...bocah itu cepat belajar juga dariku. Menghancurkan satu dunia yang sama sekali tidak berguna, dunia para makhluk lemah, Dunia Manusia."
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments