Berita buruk

Erlangga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia pun melakukan panggilan telepon ke rumahnya. Meminta kepala pengawal mengirimkan banyak pengawal sementara dia mengaktifkan pelacak di ponselnya. Dengan begitu, para pengawal di rumahnya pasti akan bisa melacak keberadaannya.

"Kirimkan juga beberapa pengawal untuk memantau kediaman pemilik Adnan Group."

Setelah mendengar jawaban dari kepala pengawas, Erlangga pun kembali fokus menyetir. Dia semakin melaju dengan kecepatan tinggi untuk mengajar ketinggalannya.

Hingga sampai saat dia melewati pos polisi, beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sana langsung mengejarnya karena dia melewati batas kecepatan maksimal di tempat itu.

Erlangga dapat mendengar sirine sepeda motor para polisi itu. Dia melihat kaca spion dan menghitung jumlah polisi yang mengejarnya.

"Astaga, tidak bisakah aku menyelamatkan kekasihku dengan baik? Haruskah ada rintangan seperti ini?" Erlangga memukul kemudi, lalu menepikan mobilnya untuk kemudian berhenti.

Para polisi yang berjumlah dua orang itu langsung berhenti di bagian belakang dan depan mobil Erlangga.

Erlangga keluar dari dalam mobil dengan masih memakai penyamarannya.

"Selamat, Siang," ucap salah seorang polisi.

"Siang, Pak."

"Bisa tunjukkan simnya?"

Erlangga menatap ragu. Namun, dia tidak punya pilihan untuk saat ini. Dia pun mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan simnya pada dua polisi itu.

Kedua polisi itu mengernyitkan dahinya melihat perbandingan foto Erlangga dan dirinya yang asli. Mereka lebih terkejut lagi ketika melihat nama belakang Erlangga.

"Sudah bisa dipastikan, pasti kau adalah pencuri, kan? Kau mengambil mobil beserta sim Tuan Erlangga, iya, kan?"

"Apa? Tidak, saya adalah Erlangga."

"Mana mungkin Erlangga tampangnya seperti ini. Kalau mau menipu jangan pada polisi! Kau kami tahan atas tuduhan pelanggaran lalu lintas dan pencurian mobil serta SIM!" Salah satu polisi langsung mengeluarkan borgol bermaksud menangkap Erlangga.

Namun, sebelum mereka melakukan itu, tiba-tiba saja sebuah mobil dengan logo perusahaan Armadja datang dan dan berhenti tepat di depan mereka.

Para pengawal itu sudah menemukan letak di mana Erlangga berada berkat alat pelacak di ponselnya.

"Kalian pasti sudah mencari pencuri mobil ini, kan? Ini dia pencurinya. Kami sudah menangkapnya dan akan langsung memproses nya. Jangan lupa katakan pada bos kalian, ya."

Para pengawal itu bingung karena yang mereka katakan pencuri itu adalah Erlangga sendiri.

Salah satu pengawal melihat SIM yang dipegang oleh polisi itu. Dia pun mengerti mengapa Erlangga ditahan. Dia melangkah mendekati Erlangga dan mulai mencopot penyamaran di wajah majikannya itu. Mulai dari jerawat palsu, foundation gelap, hingga kacamata dan rambut yang kembali dirapikan.

"Bagaimana, Pak? Apakah sudah mirip?" tanya sang pengawal pada dua polisi itu.

Kedua polisi itu terlihat kebingungan karena tiba-tiba saja pria culun itu menjadi Erlangga. Wajahnya sesuai dengan foto yang ada di SIM.

"Maaf, kami tidak tahu Tuan Erlangga berganti wajah. Tapi, kami harus memprosesnya karena ini adalah tugas kami. Beliau telah melanggar peraturan lalu lintas dengan melewati batas kecepatan maksimal."

"Pak, saya terpaksa melakukan itu karena tadi, kekasih saya diculik dan mobilnya sudah menjauh. Maafkan saya, Pak. Begini saja, saya akan meninggalkan SIM saya pada kalian. Saya akan datang untuk menebusnya."

Kedua polisi itupun mengangguk dan membiarkan Erlangga pergi dengan para pengawalnya. Meninggalkan SIM yang masih dipegang oleh dua polisi tadi.

Ponsel Erlangga berdering dan itu adalah panggilan dari pengawal yang memantau rumah Adnan.

"Halo, bagaimana?"

[Tuan, saya melihat ada dekorasi kecil di dalam rumah Tuan Adnan. Sepertinya akan ada prosesi pernikahan di sini.]

"Apa?!"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***