Semakin dekat

Tanpa terasa, satu tahun telah berlalu. Erlangga yang sudah biasa dengan kegiatannya sehari-hari merasa waktu yang ia lewat begitu cepat berlalu. Meskipun ia sering merasa kesal karena ulah Omnya yang bernama Arjuna itu, tapi ia bersyukur karena Omnya sudah diganti orang yang merupakan orang kepercayaan orang tuanya.

Kinia ia dan Nala pun semakin dekat dan hari ini, ia sudah memantapkan hati untuk menyatakan cinta pada Nala.

Di sebuah cafe kecil, Erlangga dan Nala sedang menikmati makan malam karena hari ini mereka gajian. Erlangga mentraktir Nala karena bulan kemarin Nala sudah mentraktir dirinya, itupun karena Nala yang memaksa.

"Nala, ada yang mau aku katakan padamu," ucap Erlangga dengan ragu. Ia begitu gugup, karena ini kali pertama ia akan menyatakan cinta pada seorang gadis.

"Katakan saja," sahut Nala di tengah suapannya.

"Apa kau sudah punya kekasih?"

Nala yang mendengarnya langsung menghentikan aksi makannya. "Tidak." Menggeleng.

"Ma,,,,maukah kau,,,," Erlangga menggantung kalimatnya.

"Mau apa?" Nala menatap heran.

"Maukah kau,,menjadi,,,,," Lagi-lagi Erlangga kehilangan keberanian untuk bicara. Jelas sekali ia takut ditolak, apalagi wajahnya sangat pas-pasan. Belum lagi tentang kebohongan statusnya yang entah kapan harus ia sembunyikan.

"Menjadi apa? Jangan bicara menggantung seperti itu. Kalau kau minta aku jadi pacarmu, aku mau."

Seketika mata Erlangga terbelalak mendengar ucapan Nala.

"Kenapa? Kau tidak percaya. Atau jangan-jangan kau bukan mau mengatakan itu? Aduh, aku jadi malu, maafkan aku, lupakan saja ucapan ku tadi." Nala menundukkan kepalanya.

"Ya sudah, kalau begitu, mulai sekarang kita menjadi sepasang kekasih." Erlangga menatap Nala dengan serius.

"Jadi benar, tadi kau ingin mengatakan cinta padaku?" Nala menatap tidak percaya.

"Benar, aku memang menyukaimu sejak lama."

Nala tersenyum mendengar ucapan Erlangga. "Aku juga menyukaimu."

"Terima kasih, jadi mulai detik ini kita resmi jadi sepasang kekasih." Erlangga mengambil minumannya dan bersulang dengan Nala sebagai tanda jadi mereka.

"Jadi kapan kau akan menikahiku?"

Byuurrrr, air yang baru masuk ke dalam mulut Erlangga langsung keluar begitu saja. Untung saja airnya hanya sedikit dan ia mengarahkan ke bawah, jadi tidak perlu mengganti makanannya.

"Kenapa? Apa kau tidak serius denganku?" tanya Nala dengan wajah kecewa.

"Aku serius, tapi apakah harus secepat itu? Maksudku, kita baru resmi pacaran satu menit yang lalu, setidaknya kita jalani saja dulu. Aku akan segera mengabari orang tuaku."

"Santailah, aku hanya mengetesmu. Tanggapanmu tidak terlalu buruk." Nala tersenyum menahan tawa.

"Kau ini." Erlangga tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah makan malam selesai, mereka pun langsung pulang ke rumah.

"Aku ke rumah dulu. Selamat tidur." Erlangga melambaikan tangannya.

"Selamat tidur." Nala membalas dengan lambaian tangan dan senyuman manisnya.

"Oh ya, karena besok hari Minggu, ayo kita jalan-jalan ke Mall."

"Ide bagus. Aku akan bersiap jam sepuluh."

"Aku akan menunggu jam sepuluh lewat satu detik."

Nala tersenyum pada Erlangga dan ia pun masuk ke dalam rumah dengan hati yang berbunga-bunga. Demikian juga Erlangga yang sangat senang karena akhirnya cinta pertamanya membalas cintanya.

Pada keesokan harinya, Erlangga dan Nala pun pergi ke Mall. Mereka pun makan terlebih dahulu di sana. Karena mengelilingi Mall membutuhkan tenaga sehingga harus diisi dulu.

Namun, sepanjang makan, mereka terus diperhatikan beberapa pria dan wanita yang merupakan pasangan kekasih. Bahkan bisikan mereka terdengar jelas oleh Erlangga dan Nala.

"Lihatlah, pria itu sangat jelek, dan penampilan wanita itu juga seperti orang miskin. Pasti mereka makan di sini dari uang bantuan pemerintah. Kasihan sekali, mau bergaya tapi tidak punya uang," celetuk seorang wanita.

"Benar, pasangan yang sangat serasi. Sama-sama miskin."

"Kalau jadi aku, lebih baik aku memakai topeng saja."

"Wajah jelek seperti itu sangat mencemari lingkungan ini. Apalagi penampilan lusuh yang merusak mata."

Erlangga dan Nala hanya bisa menahan kesabaran. Sebenarnya Nala ingin mendatangi mereka, namun Erlangga mencegahnya.

Terpopuler

Comments

Yuli maelany

Yuli maelany

biarkan mereka menggonggong biasanya manusia kek gitu manusia sirik yang tak memiliki pasangan.....

2023-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!