BVGA 5

Yushka kembali menatap laptop dengan serius. Dia mulai mengasah kemampuannya. Kacamata yang bertengger dan rambut yang di gelung ke atas membuatnya kian mempesona. Kali ini Sekretaris Roy dan atasannya kembali melewati ruang kerja para pegawai.

" Yushka kenapa tidak makan siang?" lirih sekretaris Roy. Namun karena pendengaran aksa belum tuli. Dia kemudian menegue Roy.

" Katakan dengan jelas Roy!" serunya.

" Tidak pak ... Itu pegawai baru kita dia tidak mengindahkan jam makan siang. Aksa menatap tajam ke arah ruangan gadis itu. Dia melangkah cepat dan membuat Roy kaget. Karena memang selama ini tidak ada pegawai di dalam kantor yang tinggal karena pak Aksa tak mengizinkan siapapun berada di ruangan saat jam istirahat.

" Hei ... Kamu! Tidak tahu jika saatnya jam makan siang! Cepat kemasi tas-mu pergilah makan siang!" seru Aksa dengan lantang.

" Ya .... Allah pak. Pelanin dikit dong suaranya kaget nih pak. Bapak duluan saja Yushka masih asikk pak tanggung," jawabnya enteng.

" Berdiri atau saya lempar kamu dari gedung ini!" teriak aksa pada Yushka. Roy hanya memberikan interupsi agar gadis itu berdiri.

" Mati dong pak!" lagi-lagi yushka mulai hilang akal.

" Cepat! Bodoh amat mau mati atau tidak," serunya dengan kasar.

" I... Ya Pa..k bentaran ya ini masih ngambil tas," Yushka menyabet tasnya dan langsung pergi. Saat berpapasan dengan Roy di membisikkan sesuatu.

" Kejem amat pak Roy atasan lo ... Ngeri gue dengernya," bisik yushka dan segera berlari. Namun pendengaran aksa yang tajam kini malah melirik ke arah Roy.

" Bukan gue yang ngomong loh kak!" roy mulai gelagapan meskipun aksa adalah kakaknya. Aksa kemudian berjalan melewati Roy begitu pun sebaliknya roy mengekor.

" Dia pacarmu Roy? Makanya kamu merekomendasikannya padaku?" tanya aksa kalem jika tentang kehidupan adiknya.

" Bu ... Kan kak. Masak iya gadis absurd seperti dia cocok denganku?" tanya Roy dengan garuk-garuk kepala.

" Sepertinya dia menyukaimu Roy," jawab aksa sambil memasuki mobil.

" Kakak ... Terlalu sensitif saja. Dia memang lucu pada siapapun sepertinya demikian. Mungkin karena roy yang merekomendasikan jadinya seperti akrab," tutur roy agak panjang.

" Semoga saja. Tapi misalkan iya juga no problem Roy," jawab aKsa mendukung adiknya.

" Ogah ... Itu kan bekas kakak bibirnya, wkwkwkwkwk .... " roy cekikin tak jelas.

" Cuma kiss ... Tanpa efek Roy. Toh, itu hanya untuk menghindari tatapan gladis yang menggelikan. Kiss yang dia berikan aseli gak ada apa-apanya itu bukan ciuman tapi malah kayak lalat nemplok," jawab aksa sambil tersenyum. Baru kali ini kakaknya bicara banyak. Roy seneng banget saat aksa menghangat seperti ini.

" Kakak ini ... Bisa aja. Tapi gladis beneran suka sama kamu deh kak!" seru Roy dengan antusias.

" Tapi aku jijik padanya! Lihat saja lekuk tubuhnya yang sering di jamah laki-laki itu membuatku ilfeel seketika. Udah deh Roy jangan membahas dia males," jawabnya dengan non formal jika sedang berdua.

Sesampainya kedua insan itu di restoran siap saji keduanya langsung turun. Roy kemudian berjalan mendahului untuk berpesan makanan.

Ketika Aksa duduk banyak mata memandang namun aksa acuh tak acuh. Tujuannya kemari hanya makan dan kembali ke kantor. Ia tak berminat dengan hal lain. Namun saat sedang membaca majalah mata aksa menangkap gadis yang dekat dengan adiknya itu. Matanya memicing seperti hendak memanah gadis itu.

" Cih ... Gadis itu lagi. Yushka ... Ternyata seleranya tinggi," gumamnya. Namum matanya menangkap anak-anak yang berada di sampingnya. Ya yushka mengajak anak-anak jalanan itu makan bersama.

Sekretaris Roy yang mengtahui yushka di sana segera menyusul dan menyapanya.

" Yush ... Kenapa bersama mereka?" tanyanya dengan serius.

" Kan tadi pak Roy kasih uang ... Ya udah aku ajak mereka aja. Mumpung ada rezeki. Udah biasa sih meskipun gak tiap hari," jawabnya dengan riang. Roy mengangguk dan tersenyum.

" Baiklah selamat bersenang-senang anak-anak," sapa Roy pada mereka.

Aksa kembali tersenyum sinis pada adiknya itu.

" Adik Lacknut ... Bilangnya gak suka tapi di pepetin terus. Dasar si Roy!" gumamnya saat melihat senyum Roy mengembang saat bersama Yushka.

.

.

.

Nah loh ... Babang Roy udah naksir gak sih sama yushka? Si aksa cemburu atau gak sih nih ah ... Ambigu deh kalian ini. Jangan sampai selera sama ya entar ending-nya berabe. Hihihi

Minal aidzin wal Faizin mohon maaf lahir bathin readers. Salam sayang untuk kalian semua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!